15. Escape

207 36 1
                                    

"Aku tidak berniat membiarkan dia mati."

- 15 -

Zeyu menoleh ke Jiaxin yang sedang sibuk mengemudi. "Bolehkah aku membuka jendela, aku ingin merokok."

Jiaxin hanya mengangguk, dan masih tetap fokus menyetir. Mereka bahkan pergi sebelum pemenangnya di umum kan, ini semua di lakukan supaya semua berjalan sesuai rencana.

Zeyu menekan tombol, jendela perlahan diturunkan, dan angin malam yang segar bertiup ke dalam mobil, Zeyu mengeluarkan sebatang rokok dan mulai menyalakan pemantik.

"Kemana kita akan pergi?" tanya Zeyu, Jiaxin memang akan membawa nya pergi, tapi Zeyu tidak tahu kemana dia akan di bawa pergi.

"Kamu akan tahu nanti."

Zeyu hanya mengangguk, dia kembali melihat langit malam, sangat indah pikir nya. Dan bayangan tentang Zhang Ji di atas panggung tadi melekat di benak Zeyu.

Zeyu memejamkan mata nya sejenak, mengisap rakus tembakau dengan rasa yang menguar di setiap rongga mulut nya.

"Ada apa?" tanya Jiaxin, melirik ke arah Zeyu.

"Sedikit pusing," jawab Zeyu singkat, lalu mematikan rokok nya dan membuat puntung rokok keluar.

"Zhang Zeyu, bisakah kamu berjanji satu hal kepadaku?"

"Tentang apa?"

"Hiduplah dengan baik, dan jangan pernah kembali, bahkan jangan pernah mencari ku lagi."

Zeyu mengerutkan dahi nya. "Tenang saja."

Saat itu Zeyu belum tahu maksud Jiaxin, jadi dia hanya menganggap itu sebagai ucapan perpisahan.

Mobil milik Jiaxin melaju lebih cepat, membelah lautan jalan raya, dan semakin berjalan di tempat yang sepi.

Sudah sekitar satu jam mereka mengemudi, Zeyu melihat ke sekeliling, semua nya penuh dengan pohon besar, bahkan di samping kanan nya sekarang adalah jurang.

"Kau tidak ingin membunuhku, kan?" tanya Zeyu bercanda, berusaha mencairkan suasana canggung di antara keduanya.

Jiaxin tidak menjawab, diam-diam tersenyum, dan mempercepat laju mobil, yang membuat Zeyu menjadi panik.

"Apa yang kamu lakukan?" Zeyu menatap Jiaxin, tetapi Jiaxin tidak menghiraukan.

"Dengan begini, Zhang Ji akan menganggap mu mati."

Jiaxin berbelok tajam ke kanan, menyebabkan mobil jatuh ke jurang, kedua orang di dalam mobil hanya merasakan pecahan kaca mengiris kulit mereka.

Jurang itu begitu dalam bahkan Zeyu tidak bisa berpikir sama sekali karena kepalanya terbentur beberapa kali.

Ketika mobil jatuh ke dasar paling bawah, Zeyu masih berada di ambang kesadaran, dan samar-samar mendengar telepon berdering dari ponsel nya.

Dan telepon itu berasal dari Zhang Ji.





























"Terjadi kecelakaan di jalan xxxx pada pukul 20.00, korban masih belum di temukan, dan pencarian masih berlangsung di sekitar jurang dan sungai ... "

Zuo Hang mematikan televisi dan melirik Zhang Ji, raut wajah Zhang Ji tampak sangat suram.

"Tidak mungkin dia mati, kan?" Zhang Ji bertanya dengan lirih. Sudah dua hari di lakukan pencarian, tapi masih belum membuahkan hasil.

"Kemungkinan besar tubuhnya hanyut di sungai." Zuo Hang menjawab dengan santai, tanpa niat menghibur Zhang Ji.

Zhang Ji menatap tajam ke arah Zuo Hang. "Aku tidak berniat membiarkan dia mati."

Mungkin sekarang Zuo Hang menganggap nya gila karena mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal, tapi memang itu niat Zhang Ji, dia sama sekali tidak akan membiarkan Zeyu mati.

"Lalu? Jika dia ditemukan sudah tidak bernyawa, kamu akan mengubah Zeyu menjadi mayat hidup? Kalau iya, kamu gila, bukankah seharusnya kamu bahagia? Kenapa tidak rela melihat dia mati."

Zhang Ji menghela nafas, berbicara dengan Zuo Hang hanya akan membuatnya semakin frustasi. Pada saat ini, pintu terbuka, menampakkan sosok Zhixin dan Yuhan.

Zhixin menyerahkan amplop coklat besar kepada Zhang Ji, lalu duduk di samping Zuo Hang. Zhang Ji membuka amplop itu dan melihat beberapa dokumen dan foto di dalamnya.

Foto yang memperlihatkan Jiaxin dan Zeyu dengan pakaian serba hitam, Zhang Ji tentu sudah memperkirakan ini, dan di dalam hati nya dia benar - benar menganggap Jiaxin sebagai hama karena berani membuat Zeyu menghilang.

"Apakah Jiaxin juga tidak di temukan?" tanya Zhang Ji ke arah Zhixin.

"Kedua nya menghilang."

"Jurang itu sangat dalam, tidak mungkin mereka berdua bisa bertahan hidup, belum lagi jika ingin ke jalan utama, mereka harus memanjat jurang, kecuali mereka berenang melewati sungai." Yuhan memasang gestur seperti sedang berpikir.

"Itu benar, kemungkinan mereka hidup sangat kecil, tidak mungkin mereka berenang menyebrangi sungai, atau memanjat jurang untuk ke jalan utama, luka yang di sebabkan oleh kecelakaan mobil juga besar, dan tidak ada pilihan bagi mereka selain hanyut di sungai," timpal Zuo Hang, mulut nya penuh dengan anggur dan pipi nya sedikit mengembung.

Yuhan memberi isyarat kepada Zuo Hang untuk diam. Yuhan tahu bahwa Zuo Hang masih muda, jadi dia tidak terlalu memedulikan banyak hal, tapi menurut Yuhan, dia seharusnya tidak mengatakan hal seperti itu di depan Zhang Ji sekarang.

"Tapi, bagaimana menurutmu? Mengapa Zeyu dan Jiaxin pergi sebelum hasil nya di umumkan?" tanya Yuhan, mencoba mencerna pikiran Jiaxin dan Zeyu saat itu.

"Itu adalah kesempatan emas. Kita semua, termasuk aku, pasti hanya fokus untuk tampil di atas panggung. Saat itulah Jiaxin diam - diam membawa Zeyu pergi, karena kita tidak memperhatikan mereka," jelas Zhang Ji.

"Inti nya Zeyu ingin melarikan diri dari mu, kan? Jadi dia mengambil kesempatan saat kamu berada di atas panggung untuk pergi," saut Zuo Hang tanpa dosa, dan kali ini mendapat pukulan pelan di pundak nya dari Yuhan.

"Jadi menurutmu ada kemungkinan besar kalau jatuh ke jurang juga termasuk rencana mereka?" Zhixin seperti nya memilik pemikiran yang sama dengan Zhang Ji.

Zuo Hang memasang ekspresi tidak setuju, tiba - tiba Zuo Hang menjentikkan jari nya, membuat seluruh pasang mata di ruangan itu menatap ke arah nya.

"Ada apa?" tanya Yuhan berharap Zuo Hang mengatakan sesuatu yang bermanfaat.

"Sekalipun mereka ingin melarikan diri, jatuh ke jurang yang dalam adalah rencana paling bodoh, kecuali mereka ingin bunuh diri."

Apa yang dikatakan Zuo Hang tidak sepenuhnya salah, bahkan jika jatuh ke jurang yang curam sudah direncanakan, mereka berdua pasti tidak akan bisa menahan luka akibat kecelakaan, kecuali ada seseorang yang diam - diam membantu mereka saat itu.

Zhang Ji menghela nafas berat, melempar amplop beserta isinya ke atas meja, menggigit jarinya dengan gugup. Yuhan dan Zhixin pun berpikir kembali, apakah Jiaxin dan Zeyu benar-benar masih hidup?

Dan saat seluruh perhatian lepas dari nya, Zuo Hang tersenyum tipis, merasa senang karena berhasil menyangkal kecurigaan yang timbul dari Zhang Ji dan Zhixin.

- Escape -








Survive In Chess - [Zhang Ji x Zhang Zeyu] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang