Persiapan telah usai dilakukan. Pertandingan ketiga juga telah dilaksanakan, tiba saatnya untuk Ben dan Ryan sebagai bintang utama hari ini memasuki arena.
Dendam yang terpancar dari keduanya menambah panas aura persaingan diantara mereka.
"Are you ready? in three, two, one and GO!!"
Tepat ketika wanita dengan pakaian seksi di tengah arena mengibarkan bendera, kedua motor itu melaju cepat. Balapan dilakukan di circuit resmi dan juara akan dilihat dari seberapa banyak lap yang dilakukan dalam 20 menit. Aturan ini tentu dibuat oleh penyelenggara balapan. Karena ini bukan balapan resmi dan bukan juga balapan liar, aturan tetap dibuat akan tetapi tidak seperti aturan balapan resmi.
Pada menit ke 15, Ben jauh unggul di atas Ryan dengan 13 putaran sedangkan Ryan hanya 9 putaran.
Disisi lain, Delvon mulai curiga saat melihat adanya percikan api yang muncul dari bagian bawah motor milik Ben. Dengan panik Delvon berusaha memanggil Ben, namun karena bisingnya arena suara Delvon bahkan tidak sampai pada pemuda itu.
"BEN LOMPAT, MOTOR LO DISABOTASE!!" teriaknya yang menarik perhatian seluruh orang disana.
Ben sendiri mulai sadar saat putaran ke 17 yang akan dia lakukan. Menyadari bahwa kemungkinan motor miliknya akan meledak, Ben terpaksa mengambil resiko terburuk. Ia harus melompat, apapun yang terjadi nantinya.
Ibu, mama maafin Ben - Batinnya sebelum akhirnya memilih untuk melompat kesamping circuit.
Lompatan yang cukup jauh dengan motor yang melaju kencang menyebabkan benturan parah pada tubuh Ben. Baju dan helm sama sekali tidak dapat melindungi tubuh pemuda itu. Tepat setelah ia melompat, motor miliknya tetap melaju hingga akhirnya meledak cukup keras.
Ben masih sadar hingga saat itu, ia bahkan melihat smirk yang dilayangkan Ryan saat pemuda itu berhenti di tengah circuit.
"Loser" Dari gerakan bibirnya, Ben tahu apa yang dikatakan remaja itu padanya.
Tepat sebelum kesadarannya menghilang ia mendengar teriakan milik Delvon. Hanya itu dan telinganya berdenging kencang, rasa sakit yang sebelumnya ia rasakan mulai menghilang.
"BEN PLEASE, NO, BEN STAY AWAKE PLEASE!! "
***
Sementara itu perdebatan terjadi di sisi jalan, di luar arena tepat saat balapan berlangsung.
"Please stop being annoying Fed, lama-lama gue makin gak suka sama lo" Ucap pemuda dengan rambut abu-abu pada pemuda lainnya.
"Tapi aku gak salah Theo, kamu berubah sejak kenal dia. Aku mau kamu yang dulu" Pemuda dengan pakaian cerah dan model yang cukup kekanakan merengek dengan tangan yang berusaha meraih lengan pemuda di depannya.
"Gue engga, lo yang berubah. Makin manja, nyusahin, dan emosian. Sifat lo udah gak bisa di atur" Ucap pemuda yang di panggil Theo itu.
"Kamu bahkan gak nanya alasan aku berubah, kamu jahat Theo" Mata Fed berkaca-kaca, mencengkram erat lengan pemuda di depannya.
"I don't care, terserah lo mau bilang apa. Yang pasti stop nempelin gue, lo bisa pulang dan jangan nyusahin gue disini"
Theo melepas dengan kasar cengkraman Fed dan sedikit mendorong pemuda di depannya. Namun naas, kaki Fed terjatuh keluar batas trotoar dan pemuda itu kehilangan keseimbangan tubuhnya kemudian membentur kerasnya aspal jalanan.
Melihat itu Theo dengan cepat menghampiri pemuda di depannya yang tidak sadarkan diri dengan kepala yang mengeluarkan darah.
"Shit, lo ngerepotin gue lagi" Ucapnya kesal dengan tangan yang berusaha menghubungi ambulance.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's All About Time
Fiksi PenggemarBen meninggal dalam kecelakaan. Pemuda itu pikir ia akan pergi ke neraka karena dosa-dosanya, tapi kenyataannya pemuda itu malah terdampar di tubuh orang lain dengan wajah persis sepertinya. Kematiannya yang direncanakan membuat Ben berambisi untuk...