2 hari berlalu sejak Vio meminta Jay menjauhi Lily. 2 hari itu pula, Jay tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Lily meneleponnya berkali-kali namun tetap tidak ada jawaban. Bertanya ke Hesa pun percuma karena dia tidak akan mengaku.
"Aduh Lyy, gue pusing liat tingkah lo yang kaya cacing kepanasan. Kenapa sii, si Jay masih gaada kabar?"
"Dia gak angkat telfon gue Syaa, astaga bisa gila gue lama-lama."
"Ya lo-nya juga aneh, pacarnya siapa yang dikhawatirin siapa. Mana dua-duanya sodara lagi."
"Jay tuh teman baik gue Sya. Kalo gue gak ketemu Jay, gue pun gak bakal kenal sama kak Vi."
"Terserah deh. Mending kalo hari ini dia belum masuk, lo cek aja kerumahnya. Rumah tetanggaan gitu."
Lily bingung. Ia tak enak jika Vio tau. Sebab, chat terakhir yang ia kirim pada Vio untuk mengecek Jay hanya dibalas singkat. Tidak seperti biasanya. Tapi ya mau gimana lagi.
"Yaudah deh nanti gue coba."
Tingg
Ponsel Lily berbunyi menandakan ada pesan masuk.
Kak Vi ❤
|Nanti malem keluar yuk?
"Aaaa kak Vi ngajak gue keluar Syaaa!! Ya ampunn!! Gue kira dia marah soalnya 2 hari ini gak nge-chat sama sekali."Fasya hanya bisa mengelus dadanya melihat tingkah teman satu-satunya itu. Baru aja dia galau mikirin Jay, sekarang dia udah jingkrak-jingkrak kesenengan. Cepet banget berubahnya.
"puas-puasin deh pacarannya mumpung masih semester 1. Biasanya kalo ujian nasional pada putus sama pacarnya."
"HEHH!! Jelek banget doa lo Sya." Fasya terbahak-bahak. "Canda kali Ly wkwkwk."
___________
Siang ini, Lily mampir kerumah Jay karena kebetulan pulang lebih awal. Didepan gerbang ia bertemu dengan Pak Eko, satpam dirumah Jay.
"Eh ada neng Lily, cari den Vio ya neng?" tanyanya.
"Anu Pak, saya cari Jay. Soalnya dia udah 2 hari nggak masuk sekolah."
"Oh si aden ada kok didalem. Mari masuk neng." Pak Eko membukakan pintu gerbang untuk Lily.
Lily mengetuk pintu rumah didepannya. Dua kali ia mengetuk, tak ada jawaban. Hingga akhirnya muncullah sosok yang selama ini ia khawatirkan.
"Kakak belum pulang." ketus Jay.
"Apaan sih Jay. Aku kesini bukan nyariin kak Vi."
"Oh yaudah." Jay hendak menutup pintunya kembali, namun Lily menahannya. "Et et jangan ditutup dong. Gue kesini mau ketemu lo tau."
"Ngapain?" pandangan Lily beralih pada punggung tangan Jay yang terdapat sebuah plester. Bekas infus.
"Lo sakit?!" tanyanya sambil memegang punggung tangan Jay yang diplester.
Jay dengan cepat menepisnya. "Apaan sih Ly." Jay berlalu masuk kedalam, duduk di sofa dan menyalakan tv yang tadi ia matikan.
"Lo pasti sakit gara-gara makan bakso itu kan?" tanya Lily yang sudah duduk disamping Jay.
"Nggak." Jay masih fokus pada televisi yang menayangkan iklan. "Kak Vi tau kamu sakit?" tak ada jawaban dari Jay. Lily menganggap jawabannya adalah tidak.
"Lo udah makan?" Jay tetap diam. "Hadeh berasa ngomong sama tembok gue." gerutunya.
Tak banyak bicara, Lily langsung menuju dapur. Membuatkan Jay makanan yang mudah dimasak. Tentunya dengan melihat video tutorial.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTARA ✔
Romance~|| Percayalah, orang yang menunggumu dengan sabar adalah orang yang rasa cintanya teramat besar padamu ||~ Jayden Anggara. Terjebak dalam ikatan bernama friendzone memang menyakitkan. Tapi, menyukai gadis yang sama dengan sang Kakak lebih menyakitk...