Day 1

2 1 0
                                    

"NYALI LO TINGGI JUGA YAH SAMPAI BERANI LEWAT DI DEPAN GUE?" Suara bentakan seorang gadis dengan seragam ketat yang melekat di tubuh ramping nya menggelegar memenuhi koridor pagi itu hingga berhasil membuat banyak siswa yang tengah sibuk dengan urusan masing-masing malah menoleh merasa penasaran dengan apa yang terjadi.

Si lampir menor berulah lagi, sekiranya itulah yang di fikirkan sejumlah siswa-siswi yang berada di sana.

Terlihat gadis itu menggeram marah memelototi seorang gadis lain yang penampilan nya jauh berbeda dengan penampilan miliknya.

"Aku kan cuma lewat." Bela gadis itu sambil sedikit menunduk takut memeluk erat buku yang di bawa nya. Ia bukan hanya takut, melainkan juga malu karena kini menjadi sorotan banyak siswa lain.

Tatapan gadis berwajah menor itu menajam mendengar pembelaan gadis itu, ia melangkah maju dengan angkuh, "BERANI LO?" Bentak nya, alhasil gadis yang tengah mendunduk itu sedikit memundurkan tubuh nya.

"GUE TANYAA!! BERANI LO SAMA GUE?" bentak nya lagi hingga gadis Malang itu sontak menggeleng pelan sambil semakin menunduk,

"Ma-maaf." Cicit gadis itu takut, sepertinya ini hari paling sialnya. sebenarnya ia tidak sepenuhnya takut, hanya saja ia tidak ingin impian nya untuk hidup tenang buyar kerena berurusan dengan orang nya yang memang terkenal suka membuly.

Gadis menor itu melipat tangan nya di dada, ia tersenyum angkuh, memang nya siapa yang berani ngelawan gue? "KALAU GITU SUJUT SAMBIL MIN-..."

"Minggir!"

Ucapan gadis itu terpotong begitu seorang gadis lain datang dan menyenggol gadis menor yang ia rasa menghalangi jalan nya itu, karena benar saja, gadis itu memulai keributan tepat di tengah koridor dimana koridor itu sudah di penuhi orang-orang yang menyaksikan keributan tidak berfaedah itu. Ia berlalu begitu saja menghiraukan tatapan terkejut yang di tunjukan para siswa yang melihatnya terutama si gadis menor yang menghentakkan kaki nya begitu tersadar dengan apa yang gadis itu lakukan.

Poor!

Nyali yang patut di ancungi jempol!

"WEY! LO!!" Gadis menor itu berteriak nyaring menunjuk gadis yang tadi seenaknya memerintahkan nya untuk minggir serta dengan santai berjalan di tengah-tengah dirinya dan gadis yang tadi di marahi nya. Ia semakin menganga begitu gadis itu masih saja berjalan dengan santai dan tak memperdulikan teriakannya. Berani juga.

Dengan kesal gadis itu berjalan cepat menarik satu lengan gadis yang tengah berjalan itu dengan kasar hingga menghadap diri nya. "Lo Bener-bener yah!!!" Geram nya mulai terpancing emosi, pasal nya di sekolah ini tidak ada yang berani bertingkah seenaknya padanya.

Para siswa yang memperhatikan mereka membulatkan matanya begitu melihat gadis yang di hentikan terpaksa itu terlihat menghempaskan tangan gadis menor itu seolah tidak ingin di sentuh. Benar-benar tontonan yang langka. Guys? Ada yang mau beli popcorn?

"Beli nyali dimana lo sampai berani nyelonong gitu aja di depan gue?" Tanyanya sambil berdecak pinggang.

Satu alis gadis itu terangkat, "Kenapa? Lo mau beli? Jangan, lo ga bakalan sanggup." Ucap nya santai dengan nada yang sedikit mengejek, ia hendak kembali berjalan namun terhenti begitu tangan nya kembali di tahan, merepotkan! lagi-lagi dengan malas ia menarik lengan nya dari genggaman tangan gadis itu.

"Lo murit baru ya kok Songong banget? Gatau gue siapa?" Ia berkata sinis merasa tidak terima mendengar ucapan gadis itu yang terdengar seperti merendahkan nya secara tidak langsung.

END OF SEVENTEEN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang