8. AJARKAN CARANYA PEDULI TANPA LUKA

152 15 0
                                    

Jika peranku di sampingnya adalah tentang membuatnya selalu tertawa sepanjang hari, dia prioritas utama. Maka akan kulakukan.

-------

Gabriella mengedar pandangannya setelah motor cowok itu berhenti, alisnya menyatu sejak sadar kemana Hades membawanya pergi. "Lo serius ngajak gue ke tempat ini?" Rasanya bukan cuma menahan senyuman, dia juga ingin tertawa. "Taman kanak-kanak?"

"Kenapa?" Dia sangat suka mendekatkan wajahnya pada Gabriella saat gadis itu menanyainya seperti interogasi. "Lo mau ngejek gue lagi?"

"Geer lo!" Tukang cibir, tidak pernah ingin mengaku memang. Dia malah benar-benar menertawainya.

"Lo tahu kalau masa kecil gue gak pernah gue nikmati dengan nyaman." Kakinya melangkah maju, dia juga tersenyum. "Kebebasan yang gue inginkan sejak dulu, sekarang gue bisa menikmati itu tanpa rasa takut."

Gabriella termenung, dia menggenggam tangan Hades seraya menemani cowok itu memperhatikan sekitar sekali lagi. Seharusnya tak perlu banyak bertanya, karena apa pun yang akan cowok lakukan saat ini, apa pun yang jadi penohok untuknya, dia punya arti dengan tindakannya. Selalu.

Hades menatap Gabriella, cowok itu turut memperhatikan arah pandangannya yang tertuju pada sesuatu. "Gue bahkan belum bisa beliin lo permen kapas itu sampai saat ini," bisiknya.

Mengerutkan kening, Gabriella jadi memandangi Hades dengan sinis. "Gue gak pernah minta lo untuk beliin itu, kok. Lagian juga, gue bukan anak kecil." Gadis itu memang suka sekali berbasa-basi hanya agar perasaannya tidak ciut.

"Gue tau." Tangan Gabriella ditarik, entahlah apa yang akan dilakukan Hades. Gabriella tidak tahu. Dia hanya berusaha mengikuti kemauannya karena gadis itu tentu tahu yang terbaik, dia percaya jika perlakuan Hades tidak akan pernah salah dan ajaib. "Boleh saya pinjam permennya sebentar, kan, Pak?"

Masih tidak menyuarakan apa pun, hanya menatap dengan bingung cowok ini dengan permintaan anehnya. "Pegang," pinta Hades saat penjual itu mengizinkannya.

"Mau ngapain, sih?"

Hades mengangguk penuh isyarat yang lagi-lagi membuat Gabriella bingung bukannya mengerti. "Nanti lo ambil pose kayak orang makan, biar gue foto dari depan sini!"

Hah? Konyol.

"Maksud lo, gue harus pegang permen kapasnya sambil mangap gitu?!"

"Dan lo bisa rasain sendiri gimana rasanya tanpa mencoba."

Harus apa dengan tingkah lakunya? Ini cukup menggelikan, tapi bagaimana lagi jika bukan dengan ini mengungkap lebih banyak sikap ajaib cowok itu?

Satu potret pertama dilakukan dengan serius oleh gadis itu, Gabriella sudah menduga jika Hades menertawakannya sehabis itu. Dia seperti model profesional.

"Lo mau apalagi?" Tatapan Gabriella jadi tajam, senyumnya sedikit kecut.

"Balon. Gue mau balon."

Baik sekali, cowok itu langsung mengajaknya pada penjual balon dengan banyak bentuk itu. Sebenarnya sedikit menusuk naluri kelelakiannya, tapi untuk gadisnya hari ini dia berani berbeda. Mungkin juga sebab keinginan dari dalam diri yang menariknya kembali pada masa di saat umurnya masih lima tahun, seperti anak-anak TK yang banyak bermain di sana.

HADES: After Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang