19. After All

251 34 0
                                    


"Lama tidak bertemu, Zhang Zeyu."

-19-

Lima bulan kemudian, jejak Zeyu dan Jiaxin menghilang seolah ditelan bumi. Pencarian berhenti setelah satu bulan, dan keduanya secara resmi dinyatakan meninggal oleh polisi.

Dan juga, menurutmu apakah Zhang Ji akan berhenti mencarinya? Jawabannya tidak, dia hanya mengira Zeyu masih hidup.

Di sini, Zhang Ji berdiri di depan sebuah gedung yang memicu trauma masa lalunya karena kebakaran pada tahun itu.

"Ada apa ini?" Zuo Hang di samping Zhang Ji bertanya.

"Apakah kamu tahu kapan aku pertama kali melihatnya?" Zhang Ji bertanya dengan senyum pahit di bibirnya.

Zuo Hang tidak menjawab, hanya mengangkat alisnya, lagipula dia sudah tahu.

"Di sini." Zhang Ji menatap Zuo Hang, yang menatapnya dengan curiga.

"Ayo masuk."

Zuo Hang mengikuti langkah Zhang Ji, naik lift, dan berjalan ke lantai sembilan belas. Hanya ada satu ruangan di lantai sembilan belas, yang terletak di ujung lorong.

Zhang Ji membuka pintu di depannya, dan ruangan itu tidak lagi semewah sebelumnya, semuanya kosong kecuali sofa panjang di tengah ruangan. Zuo Hang melirik Zhang Junhao dan Zhu Zhixin yang duduk berdampingan di sofa.

"Jadi, bagaimana?" ​​Zhang Ji, yang duduk di sebelah Zhixin, bertanya.

"Zhang Zeyu mengubah identitasnya," jawab Zhixin.

Mendengar itu Junhao dan Zhang Ji tertawa renyah, Zhixin masih dengan ekspresi datar dan Zuo Hang yang tampak bingung.

"Lalu siapa namanya sekarang?" Junhao bertanya.

"Bukan Zhang Zeyu, tapi Tong Zeyu."

Zhang Ji mengangguk setengah mengerti, dan melirik Zuo Hang. "Apakah kamu tahu di mana Jiaxin?" Zhang Ji bertanya dengan tajam.

"Tidak— "

Perkataan Zuo Hang terpotong, karena Junhao sengaja melempar gelas kaca ke sisi kanan Zuo Hang, membuat Zuo Hang tertegun.

"Kamu terlalu pintar, tapi kamu juga terlalu bodoh."  Junhao menyela dengan dingin.

Zuo Hang tidak gentar ketika mendengar kata-kata itu, tetapi tersenyum puas. "Jadi, kamu sudah tahu," dia berkata dengan tenang.

"Apakah itu kamu? Kamu yang membantu Zeyu pergi." Kali ini Zhang Ji yang berbicara.

"Karena kamu sudah tahu, kenapa bertanya lagi?"

"Sial!" Junhao berdiri, berjalan di depan Zuo Hang, dan dengan kasar meraih dua kerah Zuo Hang.

"Berhenti!" Zhixin menyela. "Kita di sini bukan untuk bertengkar, tapi untuk mencari Zeyu."

"Junhao hentikan," perintah Zhang Ji, Junhao pun melepas cengkraman pada kerah Zuo Hang dan berbalik duduk di samping Zhang Ji.

"Jelaskan," Zhang Ji meminta Zuo Hang untuk menjelaskan yang sebenarnya.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan. Aku melakukan ini untuk Jiaxin," jawab Zuo Hang sambil meluruskan dasi di lehernya, yang berantakan karena Junhao telah menariknya sebelumnya.

"Zuo Hang, ayo buat kesepakatan," tutur Zhang Ji sambil mengetukkan jarinya di atas meja, setiap lekuk wajahnya penuh dengan ancaman.

"Atas dasar apa?" Tampaknya Zuo Hang masih memiliki cukup keberanian.

Zhang Ji terkekeh. "Kamu menculik Jiaxin, kan? Jika kamu bisa mendapatkan Zeyu kembali, aku akan menutup mata terhadap Jiaxin, oke? Tapi jika kamu menolak, aku juga akan mengambil Jiaxin darimu"

"Kamu mengancam ku?"

"Peringatan bukan ancaman," tegas Junhao.

"Persetan dengan peringatan atau ancaman, apa yang harus aku lakukan?"

"Kita lihat saja nanti." Setelah selesai berbicara, Zhang Ji terkekeh.

Mengenai hubungan antara Zhang Ji dan Zhang Junhao, setelah Zhang Zeyu pergi, keduanya memilih untuk bekerja sama dan meminta bantuan Zhu Zhixin.

Zhang Ji dan Zhang Junhao mencari Zhang Zeyu selama lima bulan, akhirnya pun menemukan Zeyu, dan juga menemukan identitas Zuo Hang, pelaku yang membantu Zeyu.




























Dalam lima bulan terakhir, kehidupan Zeyu benar-benar berubah, bisa dikatakan hidupnya jauh dari ancaman, meski mau tidak mau hatinya terasa hampa.

Sekarang dia bukan lagi Zhang Zeyu, melainkan Tong Zeyu. Atas saran Yukun, Zeyu memilih untuk mengubah identitasnya, karena menurutnya jika dia tetap menggunakan identitas aslinya, Zhang Ji akan dapat menemukan dirinya.

Namun, karena identitasnya yang tidak diketahui, Zeyu kesulitan mencari pekerjaan, jadi dia hanya bisa menerimanya di kafe malam. Ah, atau mungkin kata 'club malam' lebih cocok daripada kata 'cafe malam'.

"Tong Zeyu, pesanan ke meja 26."

"Baik." Zeyu mengambil nampan dengan beberapa gelas di atasnya, namun kegiatannya dihentikan oleh seseorang, yaitu rekan kerja nya.

"Ada apa?" tanya Zeyu dengan kening berkerut.

"Aku saja, kamu pergi ke lantai tiga."

Zeyu semakin bingung, dia tahu hanya ada ruang VVIP di lantai tiga, dan seharusnya Zeyu hanya di tugaskan di lantai satu.

"Tapi— ... "

"Oh, ayolah, cepatlah." Rekan kerja nya itu menepuk pundaknya dan menyuruh Zeyu pergi dengan cepat.

Zeyu datang dengan nampan di tangannya, ini pertama kalinya Zeyu datang ke lantai tiga setelah bekerja selama tiga bulan. Zeyu berhenti di sebuah ruangan di tengah dengan nomor '302' tertulis di atasnya.

Mengetuk pintu, namun tidak ada respon dari dalam, Zeyu memilih untuk masuk. "Maaf— ..." Kata-katanya terhenti tiba-tiba saat melihat sosok yang tidak asing lagi.

Zhang Ji berdiri membelakangi Zeyu, menghadap ke luar jendela, memegang segelas anggur di tangannya, dan melirik Zeyu dari sudut matanya.

Zeyu membeku di tempat, lidahnya mati rasa dan tidak mampu berkata-kata, karena tidak menyangka akan bertemu kembali dengan orang yang telah menjadi alasannya untuk pergi.

"Lama tidak bertemu, Zhang Zeyu." Zhang Ji berbalik dan berjalan menuju Zeyu.

Merasakan radar bahaya, Zeyu berbalik untuk pergi, tetapi dihentikan oleh Zhang Ji dan didorong ke dinding, menyebabkan nampan berisi gelas dan sebotol anggur pecah menodai lantai.

"Mungkin bukan Zhang Zeyu lagi, tapi Tong Zeyu." Zhang Ji terkekeh dan mengangkat dagu Zeyu, memaksa Zeyu untuk menatapnya.

Zeyu masih tidak menjawab, meskipun dia takut sekarang, dia masih menatap Zhang Ji dengan provokatif.

"Mengapa kamu pergi?" Zhang Ji bertanya, suaranya melembut.

Mendengar bahwa Zeyu tidak menjawab, Zhang Ji menjadi semakin marah. "Aku bertanya, sialan! Kenapa kamu pergi?" Zhang Ji dengan erat mencengkeram leher Zeyu.

Ia hanya merasa marah dan sedih, dan berharap Zeyu bisa menenangkannya. Namun melihat Zeyu menolak untuk melawan, Zhang Ji memilih untuk membiarkan Zeyu pergi. Segera setelah itu, Zeyu menghirup oksigen sebanyak mungkin.

"Zeyu maafkan aku, aku— "

"Cukup, kan?" Zeyu menatap Zhang Ji dengan mata berair. "Kalau begitu aku pergi," Zeyu berjalan keluar, meninggalkan Zhang Ji dengan penuh penyesalan.

Dan hanya ada satu hal yang melekat di pikiran Zhang Ji sekarang, Zhang Zeyu tidak mencintai nya lagi.

Dan setelah semua nya, hanya ini yang bisa Zhang Ji dapat, penolakan dari Zhang Zeyu.

- After All -










Survive In Chess - [Zhang Ji x Zhang Zeyu] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang