Hari-hari berlalu, Titan dan Acung memasuki semester terakhir perkuliahan nya. Mereka sibuk menyelesaikan kelas semester akhir dan menyusun proposal penelitian.
Di kelas, Titan dan teman-teman sekelasnya tengah mengerjakan tugas bersama, "Tan! Pinjem jurnal lo dong, yang bedah syaraf otak" ucap Morgan.
Titan melepaskan satu earphonenya,
"Hah? Syaraf otak? Bentar gue liat di loker" sahutnya langsung pergi mengambil jurnal ke lokernya.Tiba-tiba Nana datang memasuki kelas bedah syaraf, "Kesayangan gue mana?" tanyanya celingak-celinguk.
"Ke loker ngambil jurnal bentar, kesayangan-kesayangan! Udah di tolak mentah-mentah pun elo ga nyerah-nyerah! Heran" ucap Acung melirik gadis modis itu.
Nana melirik handphone Titan yang tertinggal, "Cih! Sukak gue lah, walaupun cowo gue banyak, Titan is number one di hati gue" sahut Nana yang mulai mengecek ponsel Titan.
"Ga di sandi? Sederhana banget hidupmu cayang" gumamnya.
Dia melihat lagu yang sedang di putar, "Masih Chanel bunga Lily"
gumamnya.Kemudian, dia membuka isi galery nya, ekspresi Nana seketika berubah, banyak sekali foto-foto batu dan bunga liliy di handphone nya. Dan cuma ada satu perempuan di galery itu, yaitu Ester. Semua ekspresi wajah Ester ada disana.
"Estremos? Aneh banget nama album fotonya" gumam Nana yang terus mengscroll album foto Titan. Isinya banyak foto-foto kenangan dia dengan Ester semasa SMA.
"Titan keliatan bahagia banget disini, beda sama yang sekarang, senyum aja jarang, keliatan bucin banget, cewek ini kayak pernah liat gue, tapi dimana ya?" gumam Nana.
Tiba-tiba Titan memasuki kelasnya, Nana kaget dan tidak sempat mengembalikan kembali posisi handphone Titan seperti semula, dia kalut sampai salah pencet,
"Arhg.......hghhh" rintih Titan memegangi telinganya, dia langsung melepaskan semua earphonenya.
"Siapa yang ganti lagu gue! Mana hape gue!" ucapnya sangat marah.
Nguingggggg....gggggg
Dengungan yang sudah lama hilang itu muncul lagi.
"Arhhg....., Stop!!!!" jeritnya memukuli telinganya.
Plak
Plak
"Tan! Lo kenapa? Cung kenapa dia?" tanya Morgan sangat panik.
Melihat itu Nana terkejut dan panik,
"Gue ga sengaja salah pencet lagu di hape nya doang" ucapnya.Acung menepok jidatnya,
"Goblok lu Na!" celetuknya."Arhhggg...ahhh!" Titan yang tak kunjung berhenti berteriak kesakitan.
"Kita panggilin dosen bentar Tan, duh bingung banget gue" ucap Morgan berlari keluar.
Acung langsung mengehentikan Morgan, "Gan! Ga usah! gue tau apa obatnya, tolong jaga dia bentar bantu tutup telinganya!" sahutnya berlari sangat kencang.
"Titan kenapa? Kok kesakitan gitu? Cuma gara-gara lagunya terganti?" gumam Nana yang masih kebingungan dan panik melihat Titan yang meraung kesakitan.
Tidak lama kemudian, Acung datang membawa Ester. Titan terlihat sudah sangat pucat, badannya mulai panas.
Ester mendekati Titan pelan-pelan yang sedang meraung kesakitan, dia mengelus tangan Titan dengan lembut, dan mulai menutup telinga mantannya itu, dengan kedua tangannya,
"Kak Titan, denger aku! Pejamkan matamu! Tarik nafas dan buang pelan-pelan," Bisik Ester sangat pelan.
Titan menganggukkan kepalanya dan memejamkan kedua matanya, Ester mengelus kepalanya sangat lembut berkali-kali, kemudian dia memasangkan earphone Titan ketelinganya dan memutar kembali lagu bunga liliy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warm Ice [END]
RomanceKisah tentang manusia kulkas yang berjuang membuang rasa traumanya. Berusaha keluar dari kegelapan dan keterpurukan hidupnya. Melibatkan cinta, keluarga, pertemanan dan rasa dendam. Akankah dia dapat menemukan kembali cahaya dihidupnya? Mau tahu kel...