#1✓

460 29 1
                                    

Pagi yang cerah seorang wanita bejalan dengan riang memasuki kelasnya, dibelakang dia mengekor dua orang pria yang juga berada dikelas yang sama dengannya.

"Kau ingat muka budak lelaki yang langgar aku pagi tadi?" tanya si pria.

"Udah lupain aja, dia kan gak kan sengaja." tegur si wanita.

"Kau ni Zahra, yang tekena langgar kan aku bukan kau." marah si pria.

"Apa sih, Yusuf. Marah-marah terus lagi dapat ya." balas Zahra.

"Dah dah, masuk kelas cepat!" perintah pria satunya sambil menarik tangan Zahra dan Yusuf.

"Abang, Adek jangan begadoh." ucapnya.

"Siapa yang abang adek?" tanya Zahra.

"Kita orang lah," sahut si pria girang.

"Ceh, aku tak nak lah ada adek macam dia ni." sahut Yusuf.

"Aku juga gak mau manggil kamu abang," balas Zahra.

"Sst, dengar cakap abang Rahman, korang tak boleh gaduh." tegur Rahman.

Yusuf dan Zahra menatap datar pria di depannya.

"Sejak bila kau jadi abang ni, Rahman?" tanya Yusuf.

"Sejak tadi," jawab Rahman.

"Abang konon," cibir Zahra sambil menyenggol bahu Rahman dan berjalan masuk ke dalam kelas.

Setelah menghabiskan waktu seharian di sekolah, Zahra sangat ingin berbaring di kasur sekarang ini, tapi suara panggilan yang menyuruh nya berkumpul untuk mengikuti ekskul setem membuatnya kesal.

"Arggh, aku padahal udah bilang gak mau ikut loh." omel Zahra sepanjang jalan.

"Dah tu, kita coba je la, kalau tak seronok baru berhenti." ucap Rahman.

"Koleksi setem, jelas la tak seronok, ape la kau ni Rahman." ucap Yusuf yang juga setuju dengan Zahra.

"Mana sih ruangannya?" marah Zahra karena sudah lelah berjalan.

"Haa tu, bilik setem." ucap Yusuf.

Mereka bertiga berjalan dan masuk kedalam ruangan tersebut, betapa terkejutnya mereka saat melihat ruangan yang ternyata adalah sebuah gudang.

"Ooh, salah masuk kita ni." komentar Rahman.

Mereka berbalik keluar tapi terkejut saat melihat cikgu Bidin menghalangi pintu.

"HWAAA, cikgu Bidin. Jangan ngagetin dong!" marah Zahra.

"Korang dah sampai, ambil satu-satu, habistu letak kat sini." ucap cikgu Bidin.

Mereka bertiga menurut dan setelah meletakkan Setem ke buku tiba-tiba muncul pintu rahasia.

"Eh, mengarah kemana pintu ni?" tanya Yusuf antusias.

"Bukan pintu, ini lift." sahut Zahra.

"Iye, aku pun tau." balas Yusuf.

"Eleh, tadi salah pun." ucap Zahra lagi.

"Ish, budak ni kan." geram Yusuf.

"Dah, tak sopan betul, ada cikgu Bidin ni." tegur Rahman.

"Maaf ye cikgu, adek-adek saye memang degil." lanjutannya.

"Tak pe, saya paham, jadi korang bertiga ni saudara?" tanya cikgu Bidin memastikan.

"Gak, cuman sepupu." sahut Zahra.

"Entah nye, sejak bila pulak aku jadi adik kau ni, umur pun selisih sebulan je." omel Yusuf.

"Sama aku selisih empat bulan," ucap Zahra sambil menghitungi jarinya.

Misi Pelengkap (Tiga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang