6. SUDUT CHEMISTRY KEMUNGKINAN

204 17 0
                                    

Never invade my privacy, because the girl I'm with now, is only for me, for no one else

-------

"Masaknya," lanjut Hades setelah perkataannya yang menggantung sangat lama. Gabriella mendorong tubuh Hades, sementara dengan puas cowok itu menertawakan wajah memerah gadisnya ini di depan matanya sendiri. Hades sebenarnya tahu gadis itu dengan pikirannya.

Melihat perubahan raut di wajah Gabriella, Hades mendekatinya untuk mencuri moment. "Gue bantuin, ya?"

"Emang bisa?"

Hades mengangguk angkuh, seperti sedang membantah pada Gabriella yang begitu meremehkannya. Cowok itu mengambil sebuah sayur lalu mulai memotongnya ketika dengan cekatan Gabriella meraih tangannya, terpekik cukup kuat, mengira sebab tangannya tak sengaja tergores oleh pisau tadi.

Mungkin sekarang cowok itu dapat menertawakannya dengan puas untuk kedua kalinya, tapi percayalah jika Gabriella benar-benar panik. Dia bahkan tak berhenti meniup pada telunjuk Hades agar rasa sakitnya sedikit berkurang, tersadarkan saat kepalanya mendongak. Dan senyuman cowok di depannya ini yang rasanya sangat menyebalkan baginya, itu tidak lucu sama sekali. "Lo boongin gue?!"

Gabriella kembali pada masakannya setelah menghempas tangan Hades, gadis itu cemberut dan kesal. Masalahnya, hal itu justru semakin membuat Hades senang jika dia sudah berhasil menarik perhatian Gabriella. Gadis yang tak hanya sampai di situ saja, tapi begitu manis dalam pandangannya. Jadi, sebesar itu peduli gadisnya ini untuknya?

"Iel, makanannya udah jadi, kan?" panggil Mama membuat Gabriella buru-buru menyelesaikan kegiatannya.

"Kali ini beneran gue bantu, deh."

"Gak usah. Makanannya udah jadi," bantah Gabriella cemberut ketika Hades mendekatinya lagi.

Ruangan yang hangat dan sambutan yang hangat. Berbagai ekspresi yang bernilai sama dalam satu wajah, langkah kaki Hades yang turut mengikuti menjadi sedikit ragu. Namun akhirnya cowok itu mampu untuk duduk menjadi yang menggenapi anggota keluarga itu, berhasil melawan rasa ragunya untuk saat ini.

"Hades, simpan pisaunya dulu ya, Mom, Dad? Hades rasa benda ini gak diperluin di sini," ucap Hades ketika pandangan cowok itu tertuju pada beberapa pisau yang tersimpan di sana. Tiba-tiba saja keinginan itu muncul, sempat membuat ketiganya bingung namun mencoba untuk mengerti pada kemauan refleks itu.

Gabriella memberi anggukan kecil untuk Hades, memberi ruang baginya untuk tersenyum. Tangannya tidak lagi gemetar saat harus menyentuh benda yang ingin ia buang dari pandangannya. Hanya saja, sebuah kilatan mengerikan itu berhasil mengambil semua perasaan dalam beberapa detik.

Hades masih ingat jika dengan benda itu juga ia pernah melukai seseorang dahulu.

"Biar Mama yang ambilkan, ya?" sela Farah saat tangan Hades terulur mengambil piring untuknya sendiri sekembalinya, Hades menunduk membiarkan wanita itu melakukannya. Yang lagi-lagi dapat menyita waktunya pada ingatan itu, ingatan tentang kebersamaannya yang sederhana bersama seseorang yang begitu disayanginya.

"Harus makan yang banyak, ya. Biar nanti badan kamu sehat," lanjut Mama untuk Hades, hanya berupa senyuman singkat yang diberinya kemudian mengambil letak untuk makanannya.

"Kamu mau cobain punya Papa, gak? Ini enak banget, lho!" Allan menawarinya, Hades begitu banyak berpikir sebelum akhirnya menyanggupinya meski canggung.

HADES: After Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang