5. TEMPAT PALING NYAMAN DI SEBUAH PELUK

227 20 1
                                    

Namun apapun yang menjadi alasan bahagiaku sekarang, cuma kamu yang jadi pemenangnya

-------

"ABAANGGG!"

Baik Hades maupun Gabriella sama-sama bangun, keduanya spontan terlonjak. Akan tetapi bukan sesederhana teriakan melengking yang justru seakan lenyap saat keduanya saling menatap, dengan jarak sebuah bantal, lalu tiba-tiba terlibat canggung hebat.

"Lo peluk gue?" tanya Gabriella terdengar seperti tuduhan.

Hades menggeleng, konyol. "Mana mungkin gue?"

"Tapi tangan lo di pinggang gue barusan."

"Dan tangan lo juga meluk badan gue kalau lo mau tau," protes cowok itu tak mau kalah.

Gabriella menggigit bibir bawahnya semakin canggung, benar ucapan itu. Blushing. Namun sebuah ide cerdas karena gadis itu mengalihkan perhatian dengan cepat. "By the way, tadi itu suara apa, ya?"

"Kayaknya, cuma suara tetangga yang nagih hutang, deh."

Gabriella menggeleng gemas, yang benar saja. Gadis itu lalu mengisyaratkan Hades agar segera beranjak dari tempat tidur di saat cowok itu sangat ingin untuk tertidur kembali ketika matanya terpejam. Menghela napas sebal, Gabriella sempat memelototi Hades sebelum berakhir mendorong punggung cowok itu karena tidak kunjung mendengarkannya. "Ayo...!"

Mau tidak mau.

Setelah membersihkan diri, cowok itu lebih dahulu pergi untuk memeriksa ke depan dan membuka pintu. Mungkin karena tadi itu terlalu membuatnya gerogi, mungkin juga terlalu tak biasa untuknya. Jadi ia pun tak mendengar dengan jelas suara siapa orang yang berteriak ini.

"Kamu mau bukain pintu, Sayang?" sela Farah yang juga berjalan ke arah sama. Hades menganggukinya. "Tadi Mama dengar orang teriak gitu, deh. Yaudah cek, gih."

Hades mengangguk lagi, tangan cowok itu akhirnya menggenggam handle. Dan pintu terbuka, tak ada alasan lagi bagi gadis barbar di baliknya untuk menjewer telinganya kuat-kuat. Menariknya masuk, tak peduli sebanyak apa pun itu membuatnya mengaduh. Tak peduli juga jika itu dipertontonkan sekarang, gadis itu benar-benar sebal. Sangat.

"Tega banget sih lo kesini gak ngasih gue kabar! Oh jadi gitu, ya, sekarang? Jahat banget sih lo! Lo tau gak, sih? Berangkat sekolah kemaren, gue harus jalan kaki sampai rasanya kaki gue ini panas, mana masih jauh buat sampai ke sekolah. Dan lo mau tahu? Pulangnya! Pulangnya gue masih harus bersabar lagi karena gue dikejar anjing. Gue gak tau gue salah apa sama itu anjing, tapi lo tau, kan, gimana rasanya? Lo tau, kan, capeknya gimana?!"

Syeira masih belum mau selesai ketika Hades justru mengkodenya agar membebaskannya. "Lo tau? Gue haus banget pas gue sampai di rumah. Pulang sore dan gue sama sekali gak nemuin air. Lo parah sih, lo pasti lupa, kan, gak isi ulang galonnya?!"

Dua orang tua dan satu anak perempuan kesayangan itu sejak tadi tak berhenti tertawa, jelas terkejut pada awalnya. Tapi tak perlu menghentikan kakak beradik ini, bukan? Lagipula, adik kesayangannya itu sedang mengeluarkan unek-uneknya, bukankah tidak baik menyela atau dalam bahasa lain mengikut campuri urusan orang?

"Dan setelah itu gue masih harus menderita buat nyari air, gue jalan ke warung. Dan parahnya lagi, uang gue cuma sisa 2000. Untungnya gue masih selamat walau pun gue saat itu dicengin Abang ojek. Lo bayangin, Bang!" Syeira semakin mengeraskan tarikannya pada telinga Hades. "Lo bayangin adik lo yang cantik ini digodain. Digodain! Sumpah jahat sih, lo!"

"Gue belum selesai!" Sergah Syeira saat Hades membuka setengah mulutnya. "Keadaan gue saat itu gak cuma haus, tapi juga laper. Dan tapi lagi banyak banget PR yang harus gue kerjain. Semaleman penuh gue ngerjain PR gue, Bang. Dan bersyukur kesialan gue gak lanjut karena masih ada stok yang bisa gue makan walau pun itu cuma mie instan. Tapi setidaknya, gue bisa tidur nyenyak setelah gue ngerjain semua beban gue itu."

HADES: After Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang