36. Sang Monster

386 36 2
                                    

Aku adalah seorang penari dalam kegelapan
Aku akan bergerak dan mendatangi tempat tidurmu
Aku akan mencuri hatimu dan mengendalikannya.
Monster - Irene & Seulgi

***

"K-kau ..." Bola mata Winter membulat, menatap tak percaya ke arah orang yang saat ini berada di hadapannya. Seperti orang yang berbeda, orang itu bagai memiliki seribu kepribadian. Bagaimana bisa? Kehidupan sehari-harinya hanya terkurung dalam buku-buku, tetapi saat ini orang itu menelan seluruh kekacauan dengan ekspresi wajah yang dingin.

"Kenapa? Kau terkejut, Winter?" tanya orang itu, membuat Winter menatap tajam ke arah si empu suara.

"Bermimpi mesum tentang adik tiri sendiri, bagaimana rasanya, Winter?"

Na Jaemin ..., sialan.

***

Satu bulan sebelumnya,

"Winter, bisa taruh ponselmu, sekarang."

Itu bukan permintaan, melainkan perintah. Winter tahu itu. Saat ibunya menggunakan nada bicara seperti itu, Winter tidak lagi bisa membantah.

Winter kemudian menaruh ponselnya di atas meja restoran sesuai permintaan ibunya. Harapannya harus hancur sia-sia karena pertemuan keluarga yang diatur ibunya saat ini.

Pertemuan keluarga apanya, lebih tepatnya pertemuan ini adalah pertemuan yang diatur untuk memperkenalkan calon ayah tiri Winter kepada remaja perempuan itu.

Winter menghela napasnya, merasa jengkel dalam hati. Setelah hampir 30 menit menunggu, laki-laki yang akan menjadi suami kedua ibunya itu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.

Ibu Winter, Kim Taeyeon, memang seorang single parent. Setelah hampir 15 tahun merawat Winter seorang diri, akhirnya Taeyeon menjatuhkan pilihan pada seorang lelaki yang berusia sedikit lebih muda darinya. Baekhyun Na namanya.

Winter tidak menyalahkan pilihan sang ibu yang ingin menikah lagi sebab ibunya berhak bahagia dengan pilihannya. Akan tetapi, pertemuan ini akhirnya membuat janji kencan yang seharusnya dilakukan Winter hari ini tidak jadi terealisasi dan tentu saja hal itu membuat Winter kesal setengah mati, ditambah orang yang ditunggunya tak kunjung datang.

"Maaf kami terlambat, Sayang."

Suara laki-laki yang lembut menarik atensi Winter. Winter tahu laki-laki itu adalah calon ayah sambungnya. Lantas Winter berdiri dari tempatnya, hendak menyambut Baekhyun. Senyuman yang sudah sedari tadi Winter persiapkan untuk Baekhyun sontak hilang kala melihat Baekhyun tidak datang seorang diri.

Di sebelah Baekhyun berdiri seorang pemuda seusia Winter, yang sialnya juga memakai seragam sekolah yang sama dengan Winter. Winter tentu mengenal pemuda itu. Dia adalah teman sekelasnya.  Dan, dari sekian banyaknya murid di sekolahnya, kenapa harus dia?

Sementara itu, Taeyeon yang melihat Winter terdiam pun menyikut Winter, berusaha menyadarkan anaknya itu. Taeyeon berbisik, sedikit mendesis, "Apa yang sedang kau lakukan, Winter? Beri salam pada calon ayahmu."

Suara Taeyeon menyadarkan Winter dari lamunannya. Ia kemudian memaksakan senyuman terbit di bibirnya, "Halo, Ayah Baekhyun."

Baekhyun tampak malu-malu saat dipanggil ayah oleh Winter. "Hai, Winter. Seperti kata Mamamu, kau sangat cantik. Aku sudah banyak mendengar hal tentangmu dari Mamamu."

Winter tersenyum, bola matanya kemudian mengarah ke pemuda yang berdiri di sebelah Baekhyun. Baekhyun yang menyadari arah tatapan Winter pun merangkul Jaemin, anaknya.

"Ya ampun, bukankah ini Jaemin?" Taeyeon lah orang yang pertama menyapa Jaemin. Jaemin hanya mengangguk, kemudian menundukkan kepalanya, sesekali membetulkan letak kacamata yang bertengger di hidungnya.

"Jaemin, beri salam pada keluarga barumu."

"Halo, Bunda Taeyeon dan juga ..., Winter."

Winter hampir mendengus saat mendengar sapaan Jaemin yang ditujukan untuknya.

Taeyeon tertawa kecil melihat tingkah Jaemin, "Ya ampun, imut sekali. Sepertinya Jaemin orangnya pemalu sekali. Tidak apa-apa, Jaemin. Bunda harap Jaemin bisa nyaman dengan Bunda dan Winter sebagai keluarga barumu. Bukankah kau juga setuju, Winter?"

Winter terdiam.

Melihat reaksi Winter yang terdiam, Taeyeon tertawa kecil, "Maaf hari ini Winter sepertinya lebih pendiam dari biasanya. Biasanya Winter tidak seperti ini."

"Tidak apa-apa, Sayang. Winter pasti terkejut dengan pertemuan ini," tukas Baekhyun diiringi senyum manis.

"Ah, tidak mungkin." Jawab Taeyeon, kemudian kembali berbicara, "Winter, bukankah Mama pernah cerita kalau anak Ayah Baekhyun itu satu sekolah denganmu? Dia adalah Jaemin, kau pasti mengenalnya."

Iya, aku sangat mengenalnya, Ma. Sangat-sangat mengenalnya.

Mata Winter sama sekali tidak lepas dari Jaemin. Sorot kebencian tersembunyi samar dari tatapan Winter. Tak lama, senyum manis terbit di kedua bibir Winter, "Tentu saja aku ingat, Ma."

***

📌 Cerita ini akan diup kalau sudah mencapai target 100 votes
Jadi, semangat ...

DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY VERS.] - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang