Lea dan Nata tak jadi membolos. Seusai dihukum mengepel aula, mereka dipanggil untuk mengikuti ulangan harian susulan. Kini, keduanya sama-sama cemberut di meja masing-masing. Soal-soal di depan mereka entah mengapa terasa sulit padahal keduanya selalu mendapatkan nilai bagus.
Nata menegakkan badannya ketika sesuatu mengenai kepalanya, membuat Nata terbangun dari rasa kantuknya. Sebuah bola kertas berwarna merah muda. Nata langsung menoleh ke belakang, Lea masih tampak kesusahan mengerjakan soal.
kamu itu tembaga dan telurium ya? Cu + Te = cute
ANJAY SLEBEW PAPALE PAPALENata menahan tawa. Ia membalikkan kertas itu dan menulis sesuatu di sana.
lea kalau dapet >90 nanti nata masakin yang banyak! 💪(๑•̀_•́๑)💪
"Nata, kamu tuh nggak bisa gombal, ya!" gertak Lea ketika membaca balasan dari Nata.
Cindy, ketua kelas yang menjagai mereka mengerjakan ulangan susulan tersebut langsung cekikikan menahan tawa. "Lea, pacarannya setelah ujian aja. Lagian ini masa-masa UTBK lo malah pacaran. Aneh."
"Bilang aja iri, dasar jomblo!" balas Lea tak mau kalah.
Cindy langsung menggelengkan kepala dan duduk kembali. "Waktu ngerjain tinggal tujuh menit. Cepetan kek biar gue bisa bebas abis ini," ucap gadis itu sambil membuka catatan kelas.
"Cin, kalau pengen kita cepat makanya kasih tau cara ngerjain uraian nomor 5. Lea tinggal itu doang, serius," bisik Lea membuat gadis yang sedang fokus dengan buku itu menatapnya tajam.
"Biasanya kalian dengan mudah ngerjain begituan. Kenapa hari ini melas amat, dah? Gue juga nggak bisa ngerjain sih tadi sebenernya. Nanti kumpulin aja apa adanya," balas Cindy setelah beberapa saat.
"Nata akhirnya tahu. Jadi, jawabannya adalah soal-soal sin cos tan kelas sepuluh yang nggak ada hubungannya dengan pekerjaan kita di masa depan. Lea, sini lembar jawabnya!"
Nata bergegas merebut lembar jawab Lea dan menyerahkannya kepada Cindy, tampaknya ia memahami betapa frustasinya mereka menghadapi persoalan matematika yang sebenarnya diulang dari materi kelas pertama. Lea langsung menahan senyum ketika Nata membawanya keluar dari kelas.
"Habis ini harus jadi, nanti Gebi biar nyusul aja," ucap Nata. Keduanya tampak bersemangat sambil memesan taksi online untuk mereka pulang. Kunci Nata masih ditahan oleh pihak sekolah.
Namun, Lea menurunkan senyumnya ketika melihat Felix bersama Theo menunggunya di depan. Lea langsung menghampiri keduanya. Nata pun mengikuti. "Kak Felix ngapain?"
"Jemput kamu, lah," sahut perempuan itu sembari mengambil alih tas Lea.
Lea menarik kembali tangannya. "Lea udah ada janji," balasnya, Nata langsung memegang lengannya.
"Nggak papa, Lea. Mungkin kita lain kali aja, besok juga bisa, kan? Sana kalau mau pulang bareng Kak Felix sama Theo. Eh, ini taksinya udah sampai. Nata duluan, ya. Bye!"
Nata tersenyum sejenak dan berlari meninggalkan tiga orang itu. Theo langsung mendekati Lea. "Dia itu bodoh, ya?"
Lea hanya mengangguk dan menuju mobil mereka. Argan terlihat menikmati gambar yang didesainnya dalam tablet. Stylus-nya bergerak indah menghasilkan ilustrasi di layar. Lea sekilas melirik, itu adalah gambaran konsep pernikahan Argan dengan Felix.
"Kenapa dihukum?" tanya Argan tanpa mengalihkan pandangannya dari layar.
Lea menutup kembali ponsel yang baru dibukanya. "Membosankan kalau masa-masa sekolah Lea hanya dipenuhi belajar," sahutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALEA [On Going]
Fiksi RemajaArgan tak mengira bahwa Lea, adiknya yang super manja, menye-menye, berisik, dan segala sikapnya yang childish itu ternyata adalah alasannya untuk bisa sembuh dari fobia yang ia hadapi. Argan selalu percaya bahwa kekasihnya, Felix, yang dapat menyem...