33. LARUT BERSAMA KEHANGATAN

110 12 0
                                    

Jika tidak ada peluk lagi, izinkan lebih lama bersamamu untuk temukan tenang

--------

3 hari. Rasanya terlalu sulit memahami waktu yang berlalu begitu cepatnya. Hades mulai bisa membuka pikiran, cowok itu juga sudah mulai menata hidupnya lagi. Hari-hari kemarin adalah hari yang terlalu banyak diisi dengan luka, Hades ingin memulai waktunya kembali untuk mengukir bahagia.

Mungkin benar, biarkan hidup mengalir seperti air.

Hanya perlu menikmati alurnya tanpa perlu khawatir pada apa pun. Senang punya masanya, sedih juga ada habisnya.

Seperti ucapan Gabriella. Hades hanya perlu ketenangan dan waktu. Cukup berusaha berpikir positif, cara yang terbaik tanpa menghakimi diri. Semua orang juga butuh hal yang sama.

Dan Hades berharap, selepas memutuskan untuk berdamai ke sekian kali, jangan lagi. Dia berharap pada Tuhan semoga sisa harinya menyenangkan.

"Hai, Hades."

Senyuman di bibirnya pudar begitu saja. Jika ketika kakinya melangkah adalah keantusiasan, semua itu harus hilang sekejap setelah membuka pintu dan menemukan Shea.

"Tiga hari ini, gue lagi capek banget. Gue juga lagi pengen istirahatin pikiran dan hati gue." Hades mencoba menyadarkan Shea dengan cara paling halus, dia menarik sudut bibirnya tipis. "Jadi boleh kan, gue minta lo untuk gak ganggu gue?"

"Siapa juga yang mau ganggu lo? Geer." Shea tidak berhenti tersenyum, sementara Hades mengernyit bingung.

"Jadi, apa tujuan lo datang nemuin gue?" Hades juga ingat jika gadis ini tidak memunculkan diri sejak kejadian Danisa tiga hari yang lalu. Dia seperti hilang ditelan bumi sebanyak hari itu. Kehidupan milik Hades mungkin berantakan dan kacau, tapi seandainya Shea tetap hadir dan ada mengisi tiga hari sebelumnya, dengan sikapnya seperti ini. Hades rasa itu tidak merugikannya sedikit pun.

"Gue mau ajak lo jalan-jalan, lo mau ya?" ujar Shea antusias.

Perasaan Hades sudah tak tenang semenjak Shea menghadang jalannya, lalu entah kenapa muncul pemikiran di kepalanya jika gadis itu punya maksud lain dari ajakannya. "Sorry, gue gak bisa."

"Please!" Shea tetap bersikukuh, dia menghalangi jalannya lagi seraya menyatukan telapak tangan. "Gue jamin seratus persen, kalau yang kali ini lo bakalan suka."

Hades menghela napas.

Dengan bunga lily di genggaman tangannya, punya maksud untuk pergi mengunjungi makam Danisa. Dia ingin menebus segala kesalahannya. Jika pun banyak yang memihak dan mempercayai Hades tidak bersalah, inisiatif Hades ingin menghibur hati gadis itu.

Anggap kehadirannya sebagai hadiah terima kasih.

Hades memberi anggukannya sebagai jawaban, membuat Shea bersorai senang antara senang dan tidak percaya. "Gue harus temenin lo dulu, nih? Lo mau ke pemakaman, kan?"

Hades spontan menatap Shea yang juga menatapnya.

"Lo pasti bingung ya kenapa gue bisa tahu?" Gadis itu terkekeh, dia juga seakan salah tingkah. "Gue kan, stalker."

"Stalker, bukan dukun ya!" lanjut Shea memberitahu.

Menggeleng, Hades memilih tak acuh dan melanjutkan langkahnya.

HADES: After Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang