Setelah puas berpelukan, Jaemin kemudian membawa Winter untuk duduk di atas satu sofa yang sama dengannya. Jaemin tampak tak berniat melepaskan genggaman tangannya pada Winter, seakan memastikan bahwa Winter masih bersamanya dan tidak pergi kemana-mana.
Jaemin tersenyum sebentar saat melihat Winter yang duduk berhadapan dengannya. Jaemin sama sekali tak menyembunyikan perasaan senang yang menyelimuti hatinya saat menemukan Winter kembali. Jaemin bahkan berpikir dirinya nyaris gila kalau ia tidak bisa menemukan keberadaan Winter.
"J-Jaemin ..." Winter memanggil Jaemin, menyadarkan Jaemin dari lamunannya.
Jaemin kemudian mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha menghalau air mata agar tak jauh dari pelupuk mata.
"Maaf. Maafin gua, Winter ..." Adalah kalimat pembuka yang datang dari Jaemin. Winter tak percaya dengan apa yang terjadi padanya saat ini. Bukankah harusnya Winter yang minta maaf karena marah pada Jaemin tiba-tiba?
Jaemin kemudian mengeratkan genggaman tangannya, "Maaf karena gua enggak banyak jujur atau cerita ke lu."
"Jaemin ..."
Jaemin tersenyum saat Winter memanggilnya. Sorot mata gadis itu penuh rasa penyesalan, sama sepertinya, membuat Jaemin menggelengkan kepalanya karena tahu Winter merasa bersalah kepadanya.
"Ini semua salah gua, Winter. Lu marah sama gua itu wajar. Gua yang enggak cerita semuanya ke lu."
"Soal gua impoten, maaf, harusnya gua langsung jawab saat lu nanya, bahkan lu harusnya emang udah tau sebelum kita nikah. Gua enggak tau apa gua impoten atau enggak sebenarnya. Emang sebelum ketemu lu, gua enggak bisa bereaksi sama siapapun. Gua pikir gua impoten saat itu."
Winter merasa gugup saat mendengar penjelasan Jaemin, "Sebelum ketemu aku?"
Jaemin mengangguk, "Ya, tapi semuanya berubah saat gua ketemu lu. Gua juga enggak tau kenapa gua bisa berdiri saat sama lu. Gua juga bingung," Jaemin menyisipkan tawa kecil.
"Aneh, kan?"
"..." Winter terdiam.
"Awalnya gua enggak mau percaya, apalagi kata-kata lu juga aneh. Tapi, semakin gua pikir-pikir mungkin gua bereaksi karena lu juga bukan seorang manusia biasa, lu succubus."
"Jadi, gua pikir enggak masalah kalau misalkan rahasia tentang gua yang enggak bisa bereaksi ke siapa-siapa itu tetep gua keep sendiri, karena selain gua masih bisa berdiri asal sama lu, gua juga sebenernya malu. Malu kalo orang-orang tau masalah pribadi gua. Ngebayangin cowok dewasa enggak bisa berdiri, orang-orang pasti mikir gua bermasalah, mungkin juga kebanyakan dari mereka bakal ilfeel sama gua. Mereka mungkin juga enggak segan-segan bikin asumsi yang enggak-enggak tentang gua." Jaemin berusaha tersenyum saat menceritakan alasannya tutup mulut mengenai masalahnya. "Ini semua salah gua karena ambil keputusan sendiri, Winter. Gua minta maaf."
"Jaemin, maaf. Aku---"
"Gua udah bilang lu enggak usah minta maaf ke gua, Winter. Dari lu, gua belajar banyak hal. Sama lu, gua jadi tau ada hal yang enggak boleh gua keep sendiri dan ambil keputusan sendiri. Apapun yang terjadi, gua harus tetep berbagi sama lu."
"Dari kejadian ini, gua nyesel, Winter. Gua nyesel banget."
"Soal Jeno, gua enggak ada apa-apa sama dia. Lu harus percaya gua, Winter. Gua sama dia, kita emang temen. Gua banyak cerita hal ke dia, karena dia yang paling klop sama gua. Gua rasa dia ngerti apa masalah gua."
"Termasuk masalah impoten?"
Jaemin tampak bingung saat mendengar pertanyaan Winter, "Dia nyatain rasa suka ke gua itu bener, Winter, tapi gua cerita masalah itu ke dia, gua enggak pernah ngelakuin itu. Gua aja kaget denger ini dari lu. Lu tau gua impoten dari dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY VERS.] - TAMAT
FanfictionApa menu santapan yang paling kalian suka? Menu No. 1 Thirsty: Sadistic Lover Winter adalah succubus yang ditendang dari dunia iblis karena sampai usia dewasa belum pernah berhubungan intim dengan manusia, dan Jaemin adalah pria yang terancam divoni...