siete

1.6K 254 6
                                    

"Dari enam anggota Norde kenapa aku malah harus berpasangan denganmu, ck" keluh seorang pemuda bertubuh tinggi dan besar pada pemuda lain disampingnya yang memiliki tubuh lebih pendek dan kecil dibandingnya.

"Oy, kau bisa bicara tidak sih? Ck, sudahlah lagi pula kau kan memang buntut dari Jungwoo cih" monolog pemuda bertubuh jangkung dan besar itu lagi.

"Hhhh, padahal hari ini cerah untuk apa juga kita mencari monarch lemah itu" ucap pemuda itu lagi yang membuat sosok disampingnya menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" Tanya pemuda bertubuh lebih tinggi saat mendapati rekannya menghentikan langkahnya dan menatap datar ke arah kanannya. Dengan rasa penasaran ia menghampiri rekannya tersebut dan ikut mengarahkan pandangannya ke arah yang dilihat oleh rekannya itu.

SWOOSHH!!

Keduanya dengan segera melompat ke arah berlawanan saat sebuah bola api berukuran cukup besar mengarah ke arah mereka tadi. Jaehyun, pemuda yang memiliki tubuh lebih kecil dari rekannya pun dengan segera mengeluarkan kapak besar dan panjang miliknya.

"Oy! Dibela-..."

Belum sempat Johnny menyelesaikan ucapannya, Jaehyun sudah lebih dulu mengayunkan kapaknya ke arah belakangnya, membuat bola api yang semula akan mengenai punggungnya terbelah dan hancur begitu saja. Menciptakan angin cukup kencang yang membuat surai hitam mengkilat miliknya bergerak mengikuti hembusan angin.

Netra silver dan merah miliknya menatap datar sosok demon bersurai jingga yang sudah berdiri tak jauh di depannya. Jangan lupakan pedang berwarna jingga sedikit kemerahan miliknya yang dilapisi oleh merah api.

"Hhh, ada saja pengganggu" gumam Johnny sembari menggelengkan kepalanya dan kemudian berjalan ke arah Jaehyun dan berhenti tepat di samping servus Jungwoo tersebut.

"Kau duduk diam saja, biar aku yang membereskannya" ujar Johnny sembari menepuk pelan bahu tegap milik Jaehyun, membuat Jaehyun dengan perlahan memundurkan langkahnya dan menghilangkan kapak miliknya. Memberikan kesempatan bagi sang rekan untuk menyelesaikan pengacau yang mengganggu mereka.

"Aku paling tidak suka jika ada orang yang mengganggu rencanaku, apalagi tiba-tiba melempar bola api ke arahku" ujar Johnny dengan senyum miringnya yang terlihat sangat menyeramkan tapi tidak untuk chattel bersurai jingga yang merupakan serf dari Chenle tersebut.

Johnny mengepalkan tangan kanannya dan menghantamkannya ke arah telapak tangan kirinya. Urat di lehernya seketika terlihat begitu saja diikuti urat-urat di kedua tangannya. Perlahan sebuah asap putih keluar dari mulut dan hidungnya. Netranya yang semula berwarna coklat seketika berubah menjadi merah dengan pembuluh darah yang mulai menghiasi bagian putih di matanya.

"Aku tidak suka dengan orang yang tidak tau sopan santun" geram Johnny dengan suara yang jauh lebih berat dari sebelumnya. Tubuhnya yang semula sudah tinggi besar perlahan semakin membesar dan tinggi, bahkan tingginya bisa mencapai dua meter lebih saat ini. Jisung yang melihatnya pun segera mengeratkan pegangannya pada pedang miliknya.

Johnny menggeram kencang dan menatap nyalang sosok demon di depannya. Dengan segera ia berlari ke arah Jisung yang menimbulkan suara ribut dari langkah kakinya dan jangan lupakan pohon disekitar mereka yang sedikit bergetar akibat Johnny yang berlari kencang dengan tubuh besarnya.

SWOOOSHH
BUAGHHH

Jisung membulatkan matanya saat serangannya dapat ditangkis begitu saja, dan tubuhnya yang seketika terpental begitu saja akibat tinjuan Johnny yang mendarat di perutnya beberapa detik lalu.

"Jisung!!" Panik Chenle yang melihat sang serf sudah tersungkur beberapa meter ke belakang. Tanpa berpikir panjang ia dengan segera merapalkan rune penyembuh untuk membantu sang serf.

Monarch : Partie III ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang