Dia bisa merasakan angin berhembus menampar wajah, seolah menyadarkan kewarasaanya yang hilang termakan perasaan yang ingin disalurkan.
Bicara apa dia tadi?
Dia menggeleng, baru sadar kalau Sana sudah tidak ada dihadapannya.
"Aduh.. "
Luka pada tangannya jadi tertekan, karna dia tersungkur kebelakang, sebegitu terkejutnya, saat Sana datang lagi dihadapannya.Dia mengibaskan tangannya, sedangkan Sana menatapnya, dengan mimik wajah yang dia sendiri tak bisa artikan. Karna sudah terlanjur tenggelam, dia juga cukup penasaran akan jawaban Sana, sekali lagi dia berusaha berenang kepermukaan untuk mencari jawaban apa yang dia tanyakan tadi.
"Bu Sana.. "
Sana berdiri begitu canggung, dia tidak mengerti maksud Sana kembali ini untuk apa. Matanya seperti mencari sesuatu, tak membalasa sapaanya.
"Bu Sana.. Mau jadi pacar saya?"
Wajah Sana berubah sumringah setelah mendapatkan apa yang dia cari, ternyata handphone nya tertinggal. Sana kembali bukan untuk memberi jawaban.
Dia hanya bisa menganga, tak habis pikir, bisa-bisanya Sana mengabaikannya. Dia menatap punggung Sana yang berbalik lagi.
"Ga." Kata Sana, Wajahnya sangat familiar untuk Tzuyu. Ya, wajah bengisnya datang lagi. Setelah menjawab itu, Sana kemudian pergi begitu saja tanpa berbalik lagi.
Tzuyu benar-benar dibuat hilang akal. Bukannya sakit hati, dia malah jadi kesal, dia melayangkan pukulan anginnya, mengamati tubuh Sana yang semakin menjauh.
Setelah sadar kalau dia baru saja mendapat penolakaan, sekarang dia menekuk wajahnya, akhirnya dia pergi meninggalkan tempat tinggal Sana. Tangan kanan yang lecet membuatnya harus mengendari motor dengan sangat pelan.
Sana sekarang keluar lagi, dia memastikan kalau Tzuyu sudah tidak ada. Pernyataan cinta Tzuyu yang mendadak membuatnya sangat terkejut. Dia tidak menyangkal, kalau Tzuyu cukup menarik, tapi hatinya belum cukup siap, kalau harus mengurusi soal cinta lagi.
Sekarang Sana disini, melakukan kebiasaan yang sudah dia tinggali seminggu lalu, menatap hamparan laut luas dengan langit berwarna orange.
Dia yakin Junho hanya tak sengaja melihatnya, Junho tidak benar-benar mencari nya.
Sekalipun Junho memang datang untuk menemuinya, dia rasa itu tidak akan membuat hatinya jadi terlena lagi.
Itu sebenarnya hanya pernyataan penguat, yang dia sendiri tidak tau akan kebenarannya.
Dia bukan menutup hati untuk orang lain, ini adalah sikap paling wajar yang dia berikan, setelah bertahun-tahun mempercayai cinta, lalu dihancurkan begitu saja. Dia butuh waktu untuk mengumpulkan rasa percayanya pada cinta.
Dia terduduk ditepi pantai, memainkan air laut yang menghempas jari jemari nya.
Katanya. "Kenapa sih harus balik lagi. " Kepalanya dia taroh dilutut yang dia tekuk, dia meradang untuk pertemuannya dengan Junho sore ini.
Mungkin kalau logikanya tak cukup waras, bisa saja dia tetap menerima Junho. Junho adalah separuh hidupnya, walau dia terlihat tegar diluar, tapi siapa disangka kalau didalam lubuk hatinya, dia begitu rapuh.
Rasanya sia-sia dia bersembunyi, hampir tiga bulan lamanya, mengasingkan diri demi menyembuhkan hati. Sore ini Junho dengan mudahnya mengobrak-abrik hatinya lagi.
Gelombang air yang mendekat lebih deras kearahnya, membuat dia jadi menegakan tubuhnya. Dia menoleh mendapati Tzuyu, duduk disampingnya.
Sana lupa, kalau pantai ini sangat dekat dengan tempat tinggal Tzuyu.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET [END]
FanfictionSana perempuan 26 tahun yang baru saja membatalkan pernikahannya, terus mendatangi pantai hanya untuk memastikan kalau matahari tenggelam dengan sempurna.