Ayana membulatkan matanya dengan sempurna begitu ia melihat wajah seseorang yang menarik nya tiba-tiba. Ia hendak saja berteriak karena kaget jika cowok yang tak lain adalah langit itu membekap mulutnya.
Ayana menarik kasar tangan Langit agar menyingkir dari mulutnya dan menatap sekitaran dengan panik. Bagaimana jika Aull melihat nya!
Tidak boleh!
Dengan kasar cewek itu membuka pintu mobil milik cowok itu dan menghempaskan tubuh langit dengan kasar dan bodohnya lagi langit hanya menurut saja. Dengan cepat Ayana berlari memutari mobil dan masuk di bangku penumpang.
"Lo ngapain di sini! Jemput Aull? Bentar gue panggilin dulu." Ayana hendak keluar namun tangan kekar milik Langit menahan gerakan nya.
"Siapa bilang jemput Aull? Orang mau jemput kamu." Langit berucap dengan lembut membuat Ayana menjadi ngeri sendiri.
"Gue ga minta di jemput Langit!" Gadis itu memberi penekanan di setiap katanya, "Bentar! Gue panggilin Aull." Ucapnya lagi namun kembali Langit menahan nya.
"Udah, diam di sini. Aku maunya kamu, bukan Aull." Ujarnya pelan yang berhasil membuat Ayana bungkam hingga pandangan gadis itu menyorot sosok Aull yang tengah berjalan dari arah gerbang sambil tertawa lepas bersama Xander dan Jeff.
"Nunduk!" Gadis itu berbisik menarik paksa tubuh Langit agar ikut menunduk menyembunyikan tubuh mereka. Ayana panik! Ia takut Aull melihat nya berada di mobil yang sama dengan Langit, padahal aslinya ia tidak ada hubungan apa-apa dengan langit tapi mengapa ia Se takut itu hingga keringat sedikit memenuhi kening nya.
"Lo takut?" Langit bersuara lirih, sejak tadi ia terus memperhatikan wajah panik gadis itu dalam jarak yang sedekat itu, ia bahkan bisa merasakan hembusan nafas gadis itu yang tidak teratur.
Ayana tersadar dan langsung memekik kaget begitu sadar wajah mereka sedekat itu, hanya 1cm lagi agar hidung mereka bersentuhan. "Lo modus ya!!" Ayana berteriak nyaring namun langsung membekap mulutnya sendiri dan dengan panik menatap sekitar dan akhirnya bernafas lega begitu melihat Aull sudah lewat. Sepertinya Langit tidak pernah menggunakan mobil ini saat bertemu dengan Aull, makanya aull tidak sadar kalau ada Langit di sini.
Berlahan rasa tidak enak mulai menjalar di hati gadis itu, masih terbayang wajah lesu Aull saat menceritakan tentang langit yang berubah. Ya, Ayana tidak salah, ia hanya takut Aull salah paham. Iya! Iya hanya takut. Itu saja.
"Udah!" Ayana bergerak hendak membuka pintu mobil namun lagi langit menahan nya.
"Mau ngapain?"
"Turun lah."
"Gada yang bisa naik dan turun sesukanya tanpa izin gue." Tekan Langit santai.
Ayana acuh dan kembali meraih gagang pintu namun sialnya ter kunci. "Bukain!"
"Ha?" Langit melongo, mendengar nada merajuk dari gadis itu membuatnya tidak fokus dan malah memikirkan hal lain.
"Bukainnm langit!"
Langit malah terdiam, kenapa kalimat itu terdengar ambigu?
"LANGIT BUKAIN!"
Mendengar teriakan itu, langit menjadi kelabakan dan dengan cepat tangan nya bergerak hendak menyentuh seragam gadis itu, hampir saja sebelum sebuah geplakan kasar melayang mengenai tangan nya.
"Awsssh." Langit meringis, kenapa tenaga gadis itu begitu kuat? Apa salahnya?
Wajah Ayana memerah, tangan nya menyilang memeluk tubuhnya. "LO MAU NGAPAIN BEGO!!!" Teriaknya penuh kekesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
END OF SEVENTEEN.
Romance⚠️SAMPUL DAN JUDUL MASIH SEMENTARA, SIMPAN CERITA AGAR MUDAH DI TEMUKAN. Bagaimana jika orang yang bertahun-tahun mencintaimu segenap jiwa nya juga orang yang menjadi sumber kebahagiaanmu ternyata adalah orang yang memberi akhir tragis pada hidup mu...