Setelah ujian masuk akademi berakhir, Zahra, Rahman dan Yusuf di bawa ke ruang pengawasan untuk bertemu dengan ejen yang lain.
"Tahniah karena berjaya lalui ujian akademi MATA," ucap ejen Leon.
"Terimakasih, ejen." sahut Rahman.
"Cis, ternyata semua ni cuma ujian, kenapa la aku mesti cedera sebab budak ni." oceh Yusuf.
"Aku kan udah bilang dari awal, lagian siapa juga yang minta di lindungi sama kamu." sahut Zahra.
"Kau ni, memang nak kena."
Yusuf berniat mencubit Zahra tapi tangannya ditahan oleh Rahman.
"Dah la tu, tak malu ke kena tengok ejen lain." bisik Rahman.
"Ceh, nama aku Yusuf." ucap Yusuf.
"Saye Rahman,"
"Zahra."
Perkenalan singkat mereka di lanjutkan oleh ejen-ejen muda, setelah itu penjelasan dari ejen Leon, sebelum akhirnya mereka dibubarkan dan sekarang semua ejen muda sedang bersantai di ruang berkumpul.
"Zahra, kau buat sendiri ke, gejet kau tu?" tanya Moon, mencoba melakukan pendekatan.
"Iya," jawab Zahra singkat.
"Hebatnya, macam mana kau buat?" tanya Moon lagi.
"Bahan-bahan ada banyak di rumah Rahman lalu Yusuf yang mengajarkan ku cara membuatnya." jawab Zahra.
"Diorang dua tu, Abang kau ke?" tanya Roza sambil menunjuk kearah Rahman dan Yusuf yang mengobrol dengan ejen lelaki.
"Sepupu," jawab Zahra singkat.
Tepat saat Moon ingin mengajukan pertanyaan lagi, Zahra memakai headphone yang dari tadi melingkar di lehernya.
Semua ejen perempuan saling pandang, saat melihat Zahra yang sedang mendengarkan musik dan bersandar pada sofa, Rahman dan Yusuf segera menghampirinya.
"Maaf ye, Zahra memang susah nak bergaul ngan orang baru." ucap Rahman.
"Ooh, tak pe, kita orang paham." sahut Moon.
"Korang ada yang nak di sampaikan kat Zahra ke?" tanya Yusuf.
"Tak de, kita orang cuma nak ajak dia keliling akademi je." jawab Iman.
"Macam tu, bagus juga, Zahra ni mudah tersesat kalau kat tempat baru." ucap Rahman yang setuju dengan rencana ejen perempuan.
Yusuf yang mengerti segera mendekati Zahra dan menarik lepas headphone yang Zahra kenakan.
"Apa?" ucap Zahra dingin.
"Ck, diorang ni nak ajak kau pergi tengok akademi." sahut Yusuf.
"Apa lagi yang mau di lihat?, nanti juga aku bisa lihat sendiri." balas Zahra.
"Jangan la macam tu, pegi la ngan diorang." bujuk Rahman.
Zahra memandang Rahman datar lalu merampas heandphone dari tangan Yusuf.
"Kalian aja yang ikut mereka, aku tunggu di sini." ucap Zahra sambil memasang kembali headphone nya.
"Hisss, budak nii." geram Yusuf.
Sebelum Yusuf membalas tingkah laku Zahra, Rahman menahan bahunya.
"Dah, tak kan kau tak tau, Zahra. Dia kan memang macam ni." ucap Rahman.
"Aku tau, tapi kalau macam ni terus, budak ni takkan pernah dapat kawan." balas Yusuf dengan suara lebih tinggi dari Rahman.
"Nanti, ada la dia kawan, kau tak payah risau." ucap Rahman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Pelengkap (Tiga)
Fanfiction~ini lanjutan cerita ~MISI GABUNGAN sepulang sekolah Zahra mendapat panggilan yang mengharuskan dia menghadiri ekskul stem yang dia sebenarnya tidak mau pergi kesana. Tapi berbeda dengan Yusuf dan Rahman yang tidak banyak protes dan tetap mendatangi...