#4✓

319 30 10
                                    

Alena menghela napas berat sebelum menjawab pertanyaan Moon, dia bingung harus berkata jujur atau di pendam saja, karena ini bukan hal bagus yang harus di bagikan dengan mereka, Alena tersenyum.

"Aku gak tau ya, mau cape tapi gak ada yang nyuruh aku lari, mau sedih juga gak ada yang harus ditangisi, mau marah tapi gak tau alasannya apa, mau ngeluh juga...jalanin aja lah"

Moon terdiam mendengar penuturan Alena yang begitu dalam dan menyentuh kalbu hingga membuat Moon dan yang lain juga ikut merasakan kesedihannya.

"Kalau kau nak tanya pasal teras, aku boleh bantu." ucap Alicia.

Teman-temannya memandang Alicia tidak percaya, seorang Alicia yang di kenal sebagai ejen berhati dingin dan tidak pernah peduli dengan masalah orang lain terkecuali Ali, sekarang sedang menawarkan bantuan kepada Alena yang notabene adalah ejen cabang yang mereka baru kenal beberapa hari.

"Kenapa?" sewot Alicia yang risih dengan pandangan mereka.

"Tak sangka, kau sorang yang nak bantu dia." ucap Roza mewakili teman-temannya.

"Kita sama teras, mestilah saling bantu." ucap Alicia.

"Iye ke, bukan sebab kau khawatir ngan Alena." goda Moon.

"Mana ade, haaah..kau mesti banyak berlatih guna gejet kau tu, biar tak kena marah ejen Dennis." ucap Alicia.

"Iya, nanti aku latihan lagi." sahut Alena.

"Jet cakap, tembakan kau tak de satupun yang mengenai target, betul ke?"

Lagi, Moon dengan keingintahuannya kembali mengajukan pertanyaan yang sangat negatif seputar kehidupan Alena.

"Moon, tanya yang lain boleh tak." bisik Iman.

"Kenapa? aku tak pasti dengan cerita Jet tu, tu lah sebabnye aku tanya." ucap Moon.

"Jet tipu je tu," ucap Roza agar Alena tidak perlu menjawab pertanyaan yang dapat menyakiti perasaan dia.

Tapi Alena justru tertawa dan menceritakan semuanya kepada Moon.

"Tak sangka, kau ni lemah sangat." komentar Moon setelah mendengar cerita Alena.

"Moon," tegur Iman.

"Ya begitulah, ejen Dennis aja sampe nyerah ngelatih aku." tawa Alena.

"Salut gw sama lo, udah dibully masih aja bisa ketawa, mental baja emang." puji Rizka.

"Oke je ke, kau buat kacau terus macam tu?" tanya Mika.

"Ho'oh, Minggu depan arena korang dah nak mule kan, baik kau banyak berlatih." saran Roza.

"Gak masalah, ayah gak pernah maksa buat jadi juara di arena, jadi lakuin aja sebisa ku." jawab Alena sambil memutar pistolnya.

"Hebat la kau ni, tak kesah tentang peringkat kau di akademi, kalau aku dah berjuang mati-matian tuk jadi juara." ucap Roza.

"Semua ini hanya permainan ringan belum kelas bos, jadi santai aja dulu." ucap Alena seraya menyimpan gejetnya.

"Oh iya, gimana kabar teman kalian yang gejetnya dirusak sama Rully?" tanya Alena.

"Oke je, Aro pun dah di perbaiki." jawab Mika.

"Jahat sangat la, Rully tu. Dia suruh gejet dia tuk hancurkan gejet Khai." marah Moon.

"Dia ingat, dia kuat sangat la tu." cibir Mika.

"Robot Rully memang selalu buat masalah, itu sebab robot dia tidak sempurna." jelas Alena.

"Apa maksud kau, aku tak faham." ucap Roza.

Misi Gabungan (Dua)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang