PROLOG

1.5K 45 0
                                    

Sudah siap untuk berlayar lagi?

Sudah siap untuk merasa lagi?

Sudah siap pada sebuah takdir yang mengejutkan lagi?

Beranjak dari duduknya, sudah sekian kali apa yang membuat laki-laki itu pernah jatuh sedalam-dalamnya, apa yang pernah melukainya begitu dalam. Membuatnya rapuh, runtuh, juga mungkin tak tersentuh.

Jadi, sekarang sudah cukup lama ya untuk mengingatnya?

Dahulu sekali saat mulai membuka matanya untuk dunia, dahulu sekali saat rasa takut itu begitu kuat memeluknya sampai tak tahu bagaimana caranya untuk melepas ikatan tali. Sedangkan, masih banyak sekali sesuatu yang harus ia hadapi, sesuatu yang harus ia jalani, sesuatu yang harus ia lawan atau setidaknya, jangan pernah mengurung apa yang tidak akan pernah berhasil.

Jika saat itu tak punya keberanian, jika saat itu tak punya nyali untuk menaruh percaya meski awalnya merasa ragu. Ia pernah ada pada masa sulit untuk menjadi dirinya sendiri, menjadi pemberontak, keras, kasar dan jadi yang paling besar di antara yang lain.

Jika menyesali selamanya tentang pertemuannya dengan perempuan itu, jika awalnya tidak timbul rasa benci, mungkin ia tak akan tahu seberapa banyak yang sudah dilalui, seberapa persen kesabaran, seberapa besar rasa sakit dan takut. Lalu jika tak pernah menjadi egois, mungkin juga tak akan ada kisah yang begitu panjang untuk diceritakan.

Seperti ... sebuah kebencian yang perlahan berubah menjadi rasa nyaman. Sebuah sayang yang membuatnya ketakutannya perlahan menghilang lenyap. Tahu seberuntung apa, tahu rasanya berjuang, tahu rasanya perih dan menderita sebelum bahagia.

Mungkin, akan banyak hal yang ia ceritakan suatu saat nanti. Untuk wanita hebat yang pernah melahirkannya, dan untuk pria yang pernah berjuang bersama-sama meskipun tertulis dengan suratan yang berbeda. Untuk perumpamaan singkat sebuah syukur meskipun banyak sekali yang memukulnya, menamparnya keras. Pernah membuatnya terjebak sisi pekat yang gelap tak terbanding.

Suatu saat, kamu mungkin akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Tapi sebuah kepercayaan, jika kamu menggenggamnya begitu erat. Berjanjilah untuk tetap bertahan dan jadi kuat.

Dari sebuah luka Hades belajar, jangan pernah berani memulai jika merasa takut, jangan pernah berani menggebrak saat merasa jika terlalu pengecut untuk menghadapinya.

------

"Sini!" Tangan yang rasanya tidak lagi memperlakukannya dengan cara kasar, membuat kakinya dengan senang terayun mengikuti jejak kakinya. Membawanya menatap mata laki-laki itu yang rasanya tidak pernah seteduh ini, semenyenangkan saat sudut bibirnya tertarik lebar. Tidak pernah begitu lebar saat dulu mengenalnya. Mengenal laki-laki itu sebagai sosok yang pernah membuatnya hampir menyerah, membuatnya putus asa dan begitu luka. Pandangan mata Gabriella mengikuti telunjuk Hades yang menunjuk sebuah ruang terbuka yang kosong tanpa apapun. "Di sana ada Mama," lanjutnya.

Gabriella mengedarkan pandangannya walau tetap tidak mungkin untuk menemukannya. "Halusinasi lagi?"

Hades menggeleng, ekpresinya tetap ceria saat menatap Gabriella. "Kenyataan, yang bakal terkabul sebentar lagi," jawabnya.

Gabriella mengangguk, untuknya ia hadir hari ini sebagai pendengar. Menjadi tugasnya untuk memberi bahagia, setidaknya tak membuat semua senyum yang dimiliki laki-laki itu pudar.

"Dia bilang gadisnya Hades ini cantik," bisik Hades membuat Gabriella tersenyum. "Dia juga bilang, kalau dia senang lihat Hades bahagia sama orang yang tepat."

"Orang yang tepat?" Rasanya terlalu sulit untuk percaya jika benar Hades yang mengatakannya. Dia orang yang sama dengan orang berwatak galak dengan wajah tegas saat itu, dia masih orang yang sama dengan orang yang pernah membuatnya terpuruk begitu besar, ia masih orang yang sama dengan orang yang pernah memberinya luka dengan begitu kasar. Menjadikannya merasa harus tentang tatapan yang begitu dalam untuk laki-laki itu.

"Memangnya apalagi? Wanita yang melahirkan gue itu, gak mungkin salah mencari perempuan untuk putranya."

Hades menggerakan kepalanya lagi ke arah yang selalu menariknya untuk tersenyum. Meski itu kosong bagi Gabriella, dia tetap berusaha mengerti pada sebuah bahagia yang terus menerus melibatkan Hades.

"Dia bilang, kita pasangan yang gak akan berpisah sampai kapan pun, dia bilang ... kita akan terus sama-sama dalam bahagia," ucap Hades lagi.

"Mama jangan lupa untuk temui Hades lagi ya, sampai suatu saat, gak ada lagi penghalang yang bisa nahan Hades untuk sama-sama lagi," itu lontaran terakhir yang diucapkan sebelum akhirnya senyumnya melebur, lalu langit yang mendung memaksanya memutus bayangan, semua yang dilihatnya hilang dalam sekejap mata.

Untuknya Hades berjanji, bahagia. Ia akan menjemputnya lagi.

--------

THIS PROLOG, DAN INI ADALAH BENTUK UCAPAN-UCAPAN YANG TERNGIANG DI KEPALA KETIKA SENDIRIAN, SUKA YA!!

SEE YOU:'D

HADES: After Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang