SUNSET [END]

0.

Masih mengenakan stelan baju kantor dengan rok span diatas lutut dan blazer ala-ala yang selalu dia kenakan, dia membiarkan rambutnya terurai terbawa angin pantai yang kencang.

Dia menyambut perubahan sore menjadi malam, semburat warna orange perlahan menghilang bersamaan dengan senyumanya yang semakin memudar.

Dia tak pernah berpikir kalau perjalanan cintanya begitu rumit. Dia tak pernah berpikir kalau pernikahan yang dia harapkan harus berakhir begitu saja.

Undangan yang sudah terlanjur dicetak, gedung, catering dan segala persiapan pernikahan sudah dia siapkan, tapi semua harus batal karna seseorang yang dia percayai 5 tahun lamanya harus mengkhianatinya.

Dia diselingkuhi.

Kesalahan dalam hubungan apapun itu masih bisa dimaafkan kecuali perselingkuhan.

Memaafkan pelaku perselingkuhan sama saja menyerahkan diri pada penderitaan. Karna selingkuh itu tabiat yang akan berulang. Kalaupun harus menerima lagi, dia juga tidak ingin hidup dalam kekhawatiran. Kepercayaannya sudah hilang.

Berjalan menyisir pantai, membiarkan kakinya terkena ombak yang menghantam, dia terkadang menangis sendiri, dipantai ini dia tak menyembunyikan kesedihannya.

Blazer yang dia kenakan dia buka, untuk menutupi kakinya, dia kini duduk termenung, sekarang blazernya basah karna ombak yang menghampirinya terlalu besar.

Gelapnya pantai sudah menenggelamkan dirinya, dia hanya bisa melihat lampu-lampu kecil yang dihasilkan dari kapal-kapal nelayan yang mulai menepi.

"Mba.. "

"Mba... "

Dia menoleh, suara samar itu semakin jelas mendekat padanya, dia jadi beranjak dari duduknya. Menatap sosok yang kini semakin jelas.

"Mba.. "

Laki-laki itu mebungkuk, mengatur nafasnya yang tak beraturan akibat berlari.

Dia jadi bingung, menatap aneh seseorang yang sekarang ikut menatapnya juga.

"Mba jangan bunuh diri disini.. "

"Nanti desa saya jadi angker."

"Kalau mau bunuh diri, mending di pantai sebelah aja."

°°
Next Story after rewind~