10. Chain

274 34 5
                                    

"Aku mencintaimu Zhang Zeyu."

- 10 -

Kicau burung dan sinar mentari membangunkan Zeyu dari tidurnya, di satu sisi ia merasakan sebuah tangan melingkari pinggangnya, dan ketika ia berbalik, ia menemukan Zhang Ji yang masih tertidur lelap.

Zhang Ji tampan, dengan hidung mancung dan kulit bersih, bahkan Zeyu bisa mencium aroma samar dari Zhang Ji.

"Zhang Ji, bangun." Zeyu dengan lembut mengelus punggung tangan Zhang Ji yang masih menempel di tubuhnya.

"Humm ..." Zhang Ji mendekati Zeyu, membenamkan kepalanya di leher Zeyu, dan bermain-main dengan surai hitamnya, membuat Zeyu sedikit tersenyum.

"Bangun, kita harus pergi ke kampus." Zeyu mengulurkan tangannya dan mengusap rambut Zhang Ji, meletakkan dagunya di atas kepala Zhang Ji.

"Tidak bisakah kita melewatkannya?" Suara teredam Zhang Ji terdengar, dan saat Zhang Ji berbicara, napas hangat menyembur ke leher Zeyu secara teratur.

"Aku tidak bisa, aku harus berlatih untuk mengalahkan band mu."

Zhang Ji merengek seperti anak kecil, memeluk Zeyu lebih erat, tidak ingin melepaskan Zeyu.

"Tidak, aku tidak mau."

Zeyu terkekeh, dia tidak menyangka dapat melihat Zhang Ji bertingkah seperti bayi.

"Ayo bangun dulu, kita harus ke kampus." Zeyu dengan lembut mencium rambut Zhang Ji, berniat membangunkan Zhang Ji.

"Oke." Zhang Ji akhirnya melepaskan Zeyu, bangun dari tidurnya, dan melihat ke arah Zeyu.

"Bisakah kita terus seperti ini?" Zhang Ji bertanya dengan lembut, entah kenapa, cahaya mata nya menjadi redup.

Senyum di wajah Zeyu tertahan, mengetahui apa yang ditanyakan Zhang Ji. "Tidak," Zeyu menjawab dengan suara rendah.

Sekeras apapun mereka mencoba untuk melupakan masalah, mereka tidak akan pernah bisa lepas.

Mungkin kejadian pagi ini hanyalah figura yang bisa mereka nikmati sebentar saja.

Zhang Ji beralih menahan Zeyu lagi, dia kembali memeluk Zeyu dan membenamkan kepala nya di leher Zeyu. "Aku mencintaimu, Zhang Zeyu."

Tidak ada jawaban dari mulut Zeyu, dan harapan Zhang Ji hancur berkeping - keping, Zeyu pasti tidak akan pernah membalas perasaannya.


































Mobil Zhang Ji berhenti di gerbang Universitas Chongqing, Zeyu pun memilih turun, dan berjalan maju tanpa menoleh ke belakang.

Zhang Ji menghela nafas, dan melaju kembali, jauh di lubuk hatinya, dia masih berharap sosok Zeyu bisa menerimanya lebih dalam.

Zeyu melirik ke kiri dan ke kanan, dan tanpa sengaja melihat Xinhao yang baru saja keluar dari kafetaria, memegang dua cangkir teh susu di tangan kiri dan kanannya.

Zeyu memeluk Xinhao dengan penuh kasih sayang, Xinhao tidak terkejut, tetapi hanya melirik Zeyu dari sudut matanya.

"Huft, festival hanya satu bulan lagi, dan kita baru akan berlatih hari ini," keluh Xinhao.

Zeyu berkata sambil tersenyum. "Kita memiliki Jiaxin, dia pasti bisa mengatasinya."

"Oh, tapi Zeyu, bukankah menurutmu ada yang aneh." Xinhao berhenti dan menghadap Zeyu.

Survive In Chess - [Zhang Ji x Zhang Zeyu] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang