King menyaksikan semua rekaman itu yang membuat dia marah dan menaruh dendam pada MATA, tapi hanya ejen cabang yang menjadi incarannya, setelah balas dendam nya tercapai dia akan melepaskan semua ejen pusat.
Tepat saat king mengarahkan pistol peninggalan adiknya ke kepala Alan, terdengar suara dari monitor yang menayangkan keadaan sekitar di dalam markas MATA.
"Hoamm, mana semua orang nih?, kok sepi. "
Terlihat Alena keluar dari dalam kamar berjalan sempoyongan karena nyawa dia belum sepenuhnya terkumpul, ia berjalan menuju tempat ujian arena berlangsung.
"Alena." karena terkejut tanpa sadar Killian menyebut namanya,
"Sapa budak tu?" tanya King.
Bawahannya yang bertugas memegang data tentang ejen cabang langsung memeriksanya, tapi tidak ada data Alena di dalamnya, itu karena King mengambil data lama sesaat adik nya meninggal.
"Maaf bos, tak de data budak tu kat sini." lapor bawahannya setelah di rasa semua data telah di periksa.
"Budak tu, ejen cawangan atau pusat?" tanya King sambil mengarahkan pistolnya kepada ejen Cherry.
"Dia ejen kami," jawab ejen Cherry pelan.
"Ooh, kalau macam tu, diapun mesti di hapuskan juga." ucap King.
"Jangan!" teriak killian, Alvis dan Andy bersamaan.
"Kenapa?" tanya King.
"Alena masuk akademi seminggu setelah kejadian tu, dia takde hubungan ngan Amelia." jelas Killian.
"Hmm, tapi diapun ejen cawangan juga, ah. Macam ni je, korang bertiga pegi tangkap budak tu dan bawak kat bilik yang besar tempat yang korang berkumpul sebelum ni." ucap King sambil berjongkok di depan Killing.
"Kenapa kita orang?" tanya Andy.
Dor
"Arrrghh!" jerit Rully saat tembakan mengenai pahanya,
"Kalau korang tak nak tak pe, tapi kawan-kawan korang ni akan aku tembak satu-satu." ancam King.
Karena tidak ada pilihan lain, ketiga ejen NEURO itu berjalan mendatangi Alena seperti yang telah di arahkan.
"Alena," panggil Alvis.
"Eeh kalian, arenanya udah selesai ya?" tanya Alena,
"iye, ikut kita orang, ada penjenayah kat dalam akademi." jawab Killian.
"Hah!!, bahaya dong kalo gitu, yang lain dimana?" Alena nampak panik.
"Ada kat ruangan arena," jawab Andy.
Killian memimpin jalan dan membawa Alena ke dalam arena.
"Eerr, Killian. Katanya yang lain ada di sini? mana?" bingung Alena saat melihat ruangan yang kosong.
Killing yang berada di depan menjaga jarak dari Alena karena sedang berbicara dengan King melalui alat komunikasi yang mereka bertiga kenakan.
"Kita orang dah bawak Alena, apa lagi?" tanya Killian.
"Hmmm, main-main lah ngan dia tu." jawab King.
"Hah, apa maksud kau ni?!"
"Buat dia rasa apa yang Amelia rasakan,"
"Tapi..."
Killian terdiam saat mendengar suara teriakan Lusy, rupanya King kembali menembak satu lagi ejen cabang sebagai ancaman, Alvis dan Andy saling pandang, lalu menatap Alena yang berdiri di tengah mereka.