Jaemin mengepalkan tangannya di bawah meja saat mendapati dirinya dan Winter kini tengah disidang oleh ibunya sendiri di ruang makan.
"Jadi jelaskan semua ini, Jaem. Semuanya. Mainan ini, dan juga gadis di sebelahmu."
Jaemin menyunggingkan sebuah senyuman di bibirnya. Kakinya di bawah meja yang saat ini gemetar sama sekali tak menjadi pusat perhatian ibunya.
Jelas sekali peralatan dewasa itu adalah ulah Winter, tetapi melihat sikap ibunya terhadap Winter, Jaemin dapat mengambil kesimpulan bahwa ibunya dan Winter belum bertemu sejauh ini. Ini berarti Jaemin hanya perlu memberikan sedikit bumbu pada penjelasannya.
"Jadi gini, Ma. Te-telinga kucing yang Mama pegang itu sebenernya buat Haechan."
"Haechan?"
Jaemin menutup matanya sebentar, meminta maaf dalam hati karena sudah membawa-bawa Haechan ke dalam masalahnya.
"Iya, Mama tau, Haechan baru beli kucing, tapi pas Jaemin tengokin kucing baru Haechan, kondisi kucingnya kasian banget, Ma." Jaemin berujar dengan nada melebih-lebihkan, berusaha mencari atensi ibunya, tetapi Nyonya keluarga Na itu hanya mengangkat alisnya.
"... Telinga sama buntutnya abis dimakan tikus, Ma. J-jadi Jaemin beliin bando kucing sama buntutnya juga biar kucingnya terhibur dan enggak ngenes-ngenes bangetlah. Tokonya bagus lho, Ma, Jaemin sampe dapet bonus kalung juga."
Ibu Jaemin sedikit mengempaskan bando telinga kucing di tangannya ke atas meja makan, "Kayak cerita Doraemon aja, ya. Telinganya dimakan tikus. Tikus jaman sekarang kelakuannya ada-ada aja."
Jaemin menghela napasnya saat mendengar perkataan ibunya.
"Terus borgol sama kalung ini buat apa Jaemin?"
"Hahh! Siapa bilang itu borgol, Ma? Itu kan ... itu tuh buat ngegantungin gendongan bayi, Ma. Talinya ditaruh di tiang penyangga, terus yang kaya kalung itu buat penyangga talinya biar gendongan bayinya bisa dimasukkin ke sana dan ngegantung. Masa gitu aja Mama gatau, sih? Hehehe..."
"Bayi?" Ibu Jaemin menggeleng, "Mama baru tau kalo ada yang begitu. Kamu buat apa beli barang beginian, Jaemin? Emangnya kamu udah mau ngasih Mama cucu? Kemarin-kemarin aja bilangnya kesetaraan anak atau apa gitu ke Mama, sekarang sok-sok-an ngomongin bayi."
"Hehehe, doain aja ya, Ma. Moga-moga Jaemin bisa ngasih cucu ke Mama secepatnya."
Jawaban Jaemin membuat Ibu Jaemin kini mengekspos satu kotak lainnya yang berisi beragam mainan aneh.
"Terus ini apa?" Ibu Jaemin mengambil bola yang seluruhnya memiliki duri dan memperlihatkannya kepada Jaemin.
"Itu kan buat anjingnya Jeno, Ma. Anjingnya Jeno giginya baru numbuh, lagi fase dimana anjingnya tuh suka ngegigit apa aja."
"Kalau ini?"
Wajah Jaemin memerah saat ibunya menunjukkan barang yang sama, tetapi bentuk barangnya sedikit berbeda, barang itu lebih panjang dengan satu ujungnya yang bengkok dengan ujung lainnya yang membentuk setengah lingkaran sebanyak dua biji.
Sekali lihat saja, orang-orang tahu benda itu menyerupai alat kelamin pria.
Sumpah deh Winter ini ngerjain Jaemin banget.
"Itu kado buat anaknya temen Jaemin. Kan istrinya baru lahiran."
"Temen mana?"
"T-temen SMA. Pokoknya Mama enggak kenal deh."
Ibu Jaemin kemudian menyingkirkan peralatan dewasa itu dari hadapannya. Tangannya kemudian menopang wajah untuk menatap Jaemin. Sikapnya itu seolah sedang menyelidiki kebenaran yang dikatakan Jaemin, membuat Jaemin keringat dingin karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY VERS.] - TAMAT
FanfictionApa menu santapan yang paling kalian suka? Menu No. 1 Thirsty: Sadistic Lover Winter adalah succubus yang ditendang dari dunia iblis karena sampai usia dewasa belum pernah berhubungan intim dengan manusia, dan Jaemin adalah pria yang terancam divoni...