Rin berjalan perlahan sambil mengeret bola besi yang berlumuran darah, dia menghampiri keempat remaja yang memucat melihat kedatangannya.
"Hebat juga korang, boleh kalahkan kawan-kawan aku." puji Rin.
"Mika!!" Rizka berlalu melewati Rin.
Rizka menahan tubuh lemah Mika dan membantunya untuk berbaring.
"Korang kena pergi dari sini secepatnya, budak tu monster." ucap Mika dengan suara lemah.
"Gw gak akan ninggalin Lo semua, Sam. Tolong!" panggilan Rizka menyadarkan Sam dari keterkejutan.
Segera Sam menembak Rin dengan jamnya, walaupun semua tembakannya berhasil dihindari oleh Rin, setidaknya dia sudah berhasil membuat Rin mundur menjauh.
"Aleks, kau oke tak, Aleks?" panggil Sam seraya mengangkat kepala Aleks dan meletakkan nya ke atas paha.
"Sam, pergi!" ucap Aleks pelan.
"Alicia!?" Rudy berlari menuju Alicia yang sudah tidak sadarkan diri.
Yusuf jatuh berlutut melihat kedua orang tersayang nya terluka parah, Yusuf yang marah segera menyerang Rin dengan membabi buta, bahkan ia telah lupa dengan rasa sakitnya.
"Tak sangka, Evan kalah lawan budak mentah macam kau." oceh Rin sambil menghalau pedang Yusuf menggunakan rantai penghubung bola besi miliknya.
"Aku penasaran dengan kau, tapi aku dah tak de waktu tuk layan kau ni."
Perkataan Rin diakhiri dengan ayunan kuat bola besinya, hingga membuat Yusuf terpental, Sam yang berniat menyerang Rin juga terkena ayunan bola besi, Rizka yang lambat tersadar dengan serangan Rin hanya bisa terdiam mematung.
Tapi seseorang langsung memeluk Rizka dan memutar posisi mereka, Rizka menatap tak percaya, saat melihat Aleks melindungi nya, padahal sebelum nya Aleks masih terduduk lemah setelah di bantu oleh Sam, tentu saja Rizka terkejut melihat ejen bertubuh besar itu kini melindungi nya, mulut Aleks mengeluarkan darah akibat hantaman bola besi di belakangnya.
"Aleks, enggak. ALEKSSSSS!" teriak Rizka histeris sambil memeluk tubuh lemah Aleks.
Rin kembali mengayunkan bola besinya, tapi pergerakannya tertahan karena ulah gejet Rudy.
Tapi karena Rudy sudah kehabisan tenaga dia terlempar dengan mudah setelah beradu kekuatan dengan Rin.
"Hehh, ingat kan kuat sangat." cibir Rin.
Rin kembali menatap ke arah Rizka yang menangis sambil memeluk Aleks, dia tersenyum psyco dan kembali mengayunkan bola besinya, saat dia menantikan jeritan kesakitan Rizka, Rin terkejut saat melihat sebuah penghalang yang melindungi Rizka.
"Rizka, lari!" perintah Zahra dengan suara lemah.
"Tapi..."
"Cepat lari, cari bantuan. Mereka semua masih bisa terselamatkan kalau dibawa secepatnya ke rumah sakit terdekat." ucap Zahra.
Rizka yang bimbang dikejutkan dengan suara berisik dia menoleh, betapa terkejutnya Rizka saat melihat semua penjahat itu telah berkumpul.
"Oy, Lance. Kenapa muka kau tu?" tanya Rangga.
"Cih, jangan tanya." marah Lance.
"Dia tekena serang budak lelaki yang bertubuh besar tu," ucap Rin mewakilkan Lance.
"Hahaha, lemah betul la kau ni." ledek Evan.
"Kau pun sama, kau kalah kan ngan budak pedang tu." ucap Rin sambil menunjuk Yusuf menggunakan dagunya.
"Cih, aku kalah sebab Herry tembak aku, nah tengok perut ku berlubang." ucap Evan sambil menunjuk kearah perutnya.
"Bukan aku, budak ejen tu yang kawal aku, berapa kali aku nak cakap." marah Herry.

KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Pelengkap (Tiga)
Hayran Kurgu~ini lanjutan cerita ~MISI GABUNGAN sepulang sekolah Zahra mendapat panggilan yang mengharuskan dia menghadiri ekskul stem yang dia sebenarnya tidak mau pergi kesana. Tapi berbeda dengan Yusuf dan Rahman yang tidak banyak protes dan tetap mendatangi...