Di perjalanan menuju kantin, Ayana tidak henti-henti nya menjadi objek menarik bagi siswa-siswa lain, tidak jarang ada yang menyapa nya dan lumayan banyak dari mereka yang ia kenali. Di tambah para siswa cowok yang menggoda nya terang-terangan, namun untung saja ada Aull yang menjadi temeng untuk dirinya.
"Lo harus tahan mental yah, lagian sih lo terlalu cantik, makanya narik perhatian mereka." Ucap Aull begitu selesai memelototi teman-teman nya yang menggoda Ayana. Dapat Ayana simpulkan kalau Aull memiliki banyak teman di sekolah ini.
"Biasa ajak kok, mungkin aja karena mereka kenal sama gue." Gumam Ayana acuh. Sungguh! Ia tidak peduli!
"Tapi beneran! Lo yang dulu beda nya parah banget."
Ayana hendak menjawab namun sebuah suara membuat nya menoleh ke belakang, begitupun dengan Aull.
"Riky? Ngapain lo?" Tanya Aull.
"Gapapa," ucap Riky, ia melangkah mendekat ke arah Ayana yang terlihat terdiam menatap nya. "Ana udah makan?" Tanya nya pada Ayana di sertai senyuman khas yang sudah mulai memudar di ingatan gadis itu.
Tersadar dari lamunan nya, Ayana menggeleng, "Baru mau ke kantin." Jawab nya, nada suaranya kembali datar.
Riky mengangguk pelan, "Kalau begitu jangan lupa makan. Dan selamat datang kembali." Ucap nya mengusap pelan rambut Ayana dan berlalu pergi begitu saja meninggalkan Ayana yang terdiam menatap datar punggung Riky yang menjauh.
Aull berdehem dan meraih tangan Ayana mengajak nya untuk kembali berjalan, "Gue udah dengar kalau Riky mantan lo pas SMP sebelum lo pindah." Jelas nya.
Ayana mengangguk pelan, "Dan gue juga udah dengar kalau lo dan dia belum lama putus."
Aull terdiam lalu terkekeh pelan, "Tapi kami putus baik-baik kok, sekarang malah kayak bestie. Gue lebih nyaman kayak gitu." Jelas nya dengan senyum yang menghiasi wajah nya, "Jadi kapan terakhir kali kalian ketemu?"
Ayana nampak terdiam, "3 tahun yang lalu."
"Jadi tadi pertemuan pertama kalian setelah 3 tahun?" Ayana mengangguk mengiyakan.
"Sepertinya begitu." jawab nya sambil menatap punggung Rey yang berangsur menjauh.
***
Entah sudah berapa kali gadis dengan rambut sebahu gradian purple dan grey itu menghela nafas, bagaimana tidak? Ia baru saja sampai di rumah nya dan memegang ponsel nya namun lihat saja, puluhan nomor baru sudah memenuhi Room WA nya. Padahal seingat nya ia tidak pernah memberi nomornya kepada siswa-siswa di sekolah baru nya, yah terkecuali pada Aull karena nomornya akan di masukan ke grub kelas. Dan tentu saja tidak mungkin Aull yang menyebar nomor nya.
Lagi-lagi Ayana menghela nafas, pasti teman lama nya yang kebetulan memiliki kontak nya. Gadis yang tengah berbaring di atas ranjang King sise nya itu hendak melempar ponsel nya kesamping, namun terhenti begitu mendengar notif yang amat ia kenali nya.
Dengan perasaan yang tiba-tiba kacau, Ayana membuka notif WA yang paling ia hindari. Ia memejamkan matanya begitu membaca sederet kalimat yang menyesakkan dadanya.
Sebuah kata Rindu yang tertulis di layar ponsel nya membuat Ayana meremas dadanya yang terasa ngilu. "Lo pasti bisa Ayana! Lupain dia, ayo! Dia ga pantas buat lo." Gumam nya menyemangati diri sendiri. Ia melempar ponsel nya asal namun sebelum itu ia menyempatkan mengganti suara notif itu menjadi yg biasa saja baru setelah itu ia melangkah menuju kamar mandi guna menyegarkan tubuh nya yang terasa lumayan lelah menghadapi siswa-siswa di sekolah baru nya.
Jam menunjukan pukul 7 malam, Ayana berjalan santai menuju gerbang rumah nya dimana sudah terlihat seorang pria yang menunggu nya dengan sebuah motor di samping nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
END OF SEVENTEEN.
Romansa⚠️SAMPUL DAN JUDUL MASIH SEMENTARA, SIMPAN CERITA AGAR MUDAH DI TEMUKAN. Bagaimana jika orang yang bertahun-tahun mencintaimu segenap jiwa nya juga orang yang menjadi sumber kebahagiaanmu ternyata adalah orang yang memberi akhir tragis pada hidup mu...