2 hari sejak keberangkatan Vio untuk KKN, sejak itu pula Lily resah dibuatnya. Vio sama sekali tak mengirimi pesan. Bahkan pesan terakhir yang ia kirimkan, hanya dibaca oleh Vio.
Hal itu tentu membuat Lily uring-uringan. Seperti saat ini, dia hanya meletakkan kepalanya dimeja saat jam istirahat. Padahal biasanya, ialah yang paling semangat untuk urusan kantin.
"Ly, udah ah jangan loyo terus. Ayo ke kantin, laper nih gue." Fasya ikut capek melihat Lily yang tak ada semangat sama sekali.
Lily akhirnya mengangkat kepalanya. "Lo ke kantin sendirian aja deh. Gue lagi ga nafsu."
"Beneran? Gue tinggal nih?"
"Iya iya. Udah sana ah." seperginya Fasya, Lily kembali meletakkan kepalanya diatas meja.
Jay masuk ke kelas dengan sebungkus batagor dan satu botol air. Ia menarik tempat duduk Fasya untuk mendekat ke bangku Lily. Lily yang merasa ada pergerakan didekatnya pun mengangkat kepalanya.
"Jay?"
"Dimakan. Gue beliin batagor sama air. Tenang, abang batagornya udah gue suruh kasih sambel yang banyak." Jay menaruh batagor dan air yang ia bawa ke meja Lily.
"Gak deh. Gue males makan."
"Yaudah kalo gitu gue aja yang makan."
Jay hendak mengambil batagor tersebut, namun Lily menahannya. "Gue aja."
Lily memakan batagor itu dengan lambat. Ia tak nafsu makan, tapi ia juga tidak mau mengulangi kesalahan yang sama dengan membiarkan Jay memakan batagor yang pedas itu.
"Nanti pulang sekolah jalan-jalan yuk." ajak Jay.
"Kemana?"
"Ke taman sekalian jajan."
"Boleh deh. Gue juga lagi suntuk, butuh hiburan." Jay tersenyum mendengar jawaban Lily. Ia takkan membiarkan Lily terlarut dalam kesedihannya karena Vio.
____________
Sore itu, Jay menepati janjinya untuk mengajak Lily ke taman. Mereka duduk sebentar di sebuah bangku berwarna putih yang ada disana setelah lelah berkeliling.
"Cari jajan yuk Jay."
Mereka berjalan bersama dengan tangan yang saling bertautan. Jauh di depannya ada seorang penjual bakso.
"Beli bakso aja deh." kata Lily. Mereka berjalan mendekati penjual tersebut. Disana, ada seseorang yang tak asing bagi Jay.
"Ira?" panggil Jay. Keisha Mahira, Ira yang merasa dipanggil pun menoleh. "Eh Jay?"
"Beli bakso juga Ra?"
"Iya nih. Buat anak-anak panti." Lily hanya diam melihat interaksi keduanya. Mencoba mengalihkan pandangannya dari mereka. Entahlah, ia sedikit tidak suka dengan gadis itu.
"Kamu sama siapa Jay?" tanya Ira.
"Oh, kenalin ini Lily. Temen aku."
"Mahira." Lily menjabat tangan Ira dengan senyum yang dipaksakan. "Lily."
"Kalian baru pulang sekolah ya?"
"Udah dari tadi sih. Tapi tadi sempet muter-muter dulu cari angin. Terus laper, cari makan eh ketemu si abang bakso. Yaudah kesini deh."
"Ohh gitu."
"Ini neng." si abang bakso itu menyodorkan 2 kantong plastik berukuran sedang ke Ira.
"Berapa bang?" Ira membuka dompetnya hendak mengambil uang. Namun, dengan cepat Jay menahannya. "Udah biar aku aja yang bayar Ra."

KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTARA ✔
Romansa~|| Percayalah, orang yang menunggumu dengan sabar adalah orang yang rasa cintanya teramat besar padamu ||~ Jayden Anggara. Terjebak dalam ikatan bernama friendzone memang menyakitkan. Tapi, menyukai gadis yang sama dengan sang Kakak lebih menyakitk...