01. Lie

778 40 7
                                    

"Zhang Zeyu, aku ingin kamu berbohong kepadaku."

01

Bulan melengkung menggantung di cakrawala malam, dengan semburat bintang yang menghiasi sekitarnya.

Zhang Zeyu, menatap kerumunan di jalan melalui jendela besar, mengeratkan selimut putih yang membungkus sebagian tubuh nya.

Surai hitam legamnya basah, dan lengan kanan kemeja putihnya telah jatuh, memperlihatkan tulang selangkanya. Jari-jarinya yang ramping perlahan mengambil kotak perak di meja samping tempat tidur, membuka kotak perak dengan beberapa batang rokok yang tersusun rapi di dalamnya.

Dia mengambil sebatang rokok dan meletakkan rokok di antara kedua belah bibirnya. Tangan kirinya juga secara perlahan menyalakan pemantik yang menyulut puntung rokok.

Rasa pahit dan manis beradu padu bertabrakan di mulutnya, dan asap yang keluar secara bertahap mengikuti aliran angin menguarkan bau tembakau yang pekat.

Zeyu mengedipkan matanya, berhenti menghisap tembakau di bibirnya, dan mulai bekerja dalam pikirannya, mencoba menebak jenis apa rokok yang dia hisap.

"Harusnya sesuatu yang manis," gumam nya dengan suara serak yang rendah.

Zeyu menoleh dan melirik ke luar jendela, sungguh menyenangkan melihat pemandangan indah kota Chongqing dari gedung bertingkat tinggi, namun meski begitu, Zeyu tetap tidak bisa melupakan masalah di hatinya. Pertanyaannya adalah mengapa dia berakhir di sini? Di lubang hitam tanpa jalan keluar.

Pintu kamar di buka menampilkan sosok pemuda yang di balut dengan sweater putih dan celana training bewarna abu - abu. Ketika pemuda itu melihat wajah bingung Zeyu, dia tidak bisa menahan cemberut, dan menyapanya dengan senyuman dari kejauhan.

"Merokok tidak baik untuk kesehatanmu." Zhang Ji berjalan menuju pinggir kasur, ingin mengambil rokok yang terjepit di antara kedua belah bibir Zeyu, tapi dengan segera tangannya di tepis oleh Zeyu.

"Tangan mu terlalu bersih untuk menyentuh budak sepertiku," Zeyu berucap, dengan senyum yang terpatri di wajah nya.

Hati Zhang Ji tenggelam saat mendengar hal itu, itu benar apa ada nya, sekarang Zeyu tidak akan pernah menganggapnya sebagai teman, melainkan menganggap hubungan mereka sebagai seorang Tuan dan Budak.

Zhang Ji memejamkan matanya sejenak, berusaha menekan amarah di hatinya, sampai kapanpun Zhang Ji tidak akan bisa mengelak ucapan Zeyu.

"Lihat, kamu bahkan tidak bisa jawab." Zeyu terkekeh kecil, kembali mengisap rokok dan menghembuskan asap dari mulutnya, sengaja membuat asap rokok itu menerpa langsung wajah Zhang Ji.

Manis, walaupun hanya lewat gumpalan asap tapi Zhang Ji dapat merasakan kalau itu adalah sesuatu yang manis, dan pandangannya tetap tertuju pada bibir merah Zeyu.

"Zeyu lakukan satu hal untukku." Pandangan Zhang Ji masih belum teralihkan, berbeda dengan Zeyu yang menatapnya dengan bingung.

"Tentu saja, aku akan melakukan apa yang Tuanku katakan." Zeyu dengan sengaja menekankan ucapannya sendiri di dua kata terakhir, agar Zhang Ji menyadari bahwa hubungan mereka lebih rumit dari yang mereka bayangkan.

Tanpa aba - aba, Zhang Ji menahan tangan kanan Zeyu yang memegang rokok dan mencium bibir Zeyu. Lumatan demi lumatan sangat menyedihkan, ciuman ini bukan untuk nafsu tapi lebih seperti pelampiasan kesedihan, karena saat Zhang Ji melakukan ini, Zeyu tetaplah seorang Zeyu.

Setelah bertaut lama, Zhang Ji memundurkan kepala nya, nafas mereka saling beradu satu sama lain. Zhang Ji dapat melihatnya, tatapan Zeyu yang bahkan memandangnya dengan menjijikan.

"Zhang Zeyu, aku ingin kamu berbohong kepadaku." Zhang Ji mengelus pipi kanan Zeyu, dan tersenyum meremehkan.

Saat ini hati Zhang Ji berharap Zeyu akan mengatakan sesuatu yang menyenangkan, tapi harapan adalah harapan, dan Zeyu tidak akan memenuhi keinginan Zhang Ji.

"Aku mencintaimu, Zhang Ji," Zeyu mengucapkannya tanpa beban, api rokok di tangannya sudah padam sama seperti hatinya yang tidak akan pernah menyala.

Zhang Ji meringis kecil, hatinya sangat sakit mendengar kalimat yang keluar dari mulut Zeyu, dan sepertinya langit mendung penuh gemuruh juga ikut turut prihatin dengan keadaannya sekarang.

"Aku juga mencintaimu, Zhang Zeyu," Zhang Ji mengucapkannya dengan tulus, meskipun tahu Zeyu hanya akan menganggapnya sebagai angin lewat.

Zeyu tersenyum, mencondongkan tubuhnya ke depan dan menempelkan bibirnya kembali ke bibir Zhang Ji. Mereka saling menikmati perasaan bertaut satu sama lain, melahap rasa manis yang terukir di mulut kedua nya.

Mereka berdua tenggelam, dalam dasar kebohongan yang paling dalam.

- Lie -



Unlocked Character

Zhang Zeyu 20 yo The Guitarist

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zhang Zeyu
20 yo
The Guitarist





Zhang Zeyu 20 yo The Guitarist

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zhang Ji
20 yo
The Pianist







Survive In Chess - [Zhang Ji x Zhang Zeyu] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang