22. JANGAN PERCAYA KATA PENENANG

87 11 0
                                    

Bagaimana aku bisa jadi seseorang yang akan mempercayai jika kamu saja tidak mempercayaiku?

---------

"Gue minta maaf ya, Bang! Gue benar-benar gak bermaksud buat kasar sama lo, tadi itu refleks." Pengakuan Syeira seraya menundukkan kepala setelahnya, dia sedang berdiri di depan Hades sekarang dan berusaha menjelaskan semua tindakannya. Syeira akui terlalu naif marah dalam keadaan emosi. Tapi hanya karena dia tidak mau jika Abangnya itu jadi melukai temannya sendiri, walaupun Syeira juga belum percaya sepenuhnya pada gadis itu, Syeira hanya tidak mau Hades harus terlibat dalam masalah jika benar-benar menyakiti Shea.

Hades menggeleng, dia rasa ini juga salahnya. Karena juga tidak mau jika gadis kesayangannya terluka sedikit pun, dia jadi membangkitkan amarah yang seharusnya tidak muncul sejak lama.

"Gue juga bakal ngelakuin hal yang sama kok kalau misalnya ada di posisi Syeira." Hades menatap Gabriella yang berbicara di sampingnya. "Tapi ternyata, gue lebih dulu dimenangin rasa panik, dan akhirnya gue gak bisa apa-apa."

Hades menghembuskan napasnya, tangan cowok itu naik mengusap rambut Syeira yang artinya sebuah maaf untuk Adiknya itu. Syeira menarik sudut bibirnya lega.

Bersamaan juga, Shea memunculkan dirinya dari arah punggung Syeira lalu maju untuk terus terang. "Gue pulang dulu, ya? Sorry, kalau udah repotin kalian."

Sekarang, adalah pukul sepuluh malam lewat tiga puluh menit. Semua sahabat Hades sudah pulang terlebih dahulu lima belas menit yang lalu. Saat gadis itu istirahat untuk memulihkan diri, saat Shea berusaha tenang dengan perlakuan dari Hades yang terlewat kasar.

"Lo, nginep di sini aja." Gabriella menepuk lengan Shea.

"Gak. Gue gak setuju!" Hades spontan membantahnya.

"Tapi Hades, ini udah larut malam. Dan bagaimana pun dia, Shea itu tetap perempuan. Lo ngerti kan sama bahaya di luar sana?!"

"Terlepas dari yang lo ucapin itu, sisanya urusan dia. Dia datang ke sini sendirian, dan gue pikir, gak masalah sama sekali kalau seandainya, dia juga harus pulang sendirian!"

"Please!" Gabriella meminta pertimbangannya, dia membalas tatapan tidak suka Hades dengan sangat lembut. "Cuma satu malam ini, gak masalah, kan?"

Syeira menimpali. "Biarin dia tidur di kamar gue, gue akan pastiin kalau dia gak akan ganggu."

Hades mendengus kasar, lantas meninggalkan tempat bertumpunya. "Terserah."

Gabriella memejamkan matanya, dia jadi tak enak hati pada Shea yang semakin merasa bersalah sekarang. Gabriella melihat itu dari matanya.

"Tenang aja ya, gak perlu mikirin Hades sama ucapannya. Lo bersih-bersih, habis itu lo boleh nyusul Syeira ke kamarnya." Setelah itu Gabriella berbalik, dia juga ingin segera istirahat karena jujur sekali perutnya terasa kram sekarang. Mungkin rasanya akan semakin hebat jika dirinya tidak segera tidur.

Gabriella tidak menaiki tangga, sebab melihat Hades yang sibuk di sofa ruang tengah dengan keadaan televisi menyala. Bukannya ini waktu istirahat untuknya juga? Dan biasanya, cowok itu akan cepat-cepat naik dan lebih cepat berada di kamarnya sebelum Gabriella.

"Mr. Ganendra, lo belum mau tidur?"

"Gue gak papa kan kalau malam ini tidur di sini?"

Napas Gabriella rasanya tercekat, bukan karena ucapan Hades. Namun karena cowok itu menjawab tanpa menoleh padanya sama sekali. Kedua bola matanya hanya terus terfokus ke depan.

"Lo marah sama gue?" Suara Gabriella mengecil.

Memejamkan matanya, Hades tidak seperti yang gadis itu sedang coba tanyakan. Dia hanya kecewa karena Gabriella tidak mendengarkannya.

HADES: After Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang