Khai kesulitan mengenai vir, karena pergerakannya meningkat pesat, Bulat yang datang membantu pun juga kesulitan menge-paskan lemparan gejetnya agar membuat pergerakan vir terhenti.
"Oy, tu je ke yang gejet kau boleh buat?" ledek Rully.
Khai hanya diam, dia dan Bulat saling pandang, Bulat mengangguk kan kepalanya lalu melempar rubik kearah Rully, vir berlari berniat menahan serangan Bulat.
"Kenapa kau ke sini?, sana pegi!, diorang jebak kau je." ucap Rully yang panik melihat vir berlari kearahnya.
Tapi terlambat karena vir sudah terkena serangan Bulat yang membuatnya terlempar setelah rubik itu meledak.
"Eeh, kenapa robot tu lindungi kau!?, bukan ke dia tak nak dengar cakap kau." bingung Khai.
"Vir, memang tak nak dengar cakap aku, tapi dia akan lindungi aku kalau aku kena serang, dia memang dah ku program macam tu." jelas Rully.
"Ooh, macam tu." kagum Khai.
"Sejak bila korang bekawan ni?" tegur Bulat.
Khai dan Rully tersadar lalu kembali saling serang.
"Hiss, vir. Serang lagi budak kacamata tu!" perintah Rully.
"Siapa yang kau panggil budak kacamata, hah!" Khai menembaki lagi vir.
Berkali-kali tembakan Khai melesat dan berfikir akan kalah tapi ternyata vir juga memiliki waktu dalam mode tempur nya, terbukti karena sekarang vir berhenti menyerang Khai.
Khai yang melihat kesempatan emas segera menembak vir, Rully berniat menekan gelang ditangannya untuk mengaktifkan pelindung, tapi pergerakannya terhenti karena ulah rubik milik Bulat.
"Kena kau," ucap Khai sambil menembak lurus kearah kaki vir.
Benar apa yang Roza katakan kaki vir hancur dan robot itu mati dengan sendirinya.
"Wow, macam tu je." ucap Bulat tak percaya.
"Dah, Jom pegi ke capture point, waktu dah nak habis ni." ucap Khai yang sudah menonaktifkan mode suit.
Arif terus-menerus mengarahkan gejetnya kepada Zass tapi anehnya Zass tidak membeku, dia tidak tahu bahwa Zass berlari dengan mata tertutup, dia sengaja menarik perhatian Arif dan membiarkan Rudy tuk menyerang dia.
"Oy, tak sadar ke kalau kau dah tetangkap." tegur Rudy.
"Hah, apa bende kat tangan aku ni?!" panik Arif.
"Kau nak tau?, mari aku tunjukkan."
Rudy menggerakkan tangannya, lalu membuat Arif menekan gejetnya sendiri tepat saat menghadap kearah Killian yang membuatnya membeku.
"Killian, maaf. Bukan aku yang buat." panik Arif.
"Hiyaa!" teriak Ali seraya menyerang Arif dengan yoyonya.
Arif jatuh tidak sadarkan diri, sebenarnya Roza sudah membidiki Killian saat dia membeku tapi Alvis melindungi rekannya itu.
"Isna, lindungi kita orang!" perintah Alvis.
"Kau tak tengok ke aku tengah belawan juga." marah Isna.
"Hiyaa!" Nina datang membantu Alvis dengan menyerang Roza.
"Mana ejen KOMBAT?" tanya Nina.
"Entah, kau tau kan diorang tu selalu buat sesuka hati tak pernah nak dengar cakap kita orang." jawab Alvis.
Ken melompat mundur saat Iman menyerang nya, Ken sedikit kesal karena baru kali ini ada yang bisa membuat dia melangkah menjauh dari lawan, karena biasanya dia yang membuat orang lain terdesak.