Bab 34: Perasaan Jaemin (2)

192 28 2
                                    

Jaemin menghela napasnya setelah ia menyelesaikan satu pekerjaannya. Jaemin pun kemudian memutuskan untuk merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku sebentar di atas kursi kerjanya.

Gerakan Jaemin itu terhenti tatkala dia menemukan sebuah notifikasi pesan yang masuk ke dalam layar komputer kerjanya. Kebetulan memang komputer kerja dan ponselnya terhubung satu sama lain.

Dari sana, Jaemin menemukan siapa pengirimnya. Siapa lagi kalau bukan Jeno. Sedari tadi malam hingga pagi ini, Jeno sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan menyerah untuk membujuk Jaemin bertemu dengannya.

Lee Jeno
Jaemin?
Gimana? Bisa?

Setelah melihat deretan pesan yang dikirimkan Jeno padanya, Jaemin akhirnya membuat keputusan. Ya sekali ini saja. Ini akan menjadi pertemuan terakhirnya dengan Jeno. Setelah ini, Jaemin tidak ingin berhubungan lagi dengan Jeno.

Jaemin lantas mengembuskan napasnya untuk mengosongkan rasa sesak yang mengurung dadanya. Jari-jemarinya dengan lincah memberikan balasan pada Jeno.

Na Jaemin
di bar biasa, jam 7
telat dikit, gua langsung pergi

Lee Jeno
Thanks, Jaem.
Gua bakal on time kok, tenang aja
See you there, Na Jaemin.

Setelah melihat balasan Jeno, Jaemin menutup obrolan mereka tanpa memberikan jawaban apapun pada Jeno. Ia kemudian bersiap melanjutkan kembali pekerjaannya yang tersisa kalau saja Jihan tidak memanggil namanya.

"Jaemin, ditunggu Sera di bawah. Istri lu dateng bawa makanan katanya."

Mendengar perkataan Jihan, semangat Jaemin yang tadi loyo pun naik seketika. Matanya yang terasa berat pun ikut segar saat kata istri diucapkan. Istri? Itu berarti Winter datang ke sini! Senyum pun terbit di bibir Jaemin.

"Oke, gua ke bawah bentar." Dengan sumringah, Jaemin meninggalkan meja kerjanya, membuat teman-teman satu divisinya menatap heran saat melihat tingkahnya.

"Dasar si bucin," ujar Daniel, meledek Jaemin yang perlahan menjauh.

Bucin memang menjadi julukan Jaemin di kantor saat ini setelah deklarasi yang dilakukan Jaemin di kantin kemarin. Banyak orang yang meledek Jaemin dengan julukan bucin, tetapi dengan julukan itu juga Jaemin dapat membina kembali hubungan dengan teman-teman kantornya.

Ditambah, banyak gadis juga yang perlahan mundur setelah tahu status Jaemin yang sudah menikah. Salah satunya adalah Jihan yang menjadi teman satu divisi Jaemin. Sepertinya Jihan memang memegang prinsipnya untuk tidak menyentuh pria yang sudah berkeluarga.

Pada akhirnya Jaemin sangat senang dengan julukan bucin itu, karena julukan itu membawa banyak keuntungan untuknya.

Tidak buruk juga menjadi seorang bucin.

***

Setelah pintu lift kantor terbuka, Jaemin lantas berjalan dengan gerakan cepat, ia menuju meja resepsionis yang terletak di lantai 1.

Tak jauh dari tempatnya saat ini, Jaemin dapat melihat Sera yang berdiri dengan kotak bekal di atas mejanya. Itu pasti makanan yang dibawa Winter, dugaan itu pun sontak membuat semangat dalam dada Jaemin semakin terbakar.

Jaemin sudah tidak sabar mencicipi masakan buatan Winter.

"Sera," panggil Jaemin.

Mendengar suara Jaemin, Sera menoleh, "Pak Jaemin."

DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY VERS.] - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang