diecisiete

1.5K 274 16
                                    

Renjun mengerjapkan kedua netra serupa rubah miliknya saat mendapati cahaya cukup terang yang menyakiti sedikit matanya.

"Kau sudah bangun?" Tanya sebuah suara lembut yang berasal dari sesosok wanita bersurai hitam panjang senada dengan gaun hitam elagannya dan netranya yang berwarna sehitam arang.

Renjun mengerutkan keningnya saat mendapati dirinya berada di sebuah tempat aneh yang hanya dipenuhi oleh cahaya terang, dengan sesosok wanita cantik di hadapannya.

"Aku...belum mati kan?" Polos Renjun sembari menunjuk wajahnya sendiri yang membuat tawa merdu milik sang dewi malam terdengar.

"Belum, Donghyuck tidak akan membiarkanmu mati begitu saja" ucap Nyx, sang dewi malam yang entah bagaimana caranya bisa memasuki alam bawah sadar dari Renjun.

Mendengar nama sang serf yang disebut, Renjun membulatkan kedua netranya dan dengan segera mengedarkan pandangannya ke segala arah. Namun nihil, ia tidak bisa menemukan keberadaan oranglain disana.

"Ini alam bawah sadarmu, tentu saja kau tidak akan menemukan siapapun selain dirimu disini" celutuk Nyx yang seakan tau apa yang ada dipikiran Renjun saat ini.

"Dengarkan aku, waktuku tidak banyak. Khaos berhasil mengumpulkan empat pecahan saat ini" Nyx kembali membuka suaranya yang membuat Renjun membeku di tempatnya. Seketika tangan kanannya bergerak untuk menyentuh dada kirinya, dimana kontraknya dengan Donghyuck terukir dulu.

"Donghyuck memutus kontrak kalian karena ia tidak mau kau mati akibat kekuatan Khaos yang bangkit. Sayangnya kau hanya seorang monarch biasa dan bukanlah seorang paladin yang bisa menampung kekuatan dari seorang dewa" jelas Nyx yang membuat Renjun menundukkan kepalanya. Kata-kata Nyx terus terngiang di kepalanya.

"Tapi bukan berarti kau hanya monarch biasa yang lemah. Kau dan Donghyuck ikatan kalian jauh lebih spesial dari ikatan antara monarch dan serf pada umumnya, kau akan menyadarinya nanti" Nyx melanjutkan ucapannya.

Renjun meremat dada kirinya dan menghembuskan nafasnya pelan, ia mengangkat kepalanya untuk menatap wajah cantik milik sang dewi malam.

"Kau adalah kunci kesadaran Donghyuck" ujar Nyx dengan netra hitam yang menatap lekat sosok monarch di hadapannya.

"Khaos tidak akan bisa menggunakan kekuatannya untuk meratakan bumi dan semesta jika semua pecahan kekuatannya belum terkumpul" ujar Nyx sembari memberikan tongkat emas miliknya pada Renjun yang membuat Renjun mengerutkan keningnya.

Dengan sedikit keraguan, Renjun mengambil tongkat emas milik Nyx. Seketika tongkat emas tersebut mengeluarkan cahayanya dan mengubah bentuknya menjadi sebuah cincin emas yang terpasang di jari manis milik sang pemuda tan.

"Jadi cincin?!" Kaget Renjun sembari menyentuh cincin emas di jari manisnya.

"Khaos mengetahui bentuk pecahan kekuatannya dan pemiliknya, maka dari itu aku menitipkan itu padamu dan mengubah bentuknya. Dengar ini Renjun, hanya kau yang bisa mengembalikan kesadaran Donghyuck dengan ikatan yang kalian miliki. Hanya itu satu-satunya cara untuk menghentikan Khaos. Hanya Donghyuck yang bisa mengalahkan penciptanya sendiri" jelas Nyx yang kemudian menghilang begitu saja, meninggalkan Renjun yang masih mematung di tempatnya.

Jeno dengan erat memeluk tubuh sang monarch, menghadang angin kuat milik Donghyuck yang perlahan menyayat punggungnya. Begitu juga dengan Jisung yang tengah melindungi monarchnya.

Angin kencang yang semula bertiup seketika menghilang digantikan dengan getaran pada tanah yang mereka pijak. Perlahan tanah yang semula retak dan berwarna hitam kini terangkat ke atas udara diikuti batuan dan pohon besar yang mengelilingi tubuh Donghyuck.

Monarch : Partie III ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang