Setelah sampai di sekolah, Tzuyu tersenyum menunggu apa yang akan Sana katakan, Tzuyu pikir Sana akan mengucapkan terimakasih, tapi dia malah pergi begitu saja, langkahnya juga sangat cepat, Tzuyu masih menatap perginya guru muda itu, mungkin memang Sana sedang terburu-buru.
Tzuyu tidak mau ambil pusing, dia segera menyalakan motornya lagi untuk membeli bensin motor Sana yang mati dipinggir jalan.
Jarak rumah dan sekolah tidak terlalu jauh, sebenarnya pagi ini dia tidak sengaja menemukan Sana, kebetulan pagi ini dia mengantarkan Sullyon, tidak setiap hari hanya sesekali, jika Sullyon mau. Sullyon bukan adik yang manja, dia terkadang menawarkan untuk menjemput atau mengantar, tapi Sullyon menolak, karna memang jarak dari rumah kesekolah tidak jauh tapi tidak bisa dibilang dekat juga.
Setelah membeli bensin untuk motor Sana, dia membiarkan motornya terparkir dipinggir jalan, membawa motor Sana kembali ke sekolah.
Sekarang motor matic milik Sana sudah terparkir dihalaman sekolah, dia baru berpikir, bagaimana dia mengembalikan kunci motor milik Sana.
Kaki nya bergerak, berkeliling sekolah, untuk mencari keberadaan Sana.
Senyumnya secara alami terukir saat melihat sosok Sana yang sedang mengajar, rambut sebahu Sana yang tekuncir rapih dengan senyum ramah, Sana membuat dia heran, dia pikir Sana tidak akan terlihat semenarik ini. Padahal Sana hanya sedang berdiri, sambil menjelaskan materi, tapi satu menit dua menit, pandangannya semakin hanyut akan apa yang sedang dia liat.
"Tzuyu.. "
"Eh Bu Devi.. " Katanya langsung membungkuk, dulu dia memang bersekolah disini juga, jadi wajar jika beberapa guru, mungkin mengenal wajahnya.
"Lagi apa?" Kata Bu Devi yang mengikuti arah pandang matanya.
Dia baru sadar kalau dia sedari tadi hanya diam mematung memperhatikan Sana. Padahal tujuannya kan ingin memberikan kunci motor milik Sana.
Tzuyu yang tak menjawab, membuat Bu Devi semakin memperhatikan Sana yang sedang mengajar, kehadiran mereka tidak Sana sadari, karna pintu kelas hanya terbuka sedikit. "Itu Bu Sana.. " Kata Bu Devi. "Dia guru baru, cantik kan?" Kata Bu Devi lanjut berbicara.
Tzuyu hanya tersenyum kaku, apa dia baru saja tertangkap mengaggumi sosok guru baru disini.
Dia pikir kunci milik Sana dititipkan saja pada Bu Devi, tidak enak juga jika harus menganggu Sana saat mengajar. "Eh Bu.. Saya boleh minta tolong.. "
Bu Devi tentu mengangguk ramah, guru yang menjabat sebagai kepala sekolah ini memang berperilaku keibuan siapa juga pasti akan cepat dekat dengan Bu Devi.
"Ini saya mau ngembaliin kunci motor Bu Sana.. " Kata Tzuyu sambil memperlihatkan kunci motor milik Sana.
"Oh kamu udah kenal sama Bu Sana?"
Tzuyu mengangguk, masih dengan senyum kaku yang segan, mau bagaimanapun Bu Devi ini seorang kepala sekolah yang sangat dia segani.
"Gamau ngasih langsung aja?"
Tzuyu memandang bingung, sebenarnya dia tidak ingin menganggu Sana, toh dia juga hanya mengantarkan kunci, memang lebih bijak jika dititipkan saja. Tzuyu memberikan gerakan seolah berkata tidak usah, dia mencoba memberikan kunci yang sedari tadi dia pegang. Tapi bukannya menerima, Bu Devi malah berjalan kedepan pintu kelas.
Ketukan pada pintu menyita atensi Sana, Sana tersenyum hormat karna Bu Devi yang ada dibalik pintu.
"Bu Sana.. " Kata Bu Devi.
"Ada yang mau bertemu.. " Lanjutnya sambil menggeser tubuhnya, otomatis mata Sana langsung melihat sosok Tzuyu.Setelah berhasil membawa Sana keluar kelas, Bu Devi berpamitan pada Sana dan Tzuyu, kembali ke ruangannya. Sekarang menyisakan mereka berdua, dari ujung mata Sana, anak-anak muridnya terlihat mengintip, rasa ingin tau anak-amak memang sangat tinggi, termasuk ingin tau urusan orang dewasa.
Tzuyu tak membiarkan keheningan diantara mereka berlangsung lama, dia langsung memberi tau apa maksud dan tujuannya. "Oh ini Bu kuncinya. "
Kunci motor sekarang sudah berpindah tangan, Sana menerimanya. "Oh iya.. " Hanya itu yang Sana katakan, lagi, keadaan dibuat hening. Tzuyu takut sebenarnya menatap wajah Sana, Sana sepertinya masih jengkel karna dia yang menuduh kalau Sana akan bunuh diri.
Karna Sana yang tak berbicara lagi, Tzuyu jadi memutuskan untuk pulang. "Yaudah kalau gitu saya pamit pulang dulu."
"Makasih."
..
.
."Bu Sana.. "
Sana yang baru saja ingin kelur kelas, harus menghentikan langkahnya karna Sullyon anak muridnya memanggil namanya.
"Ya?"
Wajah Sullyon begitu serius, Sana seperti sedang disidang. "Ibu kenal sama Gege?"
"Gege?" Kata Sana, dia tidak mengenal nama yang baru saja Sullyon tanyakan.
"Iya Gege Tzuyu Bu. Kaka aku.".
Sana semakin dibuat tidak mengerti akan ucapan anak 8 tahun ini, seingatnya kemaren laki-laki yang mengaku Kaka dari Sullyon bernama Aksa bukan Tzuyu. "Kamu punya kaka dua?"
Sullyon menggeleng, rambutnya kini dia biarkan tergerai, rambut yang agak ikal dan berwarna coklat, membuat dia terlihat seperti boneka hidup. "Satu, yang tadi pagi ngobrol sama ibu didepan kelas. Gege ngapain ibu?"
"Tzuyu?"
"Heem, Tzuyu." Sullyon semakin dibuat penasaran karna Sana seperti memutar mutar pertanyaanya. Teman-teman nya sudah banyak yang bertanya padanya, kenapa Kaka nya bisa mengenal Bu Sana.
"Oh.." Kata Sana berpura-pura mengerti saja, mungkin yang Sullyon maksud memang Aksa yang tadi pagi membantunya. "Gege kamu bantuin ibu, motor ibu mati ditengah jalan tadi pagi."
Bukannya memberikan wajah lega karna sudah mendapat jawaban akan rasa penasarannya, sekarang wajah lucu itu semakin mengerung, tampak tidak setuju "Gege bantuin?" Kata Sullyon "Tumben banget."
Sana membawa beberapa Buku, dia tidak menanggapi keheranan Sullyon.
"Kamu mau pulang?"Sullyon yang sebenarnya masih bingung, jadi menatap Sana lagi, dia mengangguk dengan senyum cerahnya.
"Mau ibu anter lagi?"
Sullyon menggeleng, tidak enak juga kalau harus merepotkan terus gurunya. "Gausah Bu.. Sullyon dijemput Gege."
Sambil menatap keluar Sullyon memberi tau kalau Kaka nya sudah menunggu. "Tuh Gege udah dateng.. Aku duluan ya Bu."
Sana mengikuti arah langkah Sullyon, dan benar orang yang Sullyon maksud itu sama dengan orang yang dia maksud. Jadi namanya Tzuyu? Kenapa sore kemaren dia mengenalkan diri dengan nama Aksa? Pikir Sana, tapi Sana tidak mau memikirkannya, dia langsung keluar dari kelas. Matanya tidak sengaja memperhatikan obrolan antara kaka adik itu, Tzuyu terlihat memasangkan helm pada Sullyon secara terbalik, kemudian Sullyon berteriak memukul lengan Tzuyu, sang kaka malah asik tertawa.
Sana melanjutkan langkahnya menuju ruangan guru. Dia membereskan beberepa buku, menyusunnya rapi disudut meja kerjanya. Setelah semua dirasa rapih, dia sekarang bisa pulang.
Saat dia membuka pintu ruangan guru, dia sedikit kaget, karna hampir saja dia menabrak sosok laki-laki dengan Sullyon disampingnya. Dari raut wajah Tzuyu, dia terlihat dipaksa oleh adiknya itu untuk berdiri didepan pintu ruang guru. Tapi seperti tidak peduli, adiknya malah tersenyum sumringah, membawa tangan kaka nya untuk mengambil tangan Sana bermaksud untuk berkenalan.
"Bu Sana, ini Gege Tzuyu. "
°°
See You^^
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET [END]
FanficSana perempuan 26 tahun yang baru saja membatalkan pernikahannya, terus mendatangi pantai hanya untuk memastikan kalau matahari tenggelam dengan sempurna.