Sejak malam itu, Angga dan Kara benar-benar menutup mata atas kehadiran Jay. Jay diabaikan, bahkan setelah Jay menceritakan kejadian yang sebenarnya. Kedua orangtuanya tak mempercayainya. Benar bukan apa yang ia katakan? Jujur pun percuma.
Vio turut prihatin. Dirinya pun tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa memberikan kalimat-kalimat positif pada adiknya itu. Ya, mereka sedikit dekat setelah insiden penculikan Lily. Walaupun terkadang Jay lebih banyak diamnya saat bersama Vio.
Hari ini merupakan hari ulang tahun Lily. Dan Jay sangat menantikannya. Ia sudah merencanakannya dari jauh-jauh hari. Saat ini Jay telah berada disebuah toko bunga. Melihat-lihat bunga yang ada disana sembari menunggu pesanannya siap.
Senyumnya tak berhenti mengembang. Ia benar-benar bersemangat. Ah iya, Jay melupakan satu hal. Lantas ia mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan kepada Lily.
Lily
Nanti sore aku tunggu di taman ya|
Setelahnya ia masukkan kembali ponselnya kedalam saku saat seorang pelayan menghampirinya dengan membawa bucket bunga. Beberapa bunga lily putih itu dirangkai indah dengan bunga-bunga kecil sebagai pemanis.
"Terima kasih."
______________
"Kalian mau kemana? Bukannya hari ini Papa sama Mama free ya?" baru saja Lily mau mengajak mereka family time bersama mumpung hari libur. Tapi, melihat Mamanya yang sibuk merias diri, juga Papanya yang sudah digarasi untuk memanasi mobil membuatnya mengurungkan niat.
"Mama ada arisan sebentar. Kamu baik-baik ya dirumah."
"Papa juga ikut?"
Mamanya mengangguk. "Daripada nanti Papa kamu bolak-balik buat jemput Mama, mending ikut Mama kan?"
Lily menghela napasnya. "Yaudah deh terserah Mama aja."
"Mama berangkat ya." Lily mencium tangan Mamanya lalu mengangguk pelan. "Hati-hati Ma."
Lily menatap laju mobil Papanya yang menjauh hingga tak terlihat lagi. Ia menghela napasnya. Lagi-lagi, ia ditinggal sendirian.
Tingg
Tingg
Dua buah pesan masuk secara bersamaan ke ponsel Lily. Ia baca pesan dari Jay yang berada paling atas. Mengetik 'oke' lalu mengirimnya.
Setelah itu, ia kembali ke halaman yang menampilkan semua chat. Pesan yang berada tepat dibawah pesan Jay. Sebuah pesan dari Vio.
Kak Vi
|Siap-siap gih, aku tungguin. Kita jalan-jalan.
Lily mengerutkan dahinya. Ia tak salah baca bukan? Apa mungkin salah kirim?
Salkir kak?|
|Nggak kok. Aku udah digerbang.
Lily pun menoleh kearah gerbang rumahnya. Dan benar saja disana sudah ada Vio yang duduk manis diatas motornya, sedang melambai kearahnya. Lily pun kembali mengetikkan sesuatu.
Tunggu sebentar|
Kemudian bergegas masuk kerumah untuk bersiap. Tak butuh waktu lama, Lily sudah siap dengan dress selututnya serta rambut yang tergerai indah. Juga make up simple membuatnya tampil anggun.
Vio segera melajukan motornya setelah Lily naik. Ia akan mengajak Lily untuk makan es krim. Motornya berhenti di sebuah kedai es krim yang biasa mereka kunjungi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTARA ✔
Romance~|| Percayalah, orang yang menunggumu dengan sabar adalah orang yang rasa cintanya teramat besar padamu ||~ Jayden Anggara. Terjebak dalam ikatan bernama friendzone memang menyakitkan. Tapi, menyukai gadis yang sama dengan sang Kakak lebih menyakitk...