1. Prolog (#Family Ice)

131 72 43
                                    

                       Happy Reading

*Prolog!

"Halo? kamu jadi kesini kan?"

"Iya, ini aku sedang memandangimu"

Melihatmu dari kejauhan sangat cantik, di tengah padang rumput dengan kuas cat, kanvas dan rambutmu yang berterbangan tertiup angin yang sejuk ini. Membuatku tidak sabar menunggu kejutan darimu.

"Apa yang kamu lukis? Alam lagi?"

"Kali ini bukan, cepat kemari! lihat sendiri!"

Padahal jarakku dengan mu hanya tinggal beberapa meter saja, kenapa ini terasa sangat jauh.

"Dor!"

Suara tembakan yang menghentikan langkahku. Timah panas yang mengenai daun telinga ku, membuat seluruh suara yang kudengar berdengung sangat kencang. Seketika komunikasi kita lewat telepon pun terhenti.

"Kass ku!"

Jeritmu untukku terakhir kali yang takkan pernah bisa kulupakan. Seharusnya waktu itu, kita tidak usah pernah bertemu.

****

#Family Ice

"Papap selesai, Papap tunggu di mobil ya" ucap Pak Adhara yang langkahnya menuju keluar rumah seraya memakai kacamata hitam andalannya.

Melihat kepala keluarga  yang gagah itu sudah keluar, Anak perempuan yang tengah duduk di meja makan buru-buru melahap roti paginya,"Bun, Tara pamit sekolah dulu ya Assalamualikum, dah Bunda" pamitnya mencium pipi Bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat kepala keluarga  yang gagah itu sudah keluar, Anak perempuan yang tengah duduk di meja makan buru-buru melahap roti paginya,
"Bun, Tara pamit sekolah dulu ya Assalamualikum, dah Bunda" pamitnya mencium pipi Bunda.

Seketika anak laki-laki tegap melirik Bunda dan adiknya. Dia mengangkat bibir atas tipisnya itu menyerong ke kiri,  "Titan juga bun" sahutnya cuek, membawa segelas susu pergi menuju mobil.

"Cihh gengsi amat sih? kalo mau cium, cium aja kali!" bisik Tara ke telinga Masnya.

Titan mengacak-acak rambut adiknya seraya menyeruput susu yang dia bawa, "Diem!" celetuknya tersenyum jahil.

"Hati-hati yah, Titan jaga adeknya di sekolah, Tara buku PR ga lupa bawak kan?" tanya Bu Thea yang selalu memperhatikan anak-anaknya.

"Udah Bun! Beres!" sahut anak perempuan cantiknya seraya menunjukkan jempolnya.

"Headset nya ya my my!" pintah Pak Adhara kepada kedua anak kesayangannya.

"Udah Papap" jawab Tara.

"Hmmm" sahut Titan cuek.

Seperti biasanya, setiap pagi didalam mobil, Pak Adhara menyuruh mereka memakai headset, agar tidak mendengar ucapannya yang sedang menyusun strategi untuk misi pekerjaannya hari ini. Tara merasa susananya udah mulai dingin, ditambah kulkas disebelahnya yang juga mulai on.

Warm Ice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang