Saat istirahat makan siang, Jaemin mati-matian mencari celah untuk kabur dari incaran staf perempuan yang sedari tadi mengejarnya.
Kabar mengenai dirinya sebagai anak baru sudah menyebar di mana-mana, banyak perempuan muda yang mencoba mendekatinya, membuat Jaemin merasa risih dan akhirnya memilih bersembunyi.
Rooftop menjadi pilihan Jaemin bersembunyi kala itu. Jaemin mendengar tak banyak karyawan yang menggunakan rooftop pada jam istirahat.
Setelah lengkap membawa makan siangnya, Jaemin tadinya ingin langsung membuka pintu yang menghubungkan tangga terakhir dengan rooftop, namun suara embusan napas menahan langkahnya.
Ada orang juga, ya. Pikir Jaemin.
Jaemin tadinya ingin menyapa orang yang juga tengah beristirahat di rooftop, tetapi obrolan yang terbuka di antara mereka menghentikan niatan Jaemin.
"Si Jaemin itu kelebihannya apa, sih? Banyak banget yang demen sama dia. Mia, Rita, Jihan, terus siapa lagi tuh dari divisi finance. Semuanya ngejar-ngejar dia, kayak dia paling yang cakep aja. Heran deh sama selera cewek-cewek zaman sekarang. Butut amat."
Mendengar namanya disebut, Jaemin memilih untuk mendengar percakapan tersebut.
"Lu kenal sama dia, kan, Son? Dia satu divisi sama lu, bukan?"
Son, Jaemin tentu tahu siapa yang dimaksud oleh orang itu. Jason, anggota yang satu divisi dengannya.
"Hahh ... capek banget gua ngehadepin dia. Salah mulu hari ini. Gua yakin kalo gua enggak ngeliatin kerjaannya tiap jam pasti enggak bakal ada yang bener. Gua juga heran apa sih yang diliat dari cowok cantik model begitu. Jelas-jelas masih ada kita yang jomblo keren begini."
Dan benar saja orang yang berbicara itu adalah Jason, sebab Jaemin mengenali suaranya.
"Babik, hahaha ..." balas lawan bicara Jason yang tidak dikenal oleh Jaemin.
"Yah, gimana ya, kalo diliat-liat, Jaemin itu enggak ada apa-apanya. Dia aja baru kerja setelah dua tahun lulus. Ngapain aja coba itu anak? Pantes aja kerjaannya enggak ada yang bener."
"Hah? Serius lu? Dia nganggur dua tahun?"
"Kayaknya sih," jawab Jason, "Mungkin aja anak orang kaya makanya bisa nganggur selama itu. Kita mah boro-boro, ya kan bro? Orang-orang kayak kita harus berjuang demi sesuap nasi."
"Kayak bener aja omongan lu, Son." Lawan bicaranya membalas, "Tapi ada benernya juga sih."
"Bener dong," jawab Jason penuh percaya diri. "Lagian, lu tau kan Ketua Park? Ketua Park itu galaknya bukan main sama anak baru, apalagi sama kita-kita. Tapi, sumpah tadi pagi enggak ada tuh gurat-gurat serem di wajah Ketua Park. Malah mesem-mesem sendiri ngeliat Jaemin. Gua yakin kalo Ketua Park disuruh ngejilat ujung sepatunya Jaemin, Ketua Park bakal mau deh."
"Parah lu, Son," lawan bicara Jason memberikan respon, "Kalo bener anak orang kaya sih paling juga bawaan orang dalem. Bisa jadi Ketua Park tuh."
Jason tertawa kering saat mendengar dugaan teman bicaranya, "Enggak yakin sih, lebih yakin kalo dia itu cowok simpenannya Ketua Park."
Mendengar ucapan Jason yang terselip ledekan kepadanya, Jaemin tidak bisa lagi menyembunyikan diri.
Bruk~
Jaemin mendorong keras pintu masuk menuju rooftop, membuat kini seluruh atensi tertuju padanya.
Dalam hitungan detik, Jaemin lantas melemparkan bekal makan siangnya ke wajah Jason yang masih terdiam, memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY VERS.] - TAMAT
FanficApa menu santapan yang paling kalian suka? Menu No. 1 Thirsty: Sadistic Lover Winter adalah succubus yang ditendang dari dunia iblis karena sampai usia dewasa belum pernah berhubungan intim dengan manusia, dan Jaemin adalah pria yang terancam divoni...