5. Sebongkah Es

60 54 10
                                    

Happy reading

"Hmmm seneng banget hari ini, perasaan apa ya ini? Apa aku udah suka sama kak Neil?" Gumamnya memandangi setangkai bunga terompet merah pemberian Neil yang ada dihadapannya.

Tara pun berjalan membuka tirai jendela kamarnya dan melihat kamar Neil dari kejauhan, "Iya yah... keliatan jelas banget dari sini, pantesan dia sering merhatiin"

Tidak lama kemudian, Tara turun kebawah menuju meja makan,

"Bun, telepon orang RSJ buruan gih, ada orang gila di sebelahku" pintah Titan yang terus memperhatikan tingkah laku Adiknya yang senyam-senyum sendiri.

"la la la la la la" Tara yang besenandung sambil mengambil lauk pauk ke piringnya dan tidak memerdulikan keadaan sekitar.

"Tara? Are you okey?" tanya Bundanya.

"I'm good, very good bun" balas Tara tersenyum lebar.

Pak Adhara mengelus bahu istrinya, "Shuttttt, udah biarkan saja si Tara my my, mungkin dia habis kebagian Mie Gocengan yang lagi viral itu" sahutnya.

"Iya my my" balas ibu Thea.

"Heh cil, kamu punya pacaran kan? Ayo ngakuu!" bisik Titan pelan sembari mencuri ayam goreng yang ada di piring adiknya.

"Hush! Enggak ya! Hoax ga ada tuh..., eh ayamku mana? Mas Titannnn!"

Titan tertawa cekikikan mengerjai Tara dan kabur keluar rumah dengan piring makan di tanganya,
"Hahahaha"

Melihat itu pak Adhara dan buk Thea hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Permisi..."

Tuk tuk tuk

"Siapa sih malem-malem" Titan langsung membuka pagar rumahnya,

"Eh...,anu anu"
"Bang Titan lagi yang buka pager, di luar Nayla!" Gumam Neil, melihat Titan gugup.

Seketika Titan memasang wajah judesnya,
"Anu anu apaan! Buruan! Lu ga liat gua lagi rempong gini?" ketusnya menunjukan piring dan ayam goreng curiannya.

"I....i..i..ini bang gue mau ngasih puding ini buat Tara, titipan dari Mama gue" sahut Neil.

Titan seketika melirik sepiring puding yang ada di tangan Neil,

"Bilang sama bunda lo makasih, nih pegang! terus siapa nama loe?"
Tanya Titan dengan tatapan songong dan memberikan ayam goreng curiannya ke Neil.

"Gue Neil bang..., btw itu rumah gue"

Titan langsung melirik kearah rumah Neil, "Gue ga nanyak rumah lo dimana! Terus kita udah impas kan, gua dapet puding, elo dapet ayam, bye!" pungkas Titan dengan cepat menutup pagar rumahnya dan masuk ke dalam rumah.

"Btw gue ga manggil nyokap gue bunda bang"
"Shittt galak banget bang Titan, padahal planningku sekalian minta nomor telepon Tara, gatot gatot gagal total" gumamnya kesal berbalik berjalan pulang kerumahnya.

❄️❄️❄️

Titan yang kembali dari luar langsung duduk di depan Tv dan memakan puding pemberian Neil,
"Enak, enak banget, rasa ini....., ga asing" gumamnya.

"Heh maling! Apaan tuh? Minta dong!"

"Cih! bocil kematian.., nihh dari pacar mu!"

"Kak Neil?"

"Ooo jadi gosip di sekolahan bener ternyata, sekolah dulu lahh baru cinta-cintaan"

"Aku kan ga bilang iya...sih Mas Titan!"

"Tapi apa? Belom? Awas ya..., my bombastic side eyes always following you!"

"Berisikkkkkkk!" Tara yang kesal langsung naik ke lantai 2 menuju kamarnya.

Pak Adhara tiba-tiba datang menyomot puding pemberian Neil dan memakannya, "Enak nih, beli dimana Tan?" tanyanya.

"Di kasih tetangga depan rumah" balas Titan memakan puding dengan lahap.

"Loh? Selama ini di depan rumah kita ada rumah? bukannya hutan belantara?"

"Hahahaha yaaa ada lah pap, gimana sih masak hutan" sahut Titan tertawa.

"Gini dong Tan... Papap kangen kamu yang ini" sahut pak Adhara mengusap kepala Titan dengan lembut.

Titan hanya diam membisu tidak merespon.

❄️❄️❄️

Keesekoan harinya, tampak Neil yang sedang memanaskan sepeda motornya. Dia melihat Tara dan Titan yang keluar dari gerbang rumahnya, Titan melihatnya sangat lama dan menelototinya.

Neil langsung memalingkan wajahnya,
"Shitt, kayaknya nganter puding kerumahnya tadi malem adalah sebuah kesalahan, harusnya Mama aja sih" gumamnya.

"Itu yang ngasih puding semalem?" bisik pak Adhara pelan ke telinga Titan.

"Iya Pap itu orangnya" sahutnya pelan.

"Ooo, jadi dia yang suka sama Tara" lirik pak Adhara ke Titan.

"Hehehehe" Pak Adhara dan anak sulungnya yang kompak saling merangkul dan masuk ke dalam mobil.

"Cihh nih duo kulkas kesambet apaan dah?" Gumam Tara.

Bersambung

*Halo jangan lupa tinggalin jejak ya selesai baca :)

Warm Ice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang