Suara yang begitu memekikkan memenuhi area jalan kosong pada malam yang sunyi itu, di susul suara pecahan dan seretan nyaring yang beradu dengan aspal menambah kesan mengerikan yang tiba-tiba terasa.
gadis cantik itu perlahan membuka matanya dengan nafas yang kembali memburu. Tangan nya yang tadi menghalau cahaya yang menusuk matanya berlahan-lahan ia turunkan hingga membuat pandangan nya tertuju pada jalan gelap yang kosong sama seperti sebelum nya. Ia tidak tertabrak? Tapi suara itu?
Tersadar dari keterkejutan nya Ayana sontak menoleh ke sekeliling dengan panik, matanya kembali membulat sempurna begitu melihat seseorang pria terkapar di aspal dengan motor yang tergeletak hancur jauh di depan sana.
Tubuh Ayana terhenyak kebelakang, ia mencoba menetralkan perasaan takut dan terkejut nya lalu dengan langkah yang kaku ia berjalan mendekati orang yang masih tidak bergerak itu dan dengan pelan berjongkok di samping nya.
Ayana nampak berdesis ngeri melihat helm orang itu terlihat retak di bagian depan hingga menampakkan sebagian wajah orang itu, mata gadis itu menyipit begitu merasa familier dengan wajah itu, dengan cepat ia menarik lepas helm itu hingga menampakkan wajah seorang pria dengan kening yang mengeluarkan darah. Namun bukan itu yang membuat tubuh Ayana merosot hingga terduduk di aspal, melainkan karena ia mengenali orang itu.
Sebuah suara motor yang melaju kencang kembali terdengar membuat Ayana kembali menahan nafas, ia berbalik mendapati sebuah motor melaju ke arah nya namun berbeda dengan tadi, motor itu terlihat melambat begitu sudah berada dekat dengan nya. Siapa lagi ini!
Mendengar suara motor yang berhenti dengan tergesa-gesa membuat Ayana hanya menunduk pasrah sambil memijat kening nya yang terasa pusing.
"LANGIT!!!"
Suara yang berasal dari pengendara motor yang baru tiba itu terdengar panik dan langsung turun dari motornya menuju Ayana dan pria yang terkapar itu.
Terlihat cowok berjongkok dengan panik mengguncang tubuh orang yang di sebut langit itu.
Merasa yang di lakukan nya hanya sia-sia, cowok dengan helm hitam yang masih terpasang di kepalanya menoleh ke arah Ayana yang masih memijit pelipis nya.
"Langit kenapa!!!" Sentak nya namun Ayana masih saja menunduk.
"Lo ga lihat dia kenapa?" Gumam Ayana, tatapan gadis itu terangkat menyorot cowok itu dengan sorot yang sulit di artikan.
Sejenak cowok itu terpaku menatap sosok Ayana yang sialnya terlihat menawan dalam keadaan kacau sekalipun, namun ia menyangkal Fikiran nya. Menurutnya keadaan Langit lebih patut di khawatirkan. "Gue Nanya serius!! Di sini cuma ada lo!" Geram cowok itu menatap Ayana nyalang.
Ayana berdecak malas, "Tanyain aja sama teman lo itu kalau udah sadar nanti. Gue cuma berdiri doang ga ngapa-ngapain tiba-tiba dia nge balap dan tiba-tiba aja jatuh kayak gini." Jelas Ayana yang membuat cowok itu menghela nafas kasar, menurutnya percuma saja meminta penjelasan pada gadis ini.
Dengan tergesa-gesa cowok itu merongoh saku jaket kulit nya dan mengeluarkan ponselnya menelfon seseorang.
Di saat cowok itu sibuk menelfon, Ayana malah menatap nanar pada cowok yang penuh darah itu, Aull sepertinya lo harus cari cowok lain. Cowok lo sekarat. Ayana menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin akan nasib sahabat nya yang akan di tinggal mati sebentar lagi.
***
Suara beberapa langkah kaki memenuhi lorong koridor, terlihat tiga cowok datang dengan pakaian yang tidak jauh beda dengan cowok yang tengah terduduk di salah satu kursi tunggu.
"Lucas!!" Orang yang di sebut Lucas itu menoleh menatap ketiga teman nya yang berjalan santai mengarah ke arah nya. Ni orang bos nya sekarat malah nyantai banget dah!

KAMU SEDANG MEMBACA
END OF SEVENTEEN.
Romance⚠️SAMPUL DAN JUDUL MASIH SEMENTARA, SIMPAN CERITA AGAR MUDAH DI TEMUKAN. Bagaimana jika orang yang bertahun-tahun mencintaimu segenap jiwa nya juga orang yang menjadi sumber kebahagiaanmu ternyata adalah orang yang memberi akhir tragis pada hidup mu...