Rizka bersandar pada pohon untuk mengistirahatkan tubuhnya, tapi saat ingin memejamkan mata, dia terkejut mendengar suara melodi yang sangat indah, dia tersadar bahwa sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk istirahat, dengan susah payah Rizka berjalan ke asal suara.
"Flute," gumam Rizka yang melihat dari balik pohon.
Seketika dia teringat semua perkataan Alena beberapa hari yang lalu, dia tersenyum tipis lalu berlari ke arah Lusy dan melemparkan kerambitnya tepat mengenai flute.
"Oy, kenapa takde yang halau budak tu?" marah Lusy.
"Ade satu lagi!?" kaget Ryan.
Lusy berjalan berniat memungut flutenya kembali tapi saat dia menunduk, Lusy terkejut melihat ada seseorang yang berdiri didepannya.
"Kau dah kena, hiyaa!" Mika mengayunkan tinjunya kuat hingga membuat Lusy tidak sadarkan diri.
"Ck, Killian, apa bende kau buat ni, serang la diorang tu!" bentak Isna.
Dia mengaktifkan pelindungnya karena Roza menembaki mereka.
"Ck, budak ni." marah Andy.
Dari tempat persembunyian dia menyaksikan semuanya melihat Roza yang menembaki rekannya, Andy segera membidik dia, tapi tanpa dia sadari seseorang sudah mengetahui letak persembunyiannya.
"Betul apa yang Alena cakap,"
Alicia menarik busurnya tepat setelah melihat Andy diatas pohon dan karena tidak memperhatikan sekitar Andy pun terkena panah Alicia.
"Arggh!"
"Andy?" panggil Killian untuk memastikan bahwa rekannya baik-baik saja, tapi nihil tidak ada sahutan yang menandakan bahwa Andy sudah di singkirkan dari pertarungan.
"Oy, tak mungkin budak tu kalah." kaget Arif tidak percaya.
"Cih, biar je lah, serang je budak-budak ni!" perintah Nina.
Roza melihat sekitar setelah melihat teman-temannya mundur dia segera menembakkan peluru asap dan mengikuti yang lain.
"Pengecut," cibir Alan.
"Jage-jage!, kita dah kehilangan dua orang sekali." pesan Alvis.
Di tempat yang tidak jauh dari mereka, ejen inti sedang berkumpul.
"Kalian ingat sama cerita Alena kan?" tanya Rizka.
"Iye, ingat betul la." sahut Moon semangat.
"Buat je ikut cakap Alena," ucap Alicia.
"Apa bende yang korang cakap ni?" bingung Khai.
"Oy, taknak bangunkan Sam ke?" tanya Mika.
"Sini biar gw yang urus,"
Rizka berjalan kearah Sam, lalu menarik kerah bajunya.
"Sam, bangun...woy Sammmm!" Rizka menggoyang kuat tubuh Sam.
Tapi Sam tidak juga bangun.
"Ish!" Rizka yang kesal segera mengangkat tinjunya berniat membangunkan Sam dengan cara dipukul.
"Ehh, sabar, sabar." cegah Chris sambil menahan tangan Rizka.
"Gak ada waktu tau gak, nih anak malah molor." omel Rizka.
"Sam, Sam." panggil Chris sambil menepuk pipi Sam.
"Eerh, dah habis latihan ke?" tanya Sam.
"Belum lagi, masih ada waktu tuk serang balas." jawab Mika.
"Macam mane?, diorang tu kuat la." ucap Sam.
"Tak kuat mana pun," ucap Alicia.
"Mana Ali?" tanya Iman begitu sadar dengan jumlah anggota yang kurang.