Bughh
Seorang pemuda tampak sedang memukuli pemuda lain yang berwajah sama dengannya. Emosinya memuncak kala mengetahui bahwa saudara kembarnya melibatkan orang yang dia sayangi dalam rencananya.
"Beraninya lo bawa-bawa Ira dalam rencana lo!"
Bughh
"Lo bawa dia kemana?" Sean, orang yang ditanya hanya tersenyum smirk. Perlahan ia bangkit setelah tersungkur akibat pukulan saudaranya itu.
"Kenapa? Lo mau nyelamatin dia dan ngehancurin rencana gue?"
"Dimana dia?!!" Sena semakin naik pitam dibuatnya.
"Bukankah ini yang lo mau Sen? Lo mau Ira menjauh dari Jay dengan sendirinya."
"Tapi nggak dengan menyakiti Ira kayak gini Sean!"
"Tenang aja. Gue gak bakal sakitin dia kok. Gue cuma mau tau sejauh mana Jay akan bertindak. Memilih Lily? Atau Ira?"
"Jangan main-main anjing!! Kalo sampe Ira kenapa-kenapa, lo habis ditangan gue." Sena pergi begitu saja meninggalkan Sean. Mengemis menunggu Sean bicara dimana keberadaan Ira pun percuma, karena Sean sangat keras kepala.
Ditempat lain, Dua pemuda yang sedari tadi mengamati sebuah rumah kosong didepan sana segera bersembunyi saat sebuah mobil bergerak menjauh dari rumah tersebut menyisakan beberapa orang yang berjaga didepan pintu. Mobil itu adalah mobil yang sama yang mereka lihat saat Lily diculik.
Tak lama kemudian, orang yang mereka telepon 15 menit lalu akhirnya sampai. Dia adalah Vio. Ya, kedua pemuda itu tak lain dan tak bukan adalah sahabat karib Vio.
Sejak Vio memutuskan hubungannya dengan Lily, sejak itu pula Vio mengawasi Lily dari jauh. Dan setiap dia ada kesibukan lain, maka dia akan meminta temannya untuk mengawasi Lily.
Vio bergabung dengan kedua temannya yang sedang bersembunyi. "Lo yakin dia ada didalam?" keduanya mengangguk.
"Kita cari jalan lain buat masuk."
Sementara itu, Jay masih dalam perjalanan menuju lokasi Lily dengan berbekal GPS milik ponsel Lily. GPS tersebut mengarahkannya ke suatu tempat yang bisa dibilang sepi karena terletak di dalam gang.
Sampai disana, Jay langsung saja masuk mengabaikan perkelahian yang sedang terjadi. Itu adalah teman Vio dan beberapa komplotan yang berjaga disana. Saat berusaha masuk melalui pintu samping, mereka ketahuan dan perkelahian tak bisa dielakkan.
Jay kembali dibuat terkejut kala mendapati kakaknya berada didalam sedang membuka ikatan tali seorang gadis yang duduk dikursi dengan kepala yang tertutup kain.
"Kakak?" Vio pun menoleh.
"Ngapain lo berdiri disana kayak orang bodoh. Sini bantuin!" Jay tersadar dan langsung membantu kakaknya. Membantu melepas tali yang mengikat tangan serta kaki gadis itu.
"Ly bangun Ly." Vio menepuk-nepuk pipi gadis yang masih tertutup kain tersebut. Setelahnya, Vio justru dibuat terkejut saat membuka kain tersebut.
"Ira?" lirih Jay.
Itu bukan Lily. Melainkan Ira. Pandangan Jay teralih pada sebuah ponsek yang tergeletak dibawah kursi yang menyandera Ira. Ponsel Lily. Sial, dia tertertipu.
"Wah wah ada apa ini kakak adik lagi reunian ya?" suara dari sebuah sound kecil yang ada disana mengalihkan perhatian Jay dan Vio.
"Dimana Lily?!"
"Santai dulu Jay. Nikmati aja permainannya. Tenang, Lily gak bakal gue apa-apain, kecuali kalo dia ngelawan sih."
"Jangan main-main sama gue bangsat! Katakan dimana Lily!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTARA ✔
Romance~|| Percayalah, orang yang menunggumu dengan sabar adalah orang yang rasa cintanya teramat besar padamu ||~ Jayden Anggara. Terjebak dalam ikatan bernama friendzone memang menyakitkan. Tapi, menyukai gadis yang sama dengan sang Kakak lebih menyakitk...