1 tahun kemudian
Menyiram bunga menjadi salah satu kegiatan yang rutin Lily lakukan semenjak menikah dengan Vio. Dengan keadaannya yang sekarang, ia dilarang bekerja yang berat-berat oleh mertuanya sebab Lily sedang mengandung. Sudah masuk bulan ke tujuh.
Lily dan Vio menikah satu minggu setelah purna siswa Lily. Dan sejak itu, Lily tinggal dirumah Vio.
Asyik menyiram membuatnya tak menyadari bahwa sang suami sudah berada dibelakangnya.
"Eh kamu udah pulang?"
"Kamu sih ngelamun mulu. Mikirin apa sih?" Lily tersenyum lalu menggeleng. "Bukan apa-apa kok."
Vio terlampau paham dengan sikap Lily sekarang ini. "Siap-siap gih, kita kunjungin adek."
Kedua mata Lily berbinar. "Beneran? Oke tunggu ya, sebentar." Vio hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat betapa bersemangatnya sang istri."Jalan hati-hati!"
____________
Mobil yang dikemudikan Vio berhenti disebuah rumah sakit. Keduanya keluar dan segera menuju ruang rawat pasien. Dari kejauhan, mereka melihat keberadaan orang tua mereka --Angga dan Kara-- yang berdiri didepan ruang rawat.
"Mama? Kok diluar?" tanya Vio.
"Jay sadar Vi, dokter lagi meriksa didalam." kedua mata Kara berkaca-kaca sekarang. Ia menangis senang karena setelah satu tahun dinyatakan koma, Jay akhirnya membuka matanya.
"Syukurlah. Semoga adek baik-baik saja."
Ceklek
Seorang dokter keluar dari ruang rawat Jay memberikan sebuah kabar. "Untuk saat ini, keadaan pasien sudah stabil. Pasien sudah bebas dari masa kritisnya. Kalian boleh masuk, saya harus memastikan sesuatu."
Mereka masuk kedalam ruang rawat Jay diikuti oleh dokter itu dibelakangnya. Kara mendekat dan memeluk Jay. Mengucapkan beribu kata maaf dan juga terimakasih karena sudah bertahan.
Begitupun juga dengan Angga, ia turut meminta maaf pada Jay. Ia salah selama ini, ia sudah menuduh anaknya yang tidak-tidak. Ia sudah gagal menjadi seorang Ayah. Semua fakta yang ia dapatkan dari Ira pada saat kecelakaan, membuatnya menyesal.
Lily tersenyum haru melihat apa yang ia saksikan. "Lihatlah Jay, semuanya menyayangimu. Terimakasih sudah bertahan, dan terimakasih telah menjadi sahabat terbaikku."
Jay hanya diam memandang mereka semua. Bingung dengan situasi saat ini. "Kalian siapa?"
Satu kalimat yang keluar dari mulut Jay membuat senyum keluarganya luntur. "Dokter, mereka ini siapa? Saya siapa?" lagi-lagi Jay mengatakannya.
Tangis Kara tak dapat dibendung lagi. Ia menangis dalam dekapan Angga. "Apa yang terjadi dengan anak saya dok?"
"Pasien mengalami Amnesia Disosiatif, dimana ingatan masa lalu masih ada namun tersimpan sangat dalam dan tidak dapat diingat. Meskipun begitu, ingatan tersebut dapat kembali dengan sendirinya atau setelah dipicu oleh sesuatu yang ada di sekitar."
"Kalian keluarga saya??"
___________
Hari demi hari, keadaan Jay semakin baik dan diperbolehkan pulang. Jay yang tak mengingat apapun menjadi sedikit pendiam. Ia tak tahu harus berbuat apa.
Vio turut sedih dengan keadaan adiknya. Ia menginginkan Jay kembali seperti sedia kala. Untuk itu, ia membantu Jay mengurus kejar paket C agar adiknya itu bisa melanjutkan kuliah. Ia harap, Jay dapat menemukan jati dirinya kembali saat kuliah.
Jay diterima disebuah universitas negeri yang ada di kotanya. Dan hari ini adalah hari pertama ia masuk kuliah. Aneh sekali rasanya mengikuti ospek dengan ingatan yang baru. Ia seperti baru terlahir kedunia, dan langsung menempuh perguruan tinggi.
Apel pembukaan ospek sebentar lagi akan dimulai. Jay hanya duduk sendirian dibawah pohon untuk menunggu. Tiba-tiba saja seorang gadis menghampirinya dan menyapanya. "Jay~!"
Jay mengerutkan dahinya berusaha mengingat siapa gadis itu. Namun nihil, ia tak dapat mengingat apa-apa dan malah membuat kepalanya sakit. "Ah sorry, ingatan gue agak kacau." katanya.
"Gue tau kok. Gue udah dapet kabar dari Lily."
Gadis itu mengulurkan tangannya. "Nama gue Ira. Lo mau kan jadi temen gue?"
Jay tersenyum membalas uluran tangan Ira kemudian mengangguk. "Teman."
~END~
____________
29 Juli 2023
.
.
.
gimana epilognya?? wkwk
see you next story... makasih banyak udah mampir baca dan vote <3

KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTARA ✔
Romans~|| Percayalah, orang yang menunggumu dengan sabar adalah orang yang rasa cintanya teramat besar padamu ||~ Jayden Anggara. Terjebak dalam ikatan bernama friendzone memang menyakitkan. Tapi, menyukai gadis yang sama dengan sang Kakak lebih menyakitk...