i miss u so much guys... (╥﹏╥)
pengen up book lain yang udah lama kesimpen di draft, tapi yang ini aja belum kelar ueueue takut ga kepegang 😢
tw// harsh words, ⚠️
—buas—
Junghwan panik setengah mati begitu mendengar suara dari seberang telepon.
mampus, apakah Jeongwoo benar benar berada di depan rumahnya saat ini? apakah pria itu benar benar terpancing emosi?
oh astaga.. apa yang harus ia lakukan..
dengan gelisah Junghwan segera mematikan panggilannya sepihak. ia membuka pintu kaca yang mengarah langsung pada balkon. pemuda tersebut merangkak dengan bodoh mendekati pagar balkon agar Jeongwoo tak dapat melihatnya dari bawah, kemudian si manis mengintip melalui sela sela pagar---- dan matanya membulat begitu mendapati siapa yang benar benar berdiri di depan gerbang rumahnya.
"anjing... beneran dateng orangnya.. gimana dong..." begitu lirih Junghwan sembari menggigiti kukunya ketakutan.
hayooo, panik kan bocah?
—buas—
Jeongwoo terus menerus menelpon bocah sembilan nyawa itu dengan perasaan kesal yang tak kunjung hilang. sudah kesal karena diganggu terus terusan, kini teleponnya tak diangkat pula, semakin kesal lah Jeongwoo.
pria berbahu lebar itu mendengus kasar, sepertinya Junghwan tak mungkin mau menemuinya sebab panik dan takut akan ancaman konyol yang ia layangkan tadi. apakah sebaiknya pria tampan ini pulang sekarang juga? lagipula untuk apa Jeongwoo berlama lama berdiri di rumah orang seperti ini?
baru saja sosok berumur dua puluh lima tahun itu hendak membalikkan badannya untuk pulang, niatnya harus diurungkan karena tiba tiba pagar rumah pak RT itu terbuka, menampilkan sosok RT itu sendiri dengan wajah segar berseri.
"duh sorry woo.. maaf ya nunggu lama, kenapa ga bunyiin bel aja? kata Junghwan kamu mau ketemu om ya?"
tentu saja Jeongwoo mengernyitkan alisnya tak mengerti, butuh beberapa detik sampai otaknya paham apa yang sedang terjadi.
ah, akal akalan Junghwan rupanya. alih alih si bocah cupu itu yang menemui Jeongwoo, ia malah membohongi ayahnya sendiri. sungguh anak durhaka, untung Jeongwoo mampu mengatasi situasi ini.
dengan senyum tak enak, Jeongwoo mengangguk dan salim kepada yang lebih tua.
"oh iya om bener.. sebenernya saya mau minta izin aja sih buat ketemu Junghwan pagi pagi gini."
hehe, pembalasan. kau kira mudah untuk kabur, Junghwan?
Jihoon membelalakkan matanya terkejut, namun senyuman di bibirnya mengembang lebar seketika.
"serius? boleh?" begitu tanyanya.
".....?"
"yaampun woo, om kira semalem kamu cuma iya iya doang ternyata beneran bersedia." ayah Jihoon menepuk lengan Jeongwoo pelan sebelum terkekeh tampan.
"om ga ngira kamu bakal jemput Junghwan sepagi ini. yaudah sebentar om panggil dulu Junghwannya ya, sini kamunya masuk dulu." begitu lanjut sang ketua RT sebelum masuk dengan tergesa meninggalkan tamunya yang nampak kebingungan di depan pagar.
KAMU SEDANG MEMBACA
buas; iksan boys [end]
Fanfiction"makin kelakuan lo kaya anjing, makin gua gangguin ya Junghwan." "alah kelakuan lo sama hewan sendiri aja ga ada bedanya ngabers tolol." inilah mengapa pepatah bilang jangan terlalu membenci seseorang, nanti anakmu berwajah mirip seperti dirinya. la...