IYAAAA IYAAAAA AKU MUNCUL NIH MUNCUUUL MANA PELUKNYAAAA
—buas—
bung, ternyata menikah itu tidak semudah yang Jeongwoo bayangkan.
benar, ketika masih pacaran semuanya terasa baik baik saja dan berjalan begitu mulus. namun setelah enam bulan pernikahan mereka berjalan, masalah datang silih berganti mencoba meruntuhkan janji suci yang pernah mereka ikrarkan.
contohnya adalah seperti sekarang, Jeongwoo frustasi bukan main sebab Junghwan tak kunjung pulang padahal jam dinding telah menunjukkan pukul sepuluh malam.
suami manisnya itu sangat aneh hari ini, yah... sebenarnya Jeongwoo sendiri tak mengerti apa yang terjadi. awalnya ia maklum, hormon orang hamil memang sangat mempengaruhi suasana hati. namun melihat situasinya menjadi seserius ini, sosok kepala keluarga itu tak lagi dapat menoleransi.
baiklah, semuanya bermula ketika bangun tidur pagi tadi. Jeongwoo sempat terkejut melihat wajah si manisnya yang bengkak seperti habis menangis semalaman, namun ia mengabaikannya karena mengira wajah Junghwan mungkin digigit serangga. dasar konyol.
setelah Jeongwoo bersiap dan hendak berangkat bekerja, tentu saja ia harus membangunkan bayi besarnya untuk berpamitan seperti biasa. namun sesuatu yang mengejutkan terjadi, Junghwan yang baru bangun itu malah menangis dan menolak untuk mencium tangan suaminya.
sang dominan sempat berlutut dan menunggu hingga tangis submisifnya mereda. namun karena dikejar waktu, Jeongwoo tak dapat berlama lama apalagi menunggu Junghwan mau membuka suara. dengan sangat berat hati dan terpaksa, kepala keluarga itu berangkat kerja tanpa pemuda manis yang biasanya mengantar ke teras.
jangan ditanya, di sela sela istirahatnya selama bekerja, sosok pria berbahu lebar itu terus mengirim pesan dan mencoba menelepon suami manisnya di rumah. sayangnya ponsel Junghwan justru tak aktif, sudah minta tolong kesana kemari pun tetap saja, Junghwan tak dapat dihubungi.
Jeongwoo bahkan meminta bantuan mertuanya-- papi Hyunsuk, untuk datang ke rumah dan mengecek apakah Junghwan baik baik saja. namun jawaban yang ditunggu tunggu dari Hyunsuk pun mengecewakan, Hyunsuk bilang bahwa tak ada yang menyahut ketika bel rumah dibunyikan. dan sang papi mencoba menenangkan Jeongwoo, meminta menantunya untuk tetap positive thinking. mungkin Junghwan sedang tidur terlelap karena kelelahan.
sekitar tiga sampai empat orang Jeongwoo perintahkan untuk datang ke rumahnya selama ia bekerja, namun tak satupun dari mereka memberi jawaban memuaskan. semuanya pasti berkata bahwa Junghwan tak dapat dihubungi. sementara Jeongwoo sendiri benar benar dalam posisi dirugikan, ia tak bisa meninggalkan pekerjaannya sekarang, namun disisi lain ia tak tahan ingin memastikan Junghwannya baik baik saja.
sungguhan, tak biasanya pria hamil itu seperti ini. ponsel Junghwan selalu aktif setiap saat, dan tak mungkin pemuda manis itu tidur seharian. tapi... melihat bagaimana Junghwan langsung menangis setelah bangun tidur dan enggan mengantarnya bekerja, Jeongwoo masih berpikir bahwa si manisnya mungkin sedang tak ingin diganggu seharian sehingga enggan membuka pintu ketika tamu datang.
hingga akhirnya pekerjaan di kantor dicukupkan untuk hari ini, Jeongwoo langsung bergegas pulang dengan hati tak sabar. pria itu pulang pukul enam petang, dan tak menemukan si manis kesayangannya di rumah. sontak, Jeongwoo panik. namun beruntungnya, tak lama setelah Jeongwoo mengambil kunci mobilnya Mashiho menelepon, memberi kabar bahwa Junghwan ada bersamanya dan sedang tak ingin bertemu Jeongwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
buas; iksan boys [end]
Fanfiction"makin kelakuan lo kaya anjing, makin gua gangguin ya Junghwan." "alah kelakuan lo sama hewan sendiri aja ga ada bedanya ngabers tolol." inilah mengapa pepatah bilang jangan terlalu membenci seseorang, nanti anakmu berwajah mirip seperti dirinya. la...