11. BERSEMBUNYI DI BALIK BAYANGAN

152 16 1
                                    

He might be able to control you if you hesitate, he is a place where you can become spoiled in many ways. But I, I haven't forgotten how grateful my feet are to still be able to walk in this world.

-----------

Syeira menatap bingung pada kerumunan yang didominasi anak-anak cewek setelah ia keluar. Kelasnya sudah selesai lima belas menit lalu. Dia sedikit menyipitkan matanya saat kakinya perlahan mendekat, Syeira juga penasaran. Sebelum akhirnya kedua matanya membelalak dengan seorang cowok yang kini dengan santainya duduk di motor hitam, melayani setiap kicauan yang keluar dari mulut gadis-gadis itu, wajahnya mengesalkan. Dia ternyata tidak jauh berbeda dengan cowok-cowok lainnya yang Syeira temui.

Buaya gak tau diri.

Cowok murahan.

Rasanya Syeira tidak mungkin bisa diam, dia terus terang melabrak barisan gadis itu. Dengan kepalan tangannya yang punya banyak dendam, sebuah pukulan Syeira layangkan di pipi kiri cowok itu.

Gerald meringis, jatuhnya tak terlalu sakit. Tapi rasa malu yang sekarang dirasakannya benar-benar membuat kepercayaan dirinya beberapa menit itu seperti hancur begitu saja. Gerald bangun dan ingin melabrak balik orang yang memukulnya ketika gadis-gadis yang digodanya tadi beringsut mundur, takut.

"Woi, Bencong!" Mulut Gerald seperti kaku begitu saja, pun dengan tangannya yang ingin membalas perlakuan tadi. Syeira memelototinya, dia juga berkacak pinggang untuk memperkuat jika dia merasa benar-benar kesal dengan cowok ini. Benar-benar.

Gerald cengengesan, ekpresi Syeira saat ini... seperti tidak sabar untuk mencekiknya.

"Eh.., ada Ayang!"

"Ayang? Maksud lo, cewek-cewek yang tadi ngerumunin tai?"

"Tai?" Alis Gerald menyatu bingung.

"Lo, tainya!" sentak Syeira galak. "Dan cewek-cewek yang ngerubungin lo itu, mereka lalatnya!" Lihat saja setelah dengan tidak tahu malunya dekat-dekat dan cari perhatian kepada cowok tai ini, tidak ada satu pun yang tersisa di sini.

"Masa ganteng begini dibilang tai, sih?" Gerald menyisir rambutnya ke belakang. "Mereka aja tadi betah deketan sama Gerald."

"Oh, gitu?" Gerald mengangguk. "Yaudah kalau gitu lo godain aja terus itu cabe. Godain sampai mampus!"

Dipikir-pikir Syeira ini kalau marah seram juga, Gerald sedikit menciut dengan kata-kata pedas yang keluar dari mulutnya. Tapi hatinya bilang dia harus mengejar, karena jika pun dia terang-terangan ngobrol dengan gadis-gadis tadi, perasaannya hanya untuk Syeira.

"Syeira, pulang bar—akh...!" Gerald spontan berjinjit, Syeira baru saja menendang tulang keringnya. Bukan main kekuatan gadis itu saat marah, kakinya berdenyut ngilu. "Kok lo tendang kaki gue, sih?"

Syeira mengangkat dagu tinggi-tinggi. "Kenapa? Lo mau lagi? Bagian yang mana?"

Gerald harus memohon agar Syeira tidak ngamuk lagi. Kakinya sudah setengah jalan, sekali lagi hampir menendang itu.

"Gila. Adik sama Kakak ternyata kagak ada bedanya." Suara bisik-bisik Gerald saat Syeira sedang tidak menatapnya.

"APA LO BILANG?" Gerald langsung melotot. "Oh, gitu? Gue cepuin Abang gue lo, ya!"

HADES: After Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang