First Day

1.2K 144 4
                                    

Ben menghela nafas berat, hari ini dia pertama kali bertemu dengan seluruh anggota keluarga Fed. Ingin menghindar tapi tidak bisa.

Rencananya Ben hanya akan sarapan sendiri, tapi salah satu pelayan datang ke kamarnya dan menyuruh untuk turun sarapan bersama. Dengan malas Ben menuruti itu.

Tiba di ruang makan, suasana disana tepat seperti apa yang dipikirkan pemuda itu. Dingin dan sepi.

Empat orang yang ada disana mengalihkan perhatian pada Ben yang baru saja tiba. Maharth berpikir, tumben adiknya tenang sekali.

"Makan" Justin hanya mengucapkan satu kata itu dan langsung di turuti oleh keempat anaknya.

Kali ini mereka makan dengan tenang, sedikit asing karena biasanya Ben akan selalu membuat keributan seperti menceritakan harinya dengan semangat, meminta ini dan itu pada Justin atau pada kakak-kakaknya.

Ben yang biasanya makan dengan berantakan juga sangat tenang dan tertata hari ini. Pemuda itu makan dengan anggun seperti sudah terlatih untuk makan seperti itu.

Justin mengelap mulutnya dengan tisu setelah meminum air miliknya. Berdiam diri hingga semua anaknya menyelesaikan sarapan mereka.

"Jadi, ingatanmu terganggu?" Tanyanya tenang.

Nada yang digunakan terkesan tidak peduli, hal itu membuat Ben mendengus pelan.

"Hm" Sahut Ben singkat, pemuda itu ingin cepat-cepat pergi saja dari sana.

"Sopan dikit sama daddy, attitude lo perlu dilatih lagi kayanya" Sindir Jareth kesal.

Maharth yang memang tidak mengerti situasi kesehatan Ben hanya memasang wajah bingung.

"Bang, udah" Lerai Saskara.

Ben memandang remeh pada Jareth, orang ini terlalu mengganggu.

"Jangan sok ngatur" Balas Ben singkat yang semakin menyulut amarah Jareth, begitu juga Maharth yang bingung dengan sikap tidak sopan Ben.

Biasanya sekalipun disindir, dihina dan diabaikan, Ben akan tetap diam dan hanya memasang senyum bodohnya.

"Dia tetap kakakmu, kemana hilangnya sopan satunmu" Justin memandang tajam anak bungsunya.

Ben balik memandang tajam pria itu yang membuat Justin terkejut, bahkan mata pria itu bergetar sekalipun ekspresinya masih datar.

"Saya tidak tahu dan jangan bersikap sok peduli dengan saya. Bersikaplah seperti dulu, sekalipun saya tidak ingat tapi sedikit banyak saya sudah mendengar apa yang kalian lakukan. Jadi, tetap bersikap seperti dulu dan abaikan saya. Jika perlu, saya akan tinggal dengan Bubu" Ucap Ben panjang lebar.

Justin memandang tajam dengan tangan mengepal.

"Siapa yang mengizinkanmu? Tetap diam di rumah ini dan jangan membuat masalah" Setelah berucap demikian, Justin berlalu keluar dari ruang makan dan bersiap ke kantornya.

"Tidak seharusnya berucap begitu pada daddy" Saskara berucap dengan nada lembutnya.

Ben melihat ketiga kakaknya. Maharth memandangnya bingung, Jareth yang masih emosi, dan Saskara dengan tatapan lembutnya.

"Kenapa? Apa yang gue bilang gak salah. Jangan sok peduli kalo sebenarnya gak peduli. Urusin diri masing-masing aja" Ucapnya tajam.

"Apa yang salah sama lo?!!" Maharth berucap geram.

"Dia cuma nyari perhatian kita bang, besok juga bakal balik kaya dulu lagi" Jareth berucap remeh.

Saskara menghela nafas, kenapa jadi begini. Kedua abangnya tidak mengerti situasi bahwa adik mereka memang sudah berubah, Ia merasakan bahwa Ben memang tidak sedang berpura-pura.

It's All About TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang