#15

354 21 7
                                    

Keesokan harinya, semua ejen menjalani kegiatan seperti biasa tapi kelas berakhir lebih cepat khusus untuk ejen cabang 2, dikarenakan ejen cabang harus banyak istirahat sebelum mengikuti arena.

Walaupun begitu banyak dari mereka yang masih menghabiskan waktu di ruang teras masing-masing, untuk ikut bergabung dengan ejen pusat.

"Zass, macam mana cara kau guna gejet kau tuu?" tanya Helen.

Tapi tak direspon oleh zass.

"Aleks, kau ni kuat sangat yee, saya suka ngan lelaki kuat." puji Rina.

Tentu saja diabaikan oleh Aleks.

"Rudy, gejet kau tu serupa macam gejet Dion, tapi lebih hebat lagi." kagum Nina.

Jelas tak mendapat respon.

"Korang ni, tak de kerja lain ke, selalu ganggu diorang tiga tu." tegur Dion.

"Cemburu la tu," sahut Helen.

"Tak la, baik aku pegi luar dari pada dengar suara bising korang ni."

Dion meninggalkan ruangan, baru saja pintu tertutup terdengar suara pintu yang kembali terbuka, mereka semua menoleh kearah pintu, yang seketika membuat ketiga ejen pusat bangkit dari tempat duduk mereka.

"Eeh korang, maaf sebab tak de nampak dari kemarin." ucap Moon sedikit terkejut karena ketiga pria itu datang mengerumuni dirinya.

"diorang tu, macam mana?" tanya Rudy.

"Dah oke, tadi pun diorang pegi kat bilik KOMBAT." jawab Moon.

"Hah, kenapa masih pegi situ, baik diorang tu rehat je." omel Rudy.

"Entah, diorang tak nak buat korang semua khawatir, sebab tu diorang keluar dari bilik dan ikut gabung kelas hari ni." jelas Moon.

"Oy, jangan tutup jalan." tegur Dion.

Moon segera menyingkir dan berjalan ke tempat duduk karena ejen mentor sudah datang menandakan pelajaran akan dimulai.

Hari ini ejan cabang yang ikut bergabung di dalam kelas hanya Hamid dan Alan, Chris terlihat duduk menjaga jarak dengan mereka berdua, saat pintu terbuka mereka mengira itu adalah ejen mentor, tapi ternyata bukan.

"Korang dah oke ke ni?" tanya Chris.

"Dah, sorry sebab buat kau risua kan kita orang." jawab Mika

"Tapi.."

"Santai Chris, kita gak papa kok." putus Rizka cepat.

"Ooh, manis, kau pun ade hari ni." tegur Alan sambil berjalan mendekati Mika.

Chris sudah siaga didepan Mika, tapi Mika segera mendorong tubuh Chris pelan dan maju ke depan Chris.

"Ooh, tak takut lagi ke, semalam sampai menangis." ucap Alan tersenyum mengejek.

Tapi Mika mengabaikannya dan berlalu menuju meja, Alan terdiam mematung saat Mika melewatinya begitu saja.

"Oy, berani kau abaikan aku." marah Alan sambil menggebrak meja tepat didepan Mika.

"Apa lagi yang kau nak, aku tak de urusan ngan kau ni, pegi la main tempat lain." ucap Mika.

"Awas!" ucap Rizka sambil mendorong kuat tubuh Alan agar menjauh dari depan Mika.

"Mana teman lo yang dua?" lanjut Rizka setelah duduk didepan Mika.

"Oh, maaf. Gw lupa mereka kan cedera ya, kasihan banget." ledek Rizka.

"Baik la tu, kalau tak mungkin saya akan belasah dia kalau sampai tejumpa hari ni." ucap Iman.

"Besar mulut korang sekarang yee, dah lupe ke apa yang kita orang dah buat." ucap Alan.

Misi Gabungan (Dua)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang