15. USAHA UNTUK MENJAUH DAN SADAR

132 18 0
                                    

When I was at my lowest point, forced to feel numb, even though it's been gone since I found out you belonged to someone else.

------------

Retak, cermin itu retak.

Ia baru saja memukulnya dengan kepalan keras tangannya.

Itu tadi sakit, sangat sakit. Harusnya dia menyadari itu sejak awal, bahwa cepat atau lambat, semuanya pasti terjadi dan bodohnya dia tidak mau cepat bangun dari kebodohannya sendiri.

Harusnya dia sadar bahwa semenjak dirinya tahu hubungan mereka, dia tidak lagi berusaha untuk semua itu. Sesuatu yang sia-sia yang sudah diperjuangkan mati-matian, sesuatu yang bahkan tidak akan berguna sama sekali untuknya.

Seharusnya dia sadar bahwa apa yang dilakukannya untuk gadis itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Dan seperti saat ini, kondisinya buruk. Tangannya yang terkena kaca tentu saja berdarah, napasnya masih tercekat bahkan setelah dia sampai ke rumah dan melampiaskan semua amarahnya.

Dan rasa sesak di dadanya itu, dia memukulinya berulang kali yang nyatanya juga tidak berbuah apa-apa.

Rasanya begitu sakit.

"Kenapa kamu harus jadi seperti ini terhadap sesuatu yang seharusnya tidak kamu pikirkan sama sekali?"

"Dan ... menangis?"

Dari semua rasa frustasi yang hampir membuatnya setengah gila itu, Raynand spontan berdiri dan bergerak menjauhi arah suara. Ekspresinya bahkan berubah tajam.

"Anda tidak pernah tahu apa-apa. Jadi berhenti jadi yang seolah-olah tahu tentang saya!"

Dia tertawa, bukan karena ucapan yang baru saja didengarnya terdengar seperti lelucon, tapi mata anak ini yang selalu menatapnya penuh kebencian, itulah yang sedikit menohok perasaannya.

"Aku selalu mengawasi apa pun yang kamu lakukan Raynand, jadi aku hampir tahu segalanya tentang kamu."

Hampir tahu segalanya.

"Cih, bulshit!" Menatapnya semakin benci. "Jangan pernah ajarkan saya apalagi mengganggu privasi jika anda saja belum bisa becus terhadap diri anda sendiri."

"Kamu tidak tahu apa-apa tentang itu, Raynand."

"I know!" Dia menyentaknya keras. "And a bastard like you, how can I learn to trust you when everything you do still taints and disappoints me?"

"Itu karena kamu tidak memberiku kesempatan untuk memperbaiki semuanya, itu karena kamu tidak memberiku waktu."

Dia menggeleng, sesak sekali rasanya jika harus mengingat itu. "Kalau gitu, kembaliin Mama. Bisa?"

Raynand terkekeh remeh ketika pria itu terbukti diam tanpa menyanggupi pertanyaannya. "Gak bisa, kan?" Dia sungguh kecewa, benar-benar kecewa. "Everything you've done, so think twice before judging me, Bastard!"

"Berhenti menghakimiku dengan sebutan itu, Raynand!"

"Itu faktanya, kan?"

"Tapi dia yang pergi meninggalkanku!"

"Dan itu karena anda mengingkari janji!" Terpaksa membentak lebih keras untuk menyadarkan pria ini, hatinya sebenarnya sudah benar-benar tak sanggup.

"Jika kamu memberiku waktu untuk menceritakan semuanya kamu akan paham, jika apa yang aku lakukan ini, adalah yang terbaik untuk kamu." Pria itu menatapnya penuh harap. "Aku melakukannya untuk masa depanmu, untuk kelangsungan hidupmu dan agar kamu bisa berkembang dengan baik."

HADES: After Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang