#18

261 23 15
                                    

Rangga terlihat kesulitan mengenai Ali yang terus memutar yoyo nya menangkis tembakan drone, tapi Rangga tidak kehabisan akal, dia mengerakkan drone kearah depan Ali, disaat Ali fokus menangkis serangan dari depan, Rangga mengarahkan satu drone kebelakang Ali, tapi belum sempat drone menembak Ali, Jet lebih dulu menembak jatuh drone tersebut.

"Ape?" kaget Rangga.

"Hehh, mudah sangat nak baca serangan kau tu." ucap Jet dengan senyum mencemooh.

Saat Rangga lengah, Ali menyerangnya setelah Rangga jatuh tersungkur Jet menembakkan peluru gravitasi untuk mengunci pergerakan Rangga, satu orang telah berhasil di kalahkan.

"Apa ni? Aku tak boleh gerak la." keluh Rangga.

Walaupun Rangga berhasil mereka tumbangkan, drone miliknya tidak juga berhenti menyerang yang membuat Ali dan Jet harus menjauh menjaga jarak dari nya.

"Kenapa belum mati lagi ni?" bingung Ali sambil mengaktifkan pelindungnya

Jet berjalan perlahan mendekati Rangga di saat Ali menahan semua serangan drone, lalu ia memeriksa saku pakaian Rangga dan menarik keluar ponsel Rangga, Jet tersenyum tipis lalu menekan layar ponsel Rangga, drone pun mati.

"Lain kali, guna lah gejet yang susah sikit." ucap Jet sambil memukulkan ponsel Rangga kepalanya.

"Adoi, sakit la bodo." maki Rangga.

Karena kesal Jet menyumpalkan ponsel itu ke mulut Rangga lalu pergi meninggalkan dia begitu saja. Dua orang telah berhasil dilumpuhkan, tersisa Herry yang masih berduel dengan Chris, tapi pertarungan terlihat berat sebelah, karena mereka dua tipe yang berbeda, Chris terus menyerang Herry hingga membuat dia tidak memiliki waktu untuk menarik pelatuk pistolnya.

"Cih, susah sangat aku nak tembak ni!" marah Herry.

Herry yang bergerak mundur tanpa memperhatikan sekitar tidak sadar jika kakinya telah menyenggol sebuah rubik.

"Eeh, ape hal ni!?" panik Herry saat tubuhnya tidak bisa digerakkan.

"Perhatikan jalan kalau tak nanti jatuh dalam jurang," ucap Bulat sambil menepuk bahu Herry.

"Hah, apa dah jadi ni, weeh tolong aku!!" Herry jadi heboh sendiri, padahal Bulat tidak melakukan apapun padanya.

"Bising la, kau tak tengok ke?, aku pun kena sekali." omel Lance yang terbeku dalam posisi meninju.

"Kau tengok muka aku ni? Ada aku kesah." sahut Herry datar.

"Sial kau, tunggu nanti!" marah Lance.

Chris berjalan menghampiri Herry.

"Dimana korang sembunyikan Zahra?" tanya Chris.

"Sembunyi kan? Kita orang tak de kerje nak sembunyikan budak bola tu, sebab dia tamu bos kita orang la." jawab Herry.

"Apa maksud kau ni?" bingung Khai.

"Maksud die, Zahra tu. Dah jadi kawan kita orang la." ucap Lance.

"Aku tak nak dengar kebohongan korang ni, bagi tau dimana korang sembunyikan Zahra, cepat?" Khai meninggikan suaranya.

"Ceh, Zahra. Keluar la! selamatkan kita orang, kau dah lupe ke apa bos cakap!" seru Lance.

Ejen muda segera mengedarkan pandangan mereka mencari keberadaan Zahra, dan tiba-tiba saja sebuah bola karet memantul di depan masing-masing ejen.

"Ni kan..."

Ali menggantung kalimatnya, karena masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat, tapi kecurigaan dia semakin menjadi saat sebuah penjara aktif dan mengurung mereka semua.

Misi Pelengkap (Tiga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang