15 menit sebelum bel pulang berbunyi, Alicia dan Ali sudah dipanggil untuk menuju keruang ekskul setem, saat ingin meletakkan setem nya, Ali seketika panik mencari setem di sakunya.
"Alamak, setem aku hilang." pekik Ali.
"Ape la kau ni Ali, tanpa setem tu kau tak boleh masuk akademi tau." omel Alicia.
"Macam mana ni, aduhh." heboh Ali.
"Jangan risau, kamu boleh masuk menggunakan setem cadangan ini." ucap ejen Karya.
"Terimakasih, ejen Karya."
"Tapi nanti, cari betul-betul setem kamu tu." pesan ejen Karya.
"Baik!" sahut Ali.
Ali dan Alicia sudah berada kini tiba di akademi, terlihat teman-temannya yang juga sudah berada di sana.
"Hai korang," sapa Ali.
"Oh, Ali, Alicia, korang dah tau ke?" ucap Khai semangat.
"Tau ape?" bingung Ali.
"Hari ni kita ada ejen baru," jawab Moon riang.
"Waaah, biar betul?!" kaget Ali.
"Betul, kita orang datang awal sebab nak tengok ejen baru tu lah." sahut Roza.
"Semua segera berhimpun di ruang pengawasan!" ucap ejen Bakar dari pengeras suara.
"Jom cepat, dah nak mule dah tu." ucap Mika.
"Gw gak minat sih sama ejen baru," gumam Rizka.
Semua berkumpul dan menunggu calon ejen baru memasuki ruangan yang dulu menjadi tempat Ali dan Alicia menjalani ujian masuk.
"Tiga sekali," komentar Jet.
"Budak lelaki lagi," keluh Moon.
"Satu perempuan la Moon," ucap Iman membenarkan.
"Satu je kan, lagi elok kalau yang masuk perempuan semua, lagi seronok." ucap Moon.
"Eh, kenapa budak perempuan tu tengok kat sini?" ucap Roza.
"Hah, perasaan lo aja kali, gak mungkin dia bisa ngeliat kita diatas sini." sahut Rizka.
Mereka memandangi calon ejen baru lalu dikejutkan dengan lambaian tangan dan sapaan dari si wanita.
"Weh, budak tu tengok kita orang lah." kaget Bulat.
"Biar betul?!" ucap Chris tidak percaya.
Walaupun mereka kebingungan dengan tingkah si wanita mereka tetap menyaksikan ujian masuk tersebut dan beralih menatap kepada dua orang pria yang sedang berhadapan dengan ejen Karya.
"Eeh, hebat juga gejet diorang tu, pancing ngan pedang." takjub Khai.
"Waah, kalah la kau Ali." ucap Jet sambil menepuk-nepuk kuat belakang Ali yang berdiri di sebelahnya.
"Apa hal aku pulak," sahut Ali tidak terima dan segera menggeser posisi nya menjauh dari Jet.
"Kenapa budak perempuan tu tak bantu lawan?" komentar Mika.
Pertarungan berakhir dengan cepat, tapi ujian dinyatakan berakhir jika semua calon ejen berhasil mengalahkan sang penguji atau sebaliknya, penguji berhasil mengalahkan mereka.
"Zahra, larii!" perintah Rahman.
"Eh, kenapa?" tanya Zahra.
"Kau tak nampak ke orang jahat kat depan kau tu," sahut Yusuf tidak santai.
"Oh, dia itu cikgu Bidin, masa kalian gak nyadar sih?"
"Hah?"
Bukan hanya Rahman dan Yusuf yang kaget plus bingung, ejen muda yang mendengarnya pun ikut terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Pelengkap (Tiga)
Fanfiction~ini lanjutan cerita ~MISI GABUNGAN sepulang sekolah Zahra mendapat panggilan yang mengharuskan dia menghadiri ekskul stem yang dia sebenarnya tidak mau pergi kesana. Tapi berbeda dengan Yusuf dan Rahman yang tidak banyak protes dan tetap mendatangi...