"Whatever happen next, you'll always be my favorite part" -P
"I've never met person like u, i think i should be grateful that the universe let us meet" -R
"Whatever will be, will be" -N
Pagi ini para kontestan sedang menikmati day off. Jadwal mereka baru dimulai kembali nanti sore untuk melakukan GR. Alhasil Rony dan Paul membetahkan diri di dalam kamar untuk rebahan dan bermalas-malasan.
"Ron. Kalau gue beneran suka sama Nabila gimana?" Tanya Paul seraya melihat foto-foto postingan di Instagram Nabila. Sepertinya Paul memang stalker yang setia.
Rony melirik Paul sekilas. "Gausah" jawabnya
"Eh, kenapa nah?" Tanya Paul mengernyit dengan nada tak suka
"Gua takut lu dicekal ama kak Seto" Rony enggan untuk menjawab serius pertanyaan Paul barusan. Tentu karena dirinya sendiri juga menyimpan perasaan yang sama.
"Cok gue serius Ron. Kayanya gue beneran fallin in love deh" mata Paul berbinar-binar melihat postingannya kemarin bersama Nabila. "lagian orang-orang banyak yang bilang cocok loh Ron" lanjutnya
"Geli bet dah. Gua beneran serius ul. Nabila baru kelas 2 SMA. Lu emang mau dibilang pedofil ha?" tanggap Rony
"Anjir gue nda setua itu, beda 4 taun doang. Nabila juga udah 17 tahun udah legal dia mah" jawab Paul tak terima dirinya dianggap seakan mengidap pedofilia
"Sst udah ul, lu kalau mau nyoba, samperin langsung aja deh tu Nabila. Jangan ganggu gue lagi maen ML ini. Hus hus" usir Rony untuk menghentikan percakapan yang membuat panas telinga dan tentunya hati Rony.
"Ide bagus. Gue pesen brownies dulu nah buat pdkt. Thanks Ron, gue turun dulu."
"Sat, gue suruh samperin niat hati biar berhenti malah beneran dilakuin. Emang lu ya bule. kalah start dah gue" lesu Rony seiring dengan kepergian Paul yang bergegas ke unit Nabila.
♫♫♫
Kini Paul sudah sampai di depan unit perempuan. Tangannya menjinjing kantung plastic berisi brownies coklat yang dipesannya beberapa menit lalu.
"Tarik nafas dulu, pemanasan" Paul memeragakan mode tarik nafas ala atlet di depan unit.
"Hai Nabila, apa kamu sibuk? Nda nda terlalu formal" - "Eh Nabila, temenin aku yuk! Apasi nggatel"- "Nabila, wanna go out? Sok bule, tapi emang, tapi nda lah lebay" Paul mulai frustasi setelah mencoba mempraktikkan kata dan gaya yang harus dikatakan di depan Nabila nanti
"arrgh, dah lah apa kata nanti" putusnya setelah merasa tidak ada kata yang pas untuk diucapkan.
Iapun mulaimenggerakkan tangannya ke arah tombol bel di sebelah pintu. Namun belum sempatmenekan bel, keraguan muncul dalam dirinya. Akhirnya ia memutuskan untukmengirim pesan ke Anggis melalui ponsel pintarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selang beberapa menit Nabila sudah berada di depannya dengan mengenakan hoodie berwarna coklat. Tutup hoodienya ia tarik hingga menutup seluruh kepala bagian samping ke belakang. Herannya tanpa polesan make up dan baju sederhana seperti itu saja wajah Nabila tidak berubah.
"selalu cantik" ucap Paul samar hingga tidak jelas terdengar oleh Nabila
"hah, kenapa kak Paul?" hingga suara Nabila mengejutkan lamunan Paul seketika
"eh ndak, ini aku bawain brownies. Tadinya mau makan sama yang lain tapi masih pada tidur jadi aku kesini" tentu saja ucapan Paul hanyalah kebohongan semata.
"oh gitu masuk aja kak Paul, kebetulan kak Syarla lagi masak nih sekalian bagi sama mereka aja" ajak Nabila pada Paul
"makasih Nabilah" jawab Paul sembari melangkahkan kakinya menuju living room
"We we we, ada bule nyasar nih" seru Salma ketika menangkap sosok Paul yang sudah berada di dalam living room unit mereka.
"Numpang makan kau kan, udah ketebak lah modus kau" kini Novia mulai ikut nimbrung dalam obrolan penyambutan Paul
"kenapa ndak suka? Aku bawain brownies lo ini" balas Paul untuk membela diri
"oh mau apelin putri kau itu lah ma" saut Novia sambil mengarahkan pandangnya pada Salma, yang diberikan anggukan oleh Salma
"bisa juga kau bule. Duduklah duduk" lanjut Salma menanggapi
Mereka semua berbincang satu sama lain. Canda dan tawa memenuhi seisi ruangan. Di balik layar, mereka memang seperti keluarga. Tanpa persaingan. Yang ditunjukkan hanyalah kebersamaan antar peserta.
♫♫♫
GR malam ini selesai pukul 20.00 WIB. Para kontestan memutuskan untuk berkumpul di rooftop apartemen untuk bersantai dan menghabiskan waktu untuk saling sharing.
Hingga dipertengahan waktu, Nabila mulai izin untuk kembali ke kamar trlebih dahulu. Izinnya Nabila dari sesi berkumpul ini disadari oleh Rony yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Nabila. Jika kalian Tanya bagaimana dengan Paul. Ia sedang bersenda gurau dengan Novia sehingga tidak menyadari bahwa Nabila sudah menghilang.
"mau kemana kau Ron" Tanya Salma ketika melihat Rony mulaui berdiri dari sikap duduknya
"toilet, napa ikut?" jawab Rony
"dah gila kau ya. Sana lah keburu beser dia" balas Salma
Ronypun berlalu meninggalkan mereka. Rony tidak benar benar ke toilet. Ia mengikuti Nabila yang ia rasa sedang tidak baik-baik saja.
Sebelumia pergi ke kamar Nabila, ia menyempatkan diri kembali ke unitnya untuk mengambil gitar yang ia simpan di kamar.
Selang beberapa menit, Rony sampai di depan kamar Nabila. Segera ia menekan bel hingga Nabila keluar masih dengan wajah yang terlihat sedikit sendu.
"Loh kak Rony, ada apa kak Rony?" Tanya Nabila ketika melihat yang di depan kamarnya adalah Rony
"Tadi aku ditelfon teh lida, katanya minta tolong panggilin kamu ke bawah sekarang." Bohong Rony
"oh iya? Yaudah makasih kak Rony aku langsung kesana"
"eh bentar. Bareng aja Nab, aku mau sekalian beli kopi di resto" susul Rony
Situasi di dalam lift terlihat hening. Tidak ada percakapan di antar Nabila maupun Rony. Mereka sama-sama tenggelam dalam pikiran masing-masing.
♫♫♫
"Loh Nabila kemana?" menyadari ketidak hadiran Nabila diperkumpulan ini Paul pun bertanya pada teman-temannya.
"makanya jangan asik sendiri lu bule. Ke kamar, ngantuk katanya" jawab Salma sewot dengan pertanyaan Paul
Paul yang mendengar jawaban Salma hanya mengangguk tidak berniat menjawab dengan perkataan.
Ia juga tidak berniat untuk menyusul Nabila ke kamarnya. Yang ia pikirkan mungkin Nabila memang benar-benar kelelahan hingga ingin cepat-cepat untuk tidur di kamarnya. Paul tidak ingin tidur gadis cantik itu terganggu. Jadilah ia lanjut berbincang dengan yang lainnya.
♫♫♫
Hello Happy Sunday guys. Writer's back, hope u'all enjoy the story. Don't forget to give your vote n coment below 😊🙌